Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Nama Mahasiswi Korban Pelecehan Dosen Unsri Dicoret dari Yudisium, BEM Usut sampai Tuntas

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Sabtu, 04 Dec 2021 16:50 WIB

Universitas Sriwijaya (Unsri) (Raja Adil/detikcom)
Korban Pelecehan Unsri Dicoret dari Yudisium/Foto: Universitas Sriwijaya (Unsri) (Raja Adil/detikcom)

Kasus pelecehan seksual kembali terjadi di lingkungan kampus, Bunda. Kali ini, seorang mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya (Unsri) mengaku kalau dirinya telah dilecehkan oleh sang dosen.

Kala itu, dirinya ingin meminta tanda tangan sang dosen demi bisa melanjutkan proses pengerjaan skripsinya. Ia pun berinisiatif untuk datang ke kampus tanpa memberikan kabar terlebih dahulu.

Sesampainya di kampus, korban diajak ngobrol dan ditanyai berbagai hal tentang perkembangan skripsinya usai sidang. Sang dosen bahkan menanyakan kondisi kesehatan korban.

Sang dosen kemudian memberikan perhatian dengan pelukan, Bunda. Karena menganggapnya sebagian perhatian, korban pun membiarkannya. Sayangnya, sang dosen meminta lebih dan mulai melecehkan korban.

Setelah kasus ini viral, ternyata ada banyak korban lain yang melaporkan kalau telah mengalami hal yang sama, Bunda.

Salah satu korban pelecehan seksual Unsri yang kondisi akademiknya tinggal mengikuti yudisium, tiba-tiba saja namanya dicoret dari daftar, Bunda. Hal itu lantas membuat korban dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsri protes kepada pihak dekanat.

Hal itu disampaikan pula melalui rilis yang dibagikan oleh pihak BEM melalui akun Instagram @bemkmunsri, Bunda. Pihak BEM mengungkapkan kalau sebelumnya korban telah menyelesaikan proses administrasi dan pembayaran.

Banner Tanaman Hias Pengusir Nyamuk

"Sebelum hari proses yudisium dilaksanakan, korban telah menyelesaikan proses pendaftaran dan administrasi hingga resmi terdaftar sebagai peserta yudisium ke-157 di fakultas," tulis akun tersebut.

"Namun, pada hari pelaksanaan, khususnya saat acara tersebut dimulai, korban yang awalnya mengira pagi itu akan berjalan lancar, namun tiba-tiba tidak diperbolehkan mengikuti agenda yudisium, karena tidak ada nama korban dalam daftar peserta agenda tersebut."

Mendengar hal itu, pihak BEM pun melakukan negosiasi dengan pihak dekanat, Bunda. Simak selengkapnya di laman berikutnya, yuk!

Bunda, saksikan juga video alasan mengapa orang kerap menyalahkan korban pelecehan seksual berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




PIHAK BEM BERNEGOSIASI DENGAN DEKANAT

Self defense, studio portrait of scared woman raising hands up in defense

Ilustrasi Korban Pelecehan Unsri Dicoret dari Yudisium/Foto: Getty Images/iStockphoto/triocean

Sebagai pihak yang terus mengawal korban, BEM Unsri mencoba untuk melakukan negosiasi dengan pegawai dekanat, Bunda. Namun, karena negosiasi tidak membuahkan hasil, pihak BEM beserta korban melakukan aksi protes.

"Hasil serangkaian protes itu direspons oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan kemudian bersama BEM FE melakukan audiensi bersama dengan pihak pimpinan terkait," bunyi rilis tersebut.

Selain melakukan serangkaian aksi protes, BEM juga berusaha untuk berkomunikasi dengan pihak Kemendikbud-ristek untuk mencari solusi terbaik, Bunda.

"BEM KM Unsri sempat berkomunikasi dengan Sekjen Dikti dari Kemendikbud-ristek untuk mencari solusi terbaik terhadap perlindungan akademik korban dan akhirnya Sekjen Dikti berpesan singkat dengan Rektor Unsri melalui WhatsApp."

BEM kemudian menyerukan tanda pagar (tagar) #KawalYudisiumKorban sebagai bentuk solidaritas, Bunda. Tagar ini juga digunakan untuk menggalang dukungan dan memperjuangkan hak korban.

Setelah melakukan berbagai macam upaya, akhirnya korban bisa melakukan yudisium di hari yang sama, Bunda. Klik baca halaman berikutnya, yuk!

KORBAN BERHASIL MENGIKUTI YUDISIUM

A young woman protects herself by hand

Ilustrasi Korban Pelecehan Unsri Dicoret dari Yudisium/Foto: iStock

BEM Unsri dikenal sebagai organisasi yang menjunjung tinggi mahasiswa, Bunda. Mereka juga akan memperjuangkan hak-hak mahasiswa yang tak dihiraukan oleh pemimpin kampus, salah satunya adalah hak korban pelecehan seksual untuk melaksanakan yudisium.

Berkat perjuangan bersama dari berbagai pihak, BEM Unsri pun mengumumkan kalau korban dinyatakan kembali terdaftar dan bisa mengikuti yudisium, Bunda.

"Akhirnya, berkat perjuangan bersama dari berbagai pihak, korban dapat mengikuti Yudisium Fakultas Ekonomi pada sesi siang hari tersebut," tulis BEM Unsri.

Diketahui, seharusnya korban mengikuti yudisium di sesi pagi hari, Bunda. Namun, karena nama korban dicoret, BEM berusaha sekuat tenaga agar korban bisa mengikuti yudisium di siang hari.

Selanjutnya, BEM Unsri mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah mendukung perjuangan korban ini, Bunda. BEM kemudian meminta agar seluruh mahasiswa Unsri turut mengawal kasus korban hingga korban mendapat keadilan.

"Terima kasih kepada seluruh pihak, terutama seluruh elemen mahasiswa Unsri yang membersamai dan mendukung perjuangan ini," kata BEM Unsri.

"Mari tetap kawal sampai hasil berkeadilan bagi korban. Wujudkan ruang aman bagi seluruh civitas akademika Universitas Sriwijaya. Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia! Hidup perempuan Indonesia," tulisnya.


(mua/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda