
trending
Pengakuan Ibunda Pelaku Bom di Makassar: Jarang ke Rumah Setelah Nikah
HaiBunda
Selasa, 30 Mar 2021 13:27 WIB

Peristiwa ledakan bom di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan begitu menggemparkan masyarakat Indonesia. Peristiwa itu terjadi Minggu, 28 Maret 2021. Kabar terjadinya bom ini pun mendadak viral dan trending dibicarakan di berbagai media sosial.
Pelakunya adalah pasangan suami istri dengan inisial L dan YSF. Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menyebutkan bahwa pelaku bom sempat dicegah oleh sekuriti untuk memasuki Gereja. Argo menjelaskan 2 pelaku tersebut berboncengan menggunakan sepeda motor. Mulanya, keduanya akan memasuki pelataran Gereja Katedral Makassar yang saat itu setelah menggelar misa Minggu Palma.
"Jadi pada awalnya memang pelaku yang diduga menggunakan roda dua ini dia akan memasuki pelataran maupun gerbang Gereja Katedral yang kebetulan jam tersebut sudah selesai kegiatan misa," kata Argo dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Minggu (28/3/2021).
"Kemudian mungkin karena melihat banyak yang keluar daripada gereja, memang saat ini tidak full sesuai dengan protokol kesehatan kan separuh dari jemaah yang hadir di gereja itu,"Â ujarnya.
Saat akan memasuki gereja, keduanya dicegah oleh sekuriti Gereja Katedral Makassar. Tak lama kemudian, ledakan pun terjadi. "Tentunya dari 2 orang itu tadi yang mau masuk dicegah oleh sekuriti daripada gereja tersebut dan kemudian terjadilah ledakan itu," kata Argo.
L dan YSFÂ tewas di tempat, sementara belasan orang lain di sekitar gereja mengalami luka-luka dan sedang menjalani perawatan hingga sekarang.
Lalu, pada 29 Maret 2021, EM, ibunda dari wanita diduga pelaku bom Makassar YSF membuat pengakuan ke polisi dan memberikan keterangan terkait putrinya. EM mengungkap dalam kesehariannya, sang putri berjualan online. Sementara suaminya yang juga diduga pelaku bom, bertugas untuk mengantar pesanan makanan.
EM mengaku putrinya menikah dengan suaminya sekitar 7 bulan lalu. "Dengan suaminya 7 - 8 bulan," kata EM, dilansir detikcom.
Setelah itu, dia mengaku jarang bertemu putrinya usai menikah. "Iya, biasa datang ke rumah, tapi jarang setelah dia menikah," ujarnya.
EM baru mengetahui kabar ini di malam hari setelah kejadian berlangsung. EM diminta polisi kemudian menyerahkan kartu keluarga. Ia sebelumnya tiba di RS Bayangkara, Makassar, diambil sampel DNA, polisi ingin memastikan identitas putrinya yang menjadi pelaku bom bunuh diri, Bunda.
Baca kelanjutannya di halaman berikut.
Simak juga tips dr.Reisa Broto Asmoro supaya tidak terjebak hoax, dalam video di bawah ini:
IBUNDA DITES DNA, PASTIKAN IDENTITAS YSF
Situasi setelah bom meledak di Makassar/ Foto: Hermawan Mappiwali/detikcom
Ibunda dari YSF sebelumnya tiba di RS Bayangkara, Makassar, diambil sampel DNA, polisi ingin memastikan identitas putrinya yang menjadi pelaku bom bunuh diri, Bunda.
"Biddokkes Polda Sulsel melakukan tes antemortem yang dan juga periksa DNA terhadap korban yang diduga sebagai pelaku peledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral yang terjadi kemarin," kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes E Zulpan, Senin (29/3/2021).
Pengambilan sampel DNA dari keluarga pelaku bom bunuh diri juga untuk memastikan jenis kelamin kedua terduga pelaku.
"Yang diperiksa itu, tentunya kita sedang menggali dan memastikan siapa keterangan korban yang meninggal dunia yang berjenis kelamin wanita, yang identitasnya belum kita ketahui," kata Zulpan.
Di samping itu, terdapat fakta mengejutkan dari kedua pasutri tersebut, Bunda. Keduanya merupakan pasangan muda, L diduga baru berusia 26 tahun.
Baca kelanjutannya di halaman berikutnya.
PELAKU MASIH MUDA, IKUT JARINGAN TERORISME
Gereja Katedral Makassar/ Foto: Hermawan Mappiwali/detikcom
Selain itu, terdapat fakta mengejutkan dari kedua pasutri tersebut, Bunda. Kedua pelaku masih muda, L dan YSF sama-sama kelahiran pertengahan '90-an.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar menyebut sepasang generasi muda ini terpapar radikalisme.
"Karena teridentifikasi pelaku kelahiran tahun '95, jadi inisialnya L dengan istrinya adalah termasuk tentunya kalangan milenial yang sudah menjadi ciri khas korban dari propaganda jaringan teroris," ujarnya.
Kemudian, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap, pasutri ini ikut dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), kelompok terorisme, di Villa Mutiara.
"Masing-masing perannya bersama dengan L dan YSM, mereka ada dalam satu kelompok Kajian Villa Mutiara namanya," kata Sigit.
ARTIKEL TERKAIT
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda