Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Mengenal Sosok Rufaida Al Aslamia, Perawat Wanita Muslim Pertama Dunia

Kurnia Yustiana   |   HaiBunda

Jumat, 24 Apr 2020 02:00 WIB

Ilustrasi padang pasir
Ilustrasi padang pasir/ Foto: Getty Images/iStockphoto/bluebeat76
Jakarta -

Rufaida Al Aslamia merupakan sosok wanita tangguh dalam sejarah Islam. Dialah perawat wanita Muslim pertama, sekaligus dokter bedah pertama dalam dunia Islam.

Wanita kaum Ansor itu diperkirakan lahir pada 570 Masehi dan tumbuh besar di Madinah, Arab Saudi. Ayahnya, Saad Al Aslami adalah seorang dokter.


Dilansir dari Saudi Gazette, Jumat (24/4/2020), Rufaida termasuk dalam orang-orang pertama yang menganut Islam di Madinah. Bersama para wanita kaum Ansor lainnya, dia berkontribusi dalam penyambutan Nabi Muhammad SAW di Madinah.

Punya ayah dokter, Rufaida yang pandai pun ikut tertarik mempelajari dunia kesehatan. Dia dengan senang hati merawat dan membantu pengobatan orang sakit.

Keahliannya ini semakin dipertajam dengan menangani banyak pasien dengan beragam penyakit. Begitu pula ketika peperangan terjadi, Rufaida mengabdikan dirinya untuk merawat orang-orang yang terluka.

Wanita tangguh itu turut serta dalam Perang Badar sebagai perawat, serta beberapa peperangan lainnya seperti Perang Uhud, Khandaq dan Khaibar.

Dia tidak sendiri. Rufaida berinisiatif melatih sekelompok wanita untuk menjadi perawat. Saat peperangan, Rufaida memimpin para wanita ini supaya sigap menolong prajurit yang terluka.

Keikutsertaannya dalam perang ini setelah meminta izin terlebih dahulu kepada Nabi Muhammad SAW. Misalnya saja saat Nabi Muhammad SAW bersiap Perang Khaibar, Rufaida meminta izin apakah boleh ikut di garis belakang perang untuk mengobati para pejuang.

Setelah diizinkan, Rufaida segera bersiap. Dia pun melakukan tugasnya dengan sangat baik.

Ketika Perang Khandaq, Saad bin Muaath terluka cukup serius. Nabi Muhammad SAW pun meminta Rufaida untuk mengobatinya di rumah sakit dalam tenda yang telah disiapkan. Wanita itu mengobatinya hingga sembuh.

Setelah peperangan usai, perempuan Muslim itu melanjutkan kegiatan sosialnya menolong pasien yang membutuhkan. Rufaida juga senang hati membantu anak-anak yatim piatu, cacat dan miskin hingga akhir hayatnya.

Kisah inspiratif tentang ketangguhan dan kehebatan Rufaida dalam dunia keperawatan diceritakan dari generasi ke generasi. Di Pakistan, namanya pun diabadikan menjadi nama sebuah gedung Aga Khan University.


Simak juga video cerita Wirda Mansur sempat terbebani titel 'anak ustaz':

[Gambas:Video Haibunda]



(kuy/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda