TRENDING
Mengenal Happy Hypoxia, Kondisi yang Ternyata Mengancam Nyawa Pasien Corona
Yuni Ayu Amida | HaiBunda
Senin, 07 Sep 2020 18:41 WIBBeberapa pasien COVID-19 belakangan ini didapati mengalami silent hypoxemia atau lebih dikenal happy hypoxia. Kondisi yang disebut-sebut bisa mengancam keselamatan pasien karena sifatnya fatal. Sebenarnya apa itu happy hypoxia?
Melansir Medical News Today, hipoksemia didefinisikan sebagai penurunan tekanan parsial oksigen dalam darah. Ketika kadar oksigen darah mulai berkurang, seseorang mungkin mengalami sesak napas, yang juga disebut dispnea. Jika kadar oksigen dalam darah terus menurun, organ-organ mungkin mati, dan masalahnya menjadi mengancam nyawa.
Sementara itu, silent hypoxemia atau happy hypoxia adalah kurangnya kadar oksigen dalam darah namun tidak disertai gejala atau keluhan pada organ tubuh lain. Nah, beberapa pasien virus Corona dengan happy hypoxia tidak mengalami tanda atau ciri bahwa kadar oksigen dalam tubuh mereka telah turun ke tingkat berbahaya, jadi meskipun saturasi oksigen mereka di bawah 90 persen, mereka tetap bisa bernapas normal.
"Silent hypoxemia terjadi pada pasien virus corona ketika ada area paru-paru di mana ventilasi cukup normal, tetapi ada beberapa penyakit sehingga mereka memiliki kadar oksigen yang lebih rendah," kata dr.David Hill, spesialis paru di Waterbury dan juru bicara American Lung Association, dilansir Today.
"(Pasien-pasien ini) akan tetap memiliki fungsi paru-paru yang cukup baik dalam hal bagaimana paru-paru bergerak sehingga mereka mampu mengeluarkan karbon dioksida dengan baik sehingga mereka tidak mengalami sesak napas," tambahnya.
Lebih lanjut, menurut dr. Udit Chaddha, asisten profesor paru dan perawatan kritis di Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York happy hypoxia sebenarnya bukanlah hal baru atau spesifik untuk virus Corona. Chaddha biasanya menemukan antara dua dan empat dari 10 pasien Corona mengalami happy hypoxia sampai batas tertentu.
Ketika pasien dengan happy hypoxia mendapat perawatan medis, mereka biasanya mengalami gejala virus Corona selama lima hingga tujuh hari, kata Hill. Sementara itu waktu 'terburuk' untuk hipoksemia, diam atau tidak, pada pasien virus Corona adalah sekitar hari ke 10 infeksi.
Para ahli ini sepakat bahwa tidak ada karakteristik atau kriteria yang menentukan apakah seseorang berisiko lebih tinggi mengalami happy hypoxia. Mereka dapat dirawat dengan ventilator, tetapi biasanya strategi lain didahulukan, seperti dengan mesin CPAP atau menyesuaikan posisi tubuh.
Lalu, apa dampak happy hypoxia pada tubuh?
Chaddha menekankan bahwa adanya happy hypoxia tidak menentukan prognosis pasien virus Corona. Misalkan pasien A mengalami happy hypoxia, sedangkan pasien B hipoksemia, tidak berarti pasien A lebih buruk daripada pasien B, atau sebaliknya.
"Ini tidak berarti bahwa pasien A akan mengalami hal buruk atau baik, atau pasien b akan mengalami hal buruk atau baik. Jika pasien B lebih sesak napas, mungkin berarti ada hal lain yang terjadi," paparnya.
Hanya saja happy hypoxia ini bisa berbahaya jika pasien tidak segera ditangani. Biasanya seseorang yang mengalami hypoxia akan menunjukkan gejala seperti sesak napas, gelisah, hingga tubuh melemah, sebelum kondisi makin memburuk. Sementara yang mengalami happy hypoxia seolah-olah bisa mentolerir kondisi tubuhnya, jadi tidak terlihat gejala penurunan oksigen, sampai nantinya kondisi memburuk.
Itu sebabnya Chaddha merekomendasikan untuk selalu memantau kadar oksigen tubuh, entah itu menggunakan alat ataupun pemeriksaan ke rumah sakit, terutama untuk yang mengalami Corona. Hal ini agar jika terjadi happy hypoxia, maka cepat ditangani.
Simak juga tips aman ngantor di masa pandemi dalam video ini:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Pasangan Ini Kritis Akibat COVID-19, Dahulu Anggap Corona Hanya Konspirasi
Ini Daftar Zona Merah COVID-19 di Pulau Jawa-Bali Bunda
China Lockdown 11 Juta Warga Shijiazhuang, Dilarang Keluar Kota & Sekolah Ditutup
Bintang Film Harry Potter Ungkap Bayinya Positif COVID-19
TERPOPULER
30 Nama Anak dengan Arti Nama Kemenangan Sejati dalam Alkitab
5 Kisah Kehamilan Langka Sepanjang 2025, dari Ektopik hingga Rahim Buatan
Kenapa Ayah di Atas Usia 30 Lebih Sering Merasa Kelelahan dan Tertekan? Ini Faktanya
7 Cara Mengatasi Nyeri Ulu Hati saat Hamil
Amerika Perbarui Aturan di Bandaranya, Ibu Menyusui Kini Lebih Mudah Bepergian
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomedasi Susu Program Hamil untuk Dukung Keberhasilan Promil
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
Review Eomma Head to Toe Happiness, Sampo & Sabun Mandi untuk Perawatan Bayi
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
5 Rekomendasi Lipstik Warna Muted, Ada Pilihan Bunda?
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
PROTERAL Junior, Solusi Nutrisi untuk Si Kecil yang Suka Pilih-pilih Makan
Tim HaiBundaREKOMENDASI PRODUK
Rekomendasi Wipes untuk Membersihkan Mulut Bayi, Praktis dan Aman Sejak Dini
Tim HaiBundaTERBARU DARI HAIBUNDA
Sederet Penyanyi Ini Bagikan Kabar Kehamilan di Tahun 2025, Ada yang Jarak Kehamilannya Dekat
Kisah Tragis Keluarga Pelatih Valencia, Jadi Korban Kapal Tenggelam di Labuan Bajo saat Libur Natal
30 Nama Anak dengan Arti Nama Kemenangan Sejati dalam Alkitab
5 Kisah Kehamilan Langka Sepanjang 2025, dari Ektopik hingga Rahim Buatan
Awet Muda! Ini 5 Potret Ariyo Wahab bersama Istri & 3 Anak Perempuan
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Anak Ungkap Kondisi Jaja Mihardja Usai Jalani Perawatan di Rumah Sakit
-
Beautynesia
3 Makanan "Sehat" yang Justru Bikin Berat Badan Susah Turun Menurut Ahli Gizi
-
Female Daily
IKEA Indonesia Gelar Acara Musik di Showroom untuk Pertama Kalinya!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Kisah Tragis Ibu Dibakar Hidup-hidup di Depan Anak Oleh Suami Sendiri
-
Mommies Daily
Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Catat Tanggalnya!