Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Haru! Kisah Pria Panjat Tembok RS Tiap Hari Demi Lihat Ibunda yang Positif Corona

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 21 Jul 2020 08:52 WIB

Pria Palestina Rela Panjat Tembok RS Demi Ibu
Haru! Kisah Pria Panjat Tembok RS Tiap Hari Demi Lihat Ibunda yang Positif Corona/ Foto: Twitter
Jakarta -

Perasaan sedih, khawatir selalu muncul ketika orang terkasih sedang sakit. Seorang pria asal Hebron, Palestina rela memanjat jendela rumah sakit untuk memastikan bahwa ibunya, yang terinfeksi COVID-19, mendapatkan perawatan dan perhatian sebaik mungkin, Bunda.

Foto dan video Jihad Al-Suwaiti duduk di dekat jendela rumah sakit itu viral dan menyentuh hati para pengguna media sosial. Pria berusia 30 tahun dilaporkan berada di sana selama berjam-jam setiap hari, sampai ibunya, Rasma Salama menghembuskan napas terakhirnya, pada 16 Juli.

"Dia memanjat pipa agar bisa memantau ibunya yang berada di lantai dua rumah sakit ini," kata seorang pejabat rumah sakit setempat, dilansir portal berita Astro Awani.

"Dia menghabiskan sebagian besar harinya di sana, mengamati kondisi ibunya dari luar jendela, sebelum turun ketika dia yakin bahwa ibunya tertidur lelap," ujar pejabat rumah sakit itu.

Kakak dari Jihad, Rasmi mengatakan bahwa meskipun dilarang melakukannya oleh rumah sakit karena alasan keamanan, adiknya itu tetap keras kepala.

"Jihad adalah anak bungsu dan memang dekat dengan ibu, apalagi setelah kematian ayah kita 15 tahun lalu," kata Rasmi.

"Ibu mengidap leukemia dan didiagnosis menderita COVID-19 beberapa minggu yang lalu. Ketika diberitahu tentang kematian ibunya, Jihad marah dan tidak percaya. Tapi sekarang dia sepertinya bisa menerima pernyataan itu," ujar sang kakak.

Pria Palestina Rela Panjat Tembok RS Demi IbuPria Palestina Rela Panjat Tembok RS Demi Ibu/ Foto: Twitter

Soal anak yang mendampingi orang tuanya saat sakit, terutama jika penyakit yang diidap cukup parah, pastinya ada emosi negatif yang dirasakan. Demikian disampaikan psikolog anak dan keluarga dari Tiga Generasi, Marcelina Melissa, yang akrab disapa Lina.

"Emosi negatif seperti sedih dan cemas lumrah dirasakan. Memang, sebagai anak atau keluarga tentunya sudah menjadi kewajiban kita untuk mendampingi ortu, termasuk merawat ketika sedang sakit," kata Lina, saat berbincang dengan HaiBunda.

Ya, meskipun kadang kala anak harus menjadi sosok pengambil keputusan ketika orang tuanya sakit, sedangkan dia sendiri tengah mengalami berbagai macam perasaan. Dalam situasi seperti ini, kata Lina si anak juga harus berpikir rasional.

"Nah, untuk menguatkan orang tua yang sedang sakit, anak seringkali tampil sebagai sosok yang kuat. Tujuannya untuk memberikan dukungan moril serta suasana agar orang tua dapat lebih optimistis dan berpikir positif," tambah Lina.

Tapi ingat, Bun. Ketika kita merawat orang tua yang sedang sakit tetap harus memperhatikan keadaan fisik dan mental. Lina berpesan, pastikan diri sendiri juga cukup istirahat dan memiliki tempat untuk berkeluh kesah saat mendampingi orang tua ketika sakit.

Simak juga asupan alami untuk meningkatkan daya tahan tubuh:

[Gambas:Video Haibunda]



(aci/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda