TRENDING
5 Fakta Biarawati Ann Rose Nu Tawng yang Berlutut di Depan Polisi Myanmar
Asri Ediyati | HaiBunda
Rabu, 10 Mar 2021 23:10 WIBHuru-hara anti-kudeta di Myanmar masih belum mereda, Bunda. Banyak yang telah menjadi korban penembakan di aksi protes tersebut. Mungkin Bunda ada yang belum tahu kejadian ini, semuanya bermula ketika Daw Aung San Suu Kyi memenangkan pemilu di Myanmar.
Militer Myanmar menuduh adanya kecurangan pada pemilihan umum 8 November 2020, yang dimenangkan partai Suu Kyi, NDL. Tentara Myanmar pun mengambil alih kekuasaan Suu Kyi.
Aung San Suu Kyi kemudian ditahan dalam penyergapan sebelum fajar, bersama dengan para menteri utamanya dan sejumlah tokoh pro-demokrasi, pada 1 Februari 2021. Militer Myanmar, yang dikenal dengan Tatmadaw, lalu mengumumkan bahwa negeri itu berada dalam status darurat selama setahun ke depan.
Sejak kudeta 1 Februari, Myanmar diwarnai aksi protes massa yang menuntut berakhirnya kekuasaan militer dan pembebasan para pemimpin terpilih yang ditahan. Menurut Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, lebih dari 54 orang telah terbunuh oleh pasukan keamanan dalam protes sejauh ini, meskipun laporan lain menyebutkan angka tersebut jauh lebih tinggi.
Pada 3 Maret lalu adalah hari paling berdarah sejak kudeta, dengan 38 pengunjuk rasa tewas di kota-kota besar dan kecil di seluruh negeri.
Demi menyelamatkan para demonstran, pada 8 Maret, aksi biarawati Katolik bernama Ann Rose Nu Tawng di kota Myitkyina menyentuh hati banyak orang. Seperti apa aksi biarawati Ann Rose Nu Tawng? Simak fakta-faktanya berikut ini dikutip dari berbagai sumber:
1. Biarawati Ann Rose Nu Tawng berlutut dan rela ditembak
Demi menghentikan kekerasan yang dilakukan di tengah protes. Biarawati Ann Rose rela berlutut di depan mereka di tengah kota Myitkyina, Myanmar utara.
Ia memohon kepada sekelompok petugas polisi bersenjata lengkap untuk mengampuni 'anak-anak'. Ia bahkan meminta polisi untuk mengambil nyawanya sebagai gantinya.
Ann Rose dengan pakaian putih sederhana, tangannya terentang, dan memohon kepada kekuatan junta baru negara itu saat mereka bersiap untuk menindak protes.
Baca kelanjutannya di halaman berikut.
Simak juga profil Marissa Hutabarat, hakim pertama di Amerika yang berdarah Indonesia, dalam video di bawah ini:
(aci/kuy)
AKSINYA VIRAL DAN DIPUJI PEMELUK BUDDHA