Wanita asal Ohio ini mengalami kondisi langka yang membuatnya terlihat lebih tua dari usia aslinya. Di usianya yang ke-43, ia terlihat seperti seorang nenek.

Wanita tersebut ialah Tiffany Wedekind, ia mengalami kondisi langka yang disebut progeria. Kondisi ini membuatnya menjadi menua delapan kali lebih cepat dari orang pada umumnya.

Progeria sendiri biasanya membuat pengidapnya tak bisa bertahan atau meninggal pada usia 15. Namun Tiffany berhasil hidup hampir tiga kali lebih lama, meskipun selama ini ia harus mengalami kerutan dini, rambut rontok, hingga kerusakan gigi.

"Saya menua jauh lebih cepat daripada orang lain dan sejujurnya, saya tidak yakin mengapa saya hidup begitu lama, lebih lama dari orang lain dengan progeria. Saya pikir itu mungkin karena saya menjaga diri saya sendiri," ungkap Tiffany, dilansir Metro.

Dalam menjalankan hidupnya, Tiffany menekuni yoga. Ia pun menyebut yoga dan olahraga lainnya sebagai salah satu yang membantunya panjang umur.

"Saya melakukan yang terbaik untuk tetap sehat karena saya sangat beruntung masih berada di sini. Pola pikir saya adalah bahwa saya bisa pergi kapan saja dan saya hanya mencoba yang terbaik untuk menikmati hidup yang saya miliki," ujarnya.

Tiffany bercerita bahwa ia memiliki saudara laki-laki, Chad, yang meninggal karena komplikasi terkait progeria pada tahun 2012 dalam usia 39 tahun.

"Saya diberkati berada di sini dan saya melakukan semua yang saya bisa untuk memberi diri saya kesempatan terbaik. Saya melihat bagaimana saudara laki-laki saya berjuang (dengan progeria) dan betapa cepatnya banyak hal berubah bersamanya, jadi saya hidup dengan pola pikir positif," tuturnya.

Tiffany merupakan pasien progeria tertua yang masih hidup, dia dianggap sebagai orang tertua dalam sejarah dengan kondisi progeria.

Tiffany didiagnosis dengan progeria di akhir usia 20-an, sebelumnya ia tidak menyadari bahwa dirinya hidup dalam kondisi tersebut. Dia dan saudara laki-lakinya, Chad, didiagnosis progeria pada waktu yang sama sekitar 15 tahun lalu. Mereka juga akhirnya tahu bahwa kondisi tersebut diwarisi oleh sang ibu.

Tak hanya menyebabkan cepat menua, progeria juga membuat Tiffany tumbuh berbeda, Tiffany hanya bertumbuh hingga sekitar 135 centimeter (cm). Progeria juga membuat pengidapnya memiliki ciri khas, yakni wajah yang lebih sempit, rahang bawah kecil, bibir tipis, hidung berparuh, dan suara melengking.

"Ketika saya tumbuh dewasa, saya menyadari bahwa saya berkembang secara berbeda dari gadis-gadis lain yang menjadi teman saya," kata Tiffany.

Diakui Tiffany, dia mulai merasa ada keanehan dalam tubuhnya ketika rambutnya mulai rontok dan giginya tanggal di awal ia berusia 20-an. Dokter bahkan mulanya tidak tahu apa penyakit Tiffany.

"Kami tahu ketika saudara laki-laki saya ingin punya bayi dan dia pergi untuk tes genetik di rumah sakit setempat untuk melihat apakah dia punya sesuatu yang bisa diturunkan. Kami semua test DNA dan itu dikirim ke laboratorium di Washington. Ketika hasilnya muncul, kami dikatakan menderita progeria dan pada saat itu saya tidak tahu apa artinya itu," ungkap Tiffany.

Setelah menyadari kondisinya Tiffany mulai mengubah pola hidupnya. Ia pun berubaha untuk selalu bugar, aktif, dan berpikir positif.

"Saya selalu sangat aktif, saya bersepeda, melakukan yoga, dan mencoba untuk tetap kuat. Saya juga berpikir Anda adalah apa yang Anda makan, jadi saya makan dengan sehat dan merawat tubuh saya dengan baik," ujarnya.

"Saya menjalani hidup sepenuhnya selagi saya bisa karena saya telah melihat betapa singkatnya hidup ini. Saya kagum saya masih di sini jadi saya memperlakukan hidup saya seperti taman bermain saya," sambungnya.

Simak juga kisah Febi Febiola yang alami kanker ovarium dalam video ini: