Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Kisah Aryo & Anaknya yang Penyintas COVID-19, Diintimidasi Warga Sekitar

Siti Hafadzoh   |   HaiBunda

Sabtu, 30 May 2020 22:00 WIB

People problems, poverty.
Ilustrasi penyintas COVID-19/ Foto: Getty Images/iStockphoto/kieferpix
Jakarta -

Menjadi pasien COVID-19 ternyata tak hanya menyerang fisik, tapi juga psikis. Hal inilah yang dirasakan Aryo, mantan pengidap COVID-19 dan dulu berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG).

Semua ini bermula ketika ayah mertua Aryo berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) pada 15 Maret lalu. Setelah itu, Aryo bersama 10 anggota keluarganya menjalani karantina mandiri di rumah.

Lima hari menjalani isolasi mandiri, pihak Puskesmas datang ke rumah Aryo. Hasilnya, dari 10 orang keluarganya, 5 positif corona, termasuk Aryo dan anak bungsunya yang baru berusia 4 bulan.

"Untuk tesnya sendiri, kita dapat tes itu dua kali Swab, mereka dua kali ke rumah," ujar Aryo ketika dihubungi HaiBunda pada Sabtu (30/5/2020).

Karena statusnya sebagai OTG, Aryo dan keluarganya tidak ke rumah sakit. Hanya ayah mertuanya yang menjalani perawatan di rumah sakit hingga saat ini.

Tinggal di kawasan padat penduduk di daerah Matraman menjadi tantangan tersendiri bagi Aryo dan keluarganya. Mereka beberapa kali mengalami intimidasi dari warga sekitar, Bunda.

Mereka sempat diminta pindah dari kontrakan. Pemilik kontrakan menemui RW setempat untuk meminta Aryo dan keluarganya pindah sementara. Tapi, Aryo masih memaklumi kekhawatiran pemilik kontrakan.

Bukan hanya Aryo, keluarganya juga merasakan hal yang sama. Anak sulungnya yang baru berusia 9 tahun mengalami intimidasi dari warga sekitar.

"Anak saya dapatnya secara langsung waktu belanja ke warung. Ada orang, enggak ngomong sih, cuma ngasih gestur enggak enak ke anak saya. Anak saya ngadu ke saya," ujarnya.

Kondisi Aryo dan keluarganya saat ini sudah pulih, Bunda. Ia mengungkapkan, pasien corona membutuhkan dukungan dari orang-orang sekitarnya, terutama tetangga.

"Walaupun enggak bisa bantu, tanya kabar. Kalau memang takut buat interaksi, mendingan diam. Toh, juga nanti RT dan RW setempat membantu. Jadi, jangan tambahin beban korban COVID-19 itu dengan omongan kita yang enggak benar," tegasnya.

Lihat juga perubahan restoran di era new normal berikut ini, Bunda.

[Gambas:Video Haibunda]

(sih/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda