Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

7 Negara Dipimpin Wanita Dinilai Sukses Tangani Corona, Ini Faktanya

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Selasa, 14 Apr 2020 12:21 WIB

7 negara yang dipimpin oleh wanita ini dinilai sukses menangani wabah Corona. Seperti apa sepak terjang mereka? Bunda simak fakta berikut ini.
Jacinda Ardern/ Foto: Reuters/Instagram
Hingga kini, penyebaran virus Corona atau COVID-19 masih mengancam dunia. Banyak negara berlomba untuk menyelamatkan warganya, Bunda. Termasuk tujuh negara berikut, yang masing-masing dipimpin oleh wanita.

Belakangan, di media sosial beredar informasi bahwa tujuh negara ini dinilai memberi respons terbaik dalam menangani pandemi Corona. Ketujuh negara itu adalah Jerman, Selandia Baru, Norwegia, Finlandia, Denmark, Taiwan dan Islandia.


Data ini cukup menarik perhatian publik, sebab ketujuh negara tersebut dipimpin oleh wanita. Lalu siapa saja mereka? Dikutip berbagai sumber, berikut fakta-faktanya:

1. Selandia Baru

Selandia Baru telah melakukan lockdown nasional sejak 25 Maret 2020 untuk meratakan kurva COVID-19. Lockdown selama satu bulan itu diumumkan Perdana Menteri Jacinda Ardern. Keputusan ibu satu anak ini menuai pujian dari negara-negara lain di dunia.

Menurut Kementerian Kesehatan Selandia Baru, ada total 1.064 kasus COVID-19 yang dilaporkan pada 13 April, dan 15 kasus baru dilaporkan dalam 24 jam terakhir. Sebanyak lima orang meninggal dunia dan 546 pasien telah sembuh. Demikian mengutip The Online Citizen, Senin (13/4/2020).

Klik next untuk lihat fakta lainnya.

Simak juga fakta dan data seputar COVID-19, di video berikut ya.

[Gambas:Video Haibunda]

Jerman

Angela Merkel/ Foto: DW (News)

2. Jerman

Negara Jerman menjadi salah satu negara dengan kasus positif COVID-19 terbanyak di Eropa. Meski begitu, angka kematian di negara ini terbilang rendah.

Dilansir Forbes, Konselor Jerman Angela Merkel berbicara lebih awal tentang kemungkinan masalah COVID-19 ini serius untuk ditangani dan bisa menginfeksi 70 persen populasi negaranya. Jerman lalu melakukan tes COVID-19 lebih awal sebagai upaya pencegahan.

3. Islandia

Islandia berada di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Katrin Jakobsdottir. Sebagai pemimpin, dia menawarkan pengujian virus Corona secara gratis untuk semua warganya.

Proporsional dengan jumlah populasinya, negara Islandia telah melakukan skrining lima kali lebih banyak dibandingkan Korea Selatan. Negara ini juga membuat sistem pelacakan menyeluruh tanpa harus menutup sekolah.

4. Finlandia

Sanna Marin menjadi pemimpin termuda yang terpilih memimpin Finlandia sebagai Perdana Menteri. Saat ini, ia menggunakan influencer media sosial sebagai agen utama memerangi krisis COVID-19.

Marin menyadari, tidak semua orang membaca media, maka dia mengundang influencer dari segala usia untuk menyebarkan informasi. Sebagai pemimpin milenial, wanita 34 tahun ini meminta influencer menyebarkan fakta tentang pengelolaan pandemi, Bunda.

Cek halaman selanjutnya ya, Bun.

Norwegia

Erna Solberg/ Foto: Reuters

5. Norwegia

Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg, memiliki ide unik dan inovatif untuk mengedukasi masyarakat tentang COVID-19. Ia menggunakan televisi untuk berbicara langsung dengan anak-anak di negaranya.

Solberg mengadakan konferensi pers tanpa orang dewasa. Dia menjawab pertanyaan anak-anak dari seluruh negeri, meluangkan waktu untuk menjelaskan agar anak-anak tak usah takut. Inovasi ini dianggap sederhana dan manusiawi.

6. Taiwan

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen bergerak cepat untuk mengatasi krisis Corona. Pada Januari lalu, dia sudah memperkenalkan 124 langkah untuk memblokir penyebaran virus Corona tanpa harus lockdown.

Presiden pertama wanita di Taiwan ini telah mengirimkan 10 juta masker ke Amerika Serikat dan Eropa. Disebutkan CNN, Tsai Ing-wen menjadi pemimpin terbaik di dunia dalam menjaga pandemi ini tetap terkendali, terbukti hanya ada enam kasus kematian.

7. Denmark

Denmark menjadi negara yang terdampak buruk COVID-19 setelah negara Italia. Namun, kini Denmark sudah mulai melonggarkan aturan, Bunda. Perdana Menteri Mette Frederiksen mengatakan, Denmark akan membuka kembali layanan daycare dan sekolah pada 15 April, namun dengan hati-hati.

"Jika kita membuka Denmark terlalu cepat, risiko infeksi bisa meningkat terlalu tajam dan kemudian kita harus menutup lagi," kata Frederiksen, melansir dari Business Insider.

Negara ini menggunakan strategi 'penahanan' yang dilakukan polisi didasarkan dengan diagnosis cepat, pelacakan kontak, karantina, dan mengevaluasi yang berisiko. Jika virus menyebar, Denmark melakukan strategi mitigasi, yakni melarang pertemuan besar dan melindungi orang-orang yang paling rentan.


(ank/muf)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda