
trending
Kisah Pemilik Toko Krisna Bali, Dahulu Paling Miskin di Kampung Kini Punya 32 Outlet
HaiBunda
Selasa, 10 Aug 2021 12:20 WIB

Kerja keras tak pernah mengkhianati hasil. Namun Gusti Ngurah Anom tak pernah menyangka ia akan menjadi tokoh inspiratif di balik pusat oleh-oleh terkemuka di Bali.
Pria yang akrab disapa Ajik Krisna itu merupakan pendiri Toko Krisna Oleh-Oleh, salah satu pusat cendera mata terbesar di Bali. Hampir semua wisatawan tak pernah lupa mengunjungi toko ini ketika melancong ke Bali.
Di balik kesuksesan pengusaha yang kini memiliki 32 cabang toko, Ajik Krisna dahulunya merupakan pria paling miskin dari desanya, Bunda.
Gusti Ngurah Anom lahir di Buleleng, 5 Maret 1971. Ia dibesarkan di Tangguwisia, sebuah desa kecil di Kecamatan Seririt. Ia merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara di keluarga miskin.
"Saya ini di kampung paling miskin. Orang tua petani, ibu pedagang kue. Kami tidak punya rumah. Bangunannya dahulu hanya pakai tanah liat, kalau dipegang itu goyang," ungkap Ajik Krisna, dikutip dari kanal YouTube Boy William.
Ajik Krisna merupakan anak kecil yang nakal dan sangat lincah. Sewaktu kecil, Ajik Krisna terbiasa menempuh jarak 5 kilometer setiap hari untuk pergi bersekolah.
Kehidupan Ajik Krisna ketika beranjak dewasa juga dipenuhi dengan perjuangan. Ia terpaksa berhenti bersekolah ketika SMA karena keterbatasan biaya. Kemiskinan kembali menghantuinya.
Demi bekerja mencari uang, Ajik Krisna pergi meninggalkan kampung halamannya untuk bekerja di kota. Ia tak memiliki tempat tinggal dan hanya bisa menumpang di pos security.
Di sana, Gusti Ngurah Anom tidur beralaskan batu bata sebagai bantal. Ia juga mencari nafkah dengan menjadi tukang cuci mobil di sebuah hotel.
"Sebelum punya Krisna awalnya jadi tukang cuci mobil. Sama sekali tidak punya mobil. Saya cuma mencuci mobil orang di hotel. Dikasih upah syukur, tidak juga tidak apa-apa," ujarnya.
Selang dua tahun, Ajik Krisna harus berhenti menjadi tukang cuci mobil karena masalah kesehatan. Ia pun pergi menumpang di rumah pamannya yang merupakan pengusaha konveksi.
Di tempat konveksi itulah hidup Gusti Ngurah Anom mulai berubah. Simak di halaman berikutnya.
Simak juga perhitungan feng shui vila mewah Maia Estianty di Bali dalam video berikut:
AWALNYA USAHA KONVEKSI
Ajik Krisna / Foto: (Grandy/detikFOTO)
Gusti Ngurah Anom membantu sang paman selama menumpang di tempat konveksi. Suatu hari, ia mencuri perhatian seorang pengusaha bernama Sidharta yang kerap memberi pekerjaan jahitan di tempat sang paman.
Pak Sidharta kemudian mengajari Anom banyak hal seputar dunia konveksi. Berbekal ilmu yang didapat, ia mulai membuka usaha konveksi bersama istrinya ketika sudah dewasa.
"Di 2006 sepakat dengan istri bahwa kami ingin ekspansi. Kami survey ke pasar, ternyata di pasar seni Bali, penjualan paling laku adalah produk-produk kaus. Akhirnya 2006 dibuatlah toko Krisna pertama," ujar Anom.
Tak hanya menjual kaus dan produk-produk pakaian hasil konveksi miliknya, ia juga menyediakan berbagai macam oleh-oleh khas Bali. Produk tersebut antara lain camilan, alat musik tradisional, aksesoris, lukisan, serta aneka kerajinan tangan.
Tak disangka, tokonya sangat populer sehingga Ajik Krisna berani membuka puluhan cabang lain dan menguasai bisnis oleh-oleh Bali. Simak di halaman berikutnya.
PERLUAS BISNIS
Ajik Krisna / Foto: (Grandy/detikFOTO)
Ajik Krisna sukses membuka 32 cabang yang terdiri dari toko oleh-oleh dan kawasan wisata. Saat ini Bali dihadapkan dengan pandemi COVID-19 sehingga ia terpaksa harus menutup beberapa usahanya. Namun Ajik Krisna tetap bertahan di bawah tekanan.
"Sekarang total ada 32 outlet, termasuk restoran, water sport, adventure, eco village. Saya tidak menunggu kapan pandemi berhenti, tetapi terus menciptakan inovasi baru," kata pria 50 tahun itu.
Gusti Ngurah Anom kini tinggal di sebuah rumah mewah bersama istri dan keempat buah hatinya. Keluarga Ajik Krisna sangat kuat dalam hal beribadah. Anom tak pernah lupa bersyukur atas rezeki yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa.
Ajik Krisna rutin melakukan sembahyang di pura yang terletak dekat rumahnya. Menurutnya, ibadah merupakan kunci untuk menjaga agar rezekinya tetap mengalir.
"Sesukses apapun kita harus sembahyang, apalagi kita enggak sukses. Orang Bali kalau tidak sembahyang, seringkali habis rezekinya dengan tidak jelas," kata Anom.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Trending
Kisah Alfin Anak Pemulung Penerima Beasiswa S2 UGM, Bangga dengan Perjuangan Ibunda

Trending
Inspiratif! Kisah Perjuangan Shabilla, Anak Kuli Bangunan yang Jadi Prajurit TNI AD

Trending
Cerita Jusuf Hamka Rugi Ratusan Juta Dolar dalam 3 Jam, Kenang Istri Sebagai 'Malaikat'

Trending
5 Kisah Viral Crazy Rich, Rawat Bayi Terlantar hingga Suka Bagi-bagi Saham

Trending
Pelayan Restoran Baik Hati Selamatkan Wanita yang Pergi Tanpa Beri Tip


7 Foto
Trending
Dulu Hidup Susah, Ini 7 Potret Terkini Istri Crazy Rich Surabaya Tom Liwafa
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda