Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Malala Pejuang Pendidikan Pakistan, Kepala Ditembak & Nyaris Meregang Nyawa

Muhayati Faridatun   |   HaiBunda

Kamis, 07 May 2020 06:30 WIB

SAN FRANCISCO, CA - NOVEMBER 07:  Susan Wojcicki speaks at the GLAAD Gala at the Hilton San Francisco on November 7, 2015 in San Francisco, California.  (Photo by Kimberly White/Getty Images for GLAAD)
Malala Yousafzai, pejuang pendidikan Pakistan/ Foto: Getty Images
Jakarta - Malala Yousafzai, gadis muda Pakistan yang berani menentang Taliban. Putri pasangan Ziauddin Yousafzai dan Toor Pekai Yousafzai ini lahir di Swat, 12 Juli 1997. Orang tuanya merupakan muslim dari etnis Pashtun, yakni suku asal Afganistan.

Gejolak jiwa muda Malala menuntunnya untuk memperjuangkan hak anak perempuan Pakistan mengenyam pendidikan. Ia berani menentang Taliban,
gerakan yang dibentuk pada September 1994 dan secara internasional dikecam oleh organisasi hak asasi manusia, juga kelompok-kelompok feminis.


"Mereka bisa mencegah kami sekolah, tapi tidak bisa melarang kami untuk terus belajar," ucap Malala, yang tertulis dalam Diary of Gul Makai.

Hari-hari Malala dipenuhi ketakutan. Satu hari dalam perjalanan pulang dari sekolah, ia mendengar seorang pria mengatakan, 'Aku akan membunuhmu'. Ia kemudian mempercepat langkah. Setelah beberapa saat, ia menengok ke belakang dan pria itu masih ada.

"Tapi, saya sangat lega, dia sedang berbicara di ponsel dan pasti mengancam orang lain melalui telepon," kenang Malala, dikutip dari BBC.

Namun, tragedi yang ditakutkan terjadi pada 9 Oktober 2012. Usai mengikuti ujian sekolah, Malala pulang menumpang bus. Saat melintasi Distrik Swat, seorang pria Taliban bersenjata menyerang bus yang ditumpangi Malala. Tak disangka, pria itu melepaskan peluru tepat di kepala Malala.

Seperti dilansir Wikipedia, dua gadis lain di dalam bus juga menjadi sasaran penembakan. Sayangnya, pria Taliban bersenjata itu berhasil melarikan diri. Diketahui, aksi tersebut merupakan upaya pembunuhan terhadap Malala.

Malala YousafzaiMalala Yousafzai/ Foto: REUTERS/Saiyna Bashir
Gadis yang baru berusia 15 tahun ketika itu tak sadarkan diri, lalu dibawa ke Institut Kardiologi Rawalpindi dalam kondisi kritis. Setelah keadaannya membaik, ia kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Queen Elizabeth di Birmingham, Inggris.

Ya, upaya pembunuhan ini buntut dari kegigihan Malala memperjuangkan hak pendidikan bagi anak perempuan di Pakistan. Beberapa minggu setelah kejadian penembakan itu, tak kurang dari 50 ulama terkemuka di Pakistan mengeluarkan fatwa terhadap siapa saja yang mencoba membunuh Malala.

Perjuangan Malala menjadi sorotan hingga mendapat dukungan dari dunia internasional. Salah satu media Jerman, Deutsche Welle, bahkan menyebut Malala sebagai remaja paling terkenal di dunia. Ia lalu dikenal sebagai aktivis pejuang hak pendidikan.

Pada 2013, Malala bekerja sama dengan Shiza Shahid, salah seorang penulis best seller dunia. Mereka menulis buku I Am Malala dan mendirikan yayasan Malala Fund yang berbasis di Birmingham. Lalu bersama Kailash Satyarthi dari India, Malala menerima Penghargaan Nobel Perdamaian (Nobel Peace Prize) 2014.

Di usia 17 tahun, Malala tercatat sebagai peraih Nobel termuda. Kisahnya pun diabadikan dalam film dokumenter He Named Me Malala. Dan secara berturut-turut pada 2013, 2014, 2015, majalah Time memasukkan nama Malala sebagai salah satu sosok paling berpengaruh di dunia.

Satu hikmah di balik tragedi penembakan di kepala, Malala akhirnya mendapat kesempatan menimba ilmu di Edgbaston High School, sekolah khusus perempuan di Inggris, sepanjang 2013 - 2017. Ia lalu melanjutkan studi di Oxford mengambil jurusan Filsafat, Politik, dan Ekonomi.


Bunda, simak juga cara pasangan selebriti Shahnaz Haque dan Gilang Ramadhan, dalam mendidik anak agar bertanggung jawab. Di video Intimate Interview berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda