Jakarta -
Salah satu kisah cinta paling tragis adalah tentang Raja Pedro dari Portugal dan Ines de Castro. Hubungan mereka berakhir tidak sesuai harapan dan Ines berakhirnya meregang nyawa.
Kisah itu berawal pada abad ke-14 ketika Pangeran Pedro, putra Raja Afonso IV merupakan pewaris takhta Portugis bertemu dengan Putri Constanca dari
Kerajaan Kastilia. Ayahnya meminta Pedro yang saat itu masih berusia 19 tahun untuk menikahi Constanca pada 1340 demi membangun aliansi.
Namun sebenarnya Pedro jatuh cinta dengan salah satu pelayan Constanca, namanya Ines de Castro. Ines pun membalas cinta sang pangeran, sehingga mereka menjalin hubungan rahasia.
Dikutip dari
portuguesediner.com, Ratu mencoba mengakhiri perselingkuhan tersebut dengan menjadikan Ines sebagai ibu baptis untuk anak-anaknya, tapi gagal. Raja Afonso IV pun sangat murka dan memulangkan Ines kembali ke Kastilia pada tahun 1344. Namun jarak tidak mengakhiri cinta keduanya. Pedro bahkan sering mengunjung Ines di Kastilia.
Dan ketika Constanca meninggal saat melahirkan anaknya, Pedro membawa kembali kekasihnya ke Portugal dan menempatkannya di Coimbra. Mereka lebih dekat dari sebelumnya hingga memiliki empat anak. Dia ingin meresmikan hubungannya dengan Ines dan menjadikannya Ratu yang sah kelak. Tetapi Raja Afonso IV menentangnya.
Ketika Pedro pergi, Raja Afonso IV berniat mengakhiri hubungan putranya dengan Ines. Dia memutuskan membunuh wanita tersebut. Dan pada 7 Januari 1355, Raja mengirim tiga orang anggota kerajaan ke Coimbra untuk mengakhiri hidup Ines. Pembunuhan terjadi di Santa Clara-a-Velha.
Pedro yang mengetahui kabar tersebut menjadi murka dan menyatakan perang dengan ayahnya sendiri. Akibatnya, meletus perang antara anak dan ayah di negara itu selama dua tahun sampai akhirnya sang Ratu, ibu Pedro mengatur gencatan senjata.
 Makam Raja Perdro/Foto: Getty Images/Naeblys |
Pedro diminta bersumpah untuk tidak memburu orang-orang yang telah membunuh Ines. Namun Pedro tak pernah memaafkan ayahnya. Ketika ayahnya mangkat pada tahun 1357, Pedro berubah pikiran. Dia memburu para pembunuh Ines dan membunuh dengan tangannya sendiri.
Pedro juga menggali kuburan Ines di Biara Santa Clara. Membangunkannya sebuah makam kerajaan dan menobatkan Ines sebagai Ratu. Dia mengklaim bahwa mereka telah menikah secara rahasia sebelum kepergiannya.
Bahkan semua anggota kerajaan diminta untuk mencium tangan Ines dan bersumpah setia kepada Ratu mereka. Dikutip dari
Daily Art Magazine, Ines menjadi satu-satunya Ratu yang dinobatkan setelah kematiannya.
Setelah itu, dia memerintahkan supaya makamnya dibangun bersebelahan dengan makam Ines kelak. Dia ingin tetap berdampingan dengan Ines selamanya.
Makam mereka dibangun sekitar tahun 1358-1367. Makam tersebut terletak di Mosteiro de Alcobaca seperti yang diinginkan Raja Pedro. Makam mereka sempat dipindahkan ke ruang makam dari sebelumnya di sebelah selatan. Namun sejak abad ke-20, makam mereka tidak lagi saling berdampingan tapi berhadapan. Makam Ines di sebelah utara dan Pedro di sebelah selatan.
Di atas makam mereka, dibuat patung Raja Pedro dan Ines dalam gaya
gothic dan keduanya diberi mahkota. Sementara di sekeliling mereka, ada enam malaikat di setiap makam yang tampak merapikanÂ
pakaian mereka dan mengangkat kepala sedikit lebih tinggi seolah ingin membuat tidur mereka lebih nyaman.Â
Bunda bisa simak video cerita cinta Adilla diperistri Indra Bekti:
[Gambas:Video Haibunda]
(jue/jue)