Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Hina Wanita Indonesia Jelek, Pria Korea Minta Ampun & Ngaku Cinta Tanah Air

Annisa Afani   |   HaiBunda

Sabtu, 13 Mar 2021 13:57 WIB

cyber bullying concept. people using notebook computer laptop for social media interactions with notification icons of hate speech and mean comment in social network
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/asiandelight

Korea Selatan kembali menarik perhatian publik, khususnya netizen Indonesia. Kali ini bukan karena drama, lagu, atau artisnya. Namun salah seorang pria yang menjadi warganya dinilai menghina Indonesia.

Pria tersebut mengatakan bahwa orang Indonesia enggak lebih baik dari masyarakat mereka, Bunda. Enggak hanya itu, beberapa hal rasis juga ia ucapkan, seperti bentuk wajah wanita Indonesia yang dinilai jelek.

Semua mulai menjadi sorotan netizen sejak rekaman ucapan pria Korea Selatan itu diunggah dalam kanal YouTube Indah Asmigiati. Diposting pada Senin (8/3/2021) lalu, kini video berjudul KETEMU BOCAH KOREA DI OME TV SERVER KOREA telah ditonton hingga lebih dari 300 ribu kali.

Dalam kolom komentar, netizen pun menuai beragam reaksi. Mereka ikut merasa geram karena tak terima adanya penghinaan seperti itu.

"Tapi aku enggak suka, karena kamu Asia aku juga orang Asia. Enggak bagus saja gitu. Wajahmu jelek sekali," kata pria Korea Selatan tersebut.

Banner Aprilia Manganang

Menanggapi hal tersebut, Indah yang menjadi lawan bicaranya pun langsung bereaksi. Dengan bahasa Inggris, ia mengatakan bahwa ucapan pria tersebut terekam dan akan disebar di internet.

"Oh oke, aku enggak peduli. Aku tetap berpikir bahwa orang Korea lebih di atas daripada orang Indonesia. Banyak hal seperti GDP (produk domestik bruto), ekonomi, segalanya," katanya

"Oh oke, kamu akan sangat terkenal di Indonesia," kata Indah usai mendengar apa yang dikatakan pria tersebut.

"Aku enggak peduli," ulang pria itu lagi.

Tindakan merendahkan orang Indonesia memang tak bisa dianggap sepele, Bun. Seperti yang sudah-sudah, netizen yang merasa tersinggung akan bertindak lanjut.

"Intinya jangan smpe bermasalah dengan orang Indonesia wkk. Belum tau kalo indo barbar wkk. Dayana aja nyerah wkwk," tulis akun @fika**** dalam kolom komentar YouTube.

"Parah ni orang menghina Indonesia," tutur @hida****.

Klik baca halaman berikutnya ya, Bun.

Bunda, simak juga sara Yannie Kim besarkan dua anak campuran Korea - Indonesia-nya dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


PRIA KOREA SELATAN MOHON MAAF & MENYESAL

cyber bullying concept. people using notebook computer laptop for social media interactions with notification icons of hate speech and mean comment in social network

Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/asiandelight

Ucapan netizen memang tak hanya sebagai gertakan. Nyatanya, semuanya benar-benar mencari media sosial pelaku dan menerornya dengan beragam komentar.

Hingga akhirnya, akun Instagram pria tersebut ditemukan. Dalam kolom komentar postingannya, terdapat ungkapan-ungkapan netizen Indonesia yang minta ia untuk bertanggung jawab.

Merasa gerah dan menyesal, pria tersebut akhirnya ungkap permohonan maaf. Ia memohon agar netizen Indonesia berhenti menyerangnya.

"Berbicaralah dengan Bahasa Inggris, saya tak paham dengan bahasamu. Aku tahu bersalah, tapi itu bukan sesuatu yang dapat diubah dari warna kulit dan negaraku. Aku minta maaf," tulisnya menggunakan bahasa Inggris, melalui Insta Story dalam akun @96__k_sik.

"Aku cinta Indonesia. Negara yang hebat, negara yang indah. Tolong jangan menyerangku," sambungnya.

Tak sekali, beberapa jam kemudian ia kembali memohon maaf. Katanya, pemberitaan terkait tindakannya telah tercium di negaranya dan hal tersebut membuatnya merasa tak nyaman.

"Sekali lagi mohon maaf, hentikan. Berita ini telah sampai di negara ku. Ini benar-benar menggangguku," sesalnya.

Selengkapnya, simak di halaman berikut ya, Bun.

5 TIPS AWASI REMAJA GUNAKAN MEDIA SOSIAL

cyber bullying concept. people using notebook computer laptop for social media interactions with notification icons of hate speech and mean comment in social network

Foto: Getty Images/iStockphoto/asiandelight

Kemajuan teknologi membuat kita tak bisa membatasi anak-anak mengakses media sosial untuk mendapat beragam informasi. Namun sayangnya, tidak semua yang ada di internet atau media sosial itu baik.

Hal-hal seperti cyberbullying, doxing (menggali identitas seseorang), online sexual harrasment (pelecehan seksual secara online), tentunya mengancam para remaja, bukan hanya keselamatannya tapi juga kesehatan mentalnya.

Menurut Philip Chua, Kepala Kebijakan Publik Instagram Asia Pasifik mengatakan bahwa ada beberapa isu terkait kesehatan mental di Indonesia. "Salah satunya sulit bagi remaja untuk membicarakan masalahnya pada orang tua," kata Philip, di acara Konferensi Pers Instagram REALTALK.

Di kesempatan yang sama, sebagai bunda dari anak remaja, Mona Ratuliu dan Novita Angie pun membagikan tips mengawasi remaja agar bijak menggunakan media sosial. Berikut beberapa diantaranya:

1. Saling follow di media sosial

Mona Ratuliu dan Novita Angie membiasakan pada anak-anaknya untuk saling follow di media sosial. Ini supaya antara orang tua dan anak saling berbagi informasi.

Hal ini pun berlaku ketika anak Novita Angie punya lebih dari satu akun media sosialnya. "Anak-anak sekarang punya second account (akun medsos kedua), tapi aku izin follow ke anak-anak," kata Novita Angie.

2. Mendiskusikan konten di media sosial

Diakui Mona Ratuliu, hingga sekarang ia masih sering mendiskusikan konten di media sosial bersama anak sulungnya, Mima.

"Aku komen-komenan, DM-DM-an. Aku juga lihat-lihat, kayaknya kurang oke nih postingannya," kata Mona Ratuliu.

Namun, Mona Ratuliu menyarankan agar orang tua tidak terlalu sering judge atau hakimi tentang apa yang anak post. Ada kalanya jika baik dan positif, kita biarkan saja.

"Supaya dia enggak ngerasa aku sedang menilai, dari situ Mima tahu aku sedang memantau akunnya dia," kata Mona Ratuliu.

3. Terbuka, sering ajak ngobrol anak

Menurut Mona Ratuliu, fase remaja ini cukup berat bagi anak-anak. Awalnya, ia menganggap anaknya yang beranjak remaja itu lebay. Kadang happy, kadang cemas, dan bad mood.

"Setelah saling sharing, kita menyimpulkan bahwa remaja butuh kehadiran orang tua untuk mendengarkan mereka," kata Mona Ratuliu.

"Mima, pernah mengalami isu kesehatan mental. Kita bingung karena waktu itu isunya belum digaungkan. Akhirnya pergi ke profesional," ujarnya.

Akhirnya dengan membiasakan anak dengan keterbukaan, Mona pun sadar bahwa dengan saling terbuka, masalah-masalah di media sosial pun bisa diatasi bersama.

4. Memberikan inspirasi

Mona Ratuliu dan Novita Angie memberikan inspirasi dan contoh pada anak-anaknya agar bijak dalam menggunakan media sosial.

"Kalau Mima waktu lebih kecil, kita bisa bikin aturan. Pas gede, aku sebagai orang tua enggak bisa lagi kasih aturan tapi inspirasi," kata Mona Ratuliu.

Inspirasi misalnya, mengunggah hal-hal positif di media sosial, tidak terlalu sering menggunakan media sosial. Sementara, Novita Angie bercerita bahwa ia juga memberikan contoh dengan memberi tontonan video pada anaknya.

"Waktu itu ada video anak yang tadinya mau menjadi kandidat penerima beasiswa tapi gagal karena setelah background checking, anaknya pernah melakukan hal-hal negatif," ujar Novita Angie.

"Dari situ anakku langsung apa-apa mendiskusikan dahulu sebelum posting," sambungnya.

5. Detoks media sosial

Mona Ratuliu mengungkap kalau keluarganya secara teratur mengadakan detoks media sosial. Selama detoks, Mona mengarahkan anak-anaknya pada aktivitas yang tak membutuhkan gadget.

"Misalnya, berinteraksi sama ortu, teman-teman dekatnya," kata Mona Ratuliu.

Mona Ratuliu juga kerap melihat anaknya sendiri inisiatif untuk detoks media sosial. "Seringkali dia ikutin, misalnya masak di rumah," ujar Mona Ratuliu.


(AFN/AFN)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda