Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

5 Fakta Dugaan Pelecehan Mahasiswi Unri, Dekan Ancam Balik Tuntuh Rp10 M

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Sabtu, 06 Nov 2021 15:00 WIB

Businessman sexualy harassing female colleague during working hours at a workplace. Selective focus on the woman's fingers
Ilustrasi Pelecehan Seksual di Kampus/Foto: Getty Images/iStockphoto/vladans

Beberapa waktu lalu dunia maya tengah dihebohkan dengan pengakuan seorang mahasiswi Universitas Riau (Unri) angkatan 2018, Bunda. Mahasiswi ini mengaku kalau dirinya mendapatkan pelecehan seksual dari dosen yang menjabat sebagai dekan di fakultasnya.

Dugaan pelecehan seksual ini viral dan beredar luas di grup WhatsApp, Bunda. Dari video tersebut, terlihat seorang mahasiswi duduk di depan kamera sambil mengatakan pengakuannya.

Wanita itu mengatakan kalau dirinya berasal dari jurusan Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Unri. Dengan wajah yang disamarkan, ia mengaku kalau kini dirinya tengah menyusun skripsinya.

Sayangnya, pada saat proses bimbingan dilakukan, dirinya mendapatkan perlakuan yang tak pantas, Bunda. Mahasiswi itu mengaku kalau ia telah dilecehkan pada tanggal 27 Oktober lalu.

"Di ruangan hanya ada kami berdua, tidak ada orang selain kami. Mengawali bimbingan dan menanyakan pertanyaan tentang pekerjaan, kehidupan, dan beberapa kali mengatakan kata-kata yang membuat saya tidak nyaman. Seperti 'i love you' dan membuat saya terkejut," imbuhnya.

Setelah bimbingan, ia pun pamit dan menyalami sang dosen. Namun, tangannya tiba-tiba saja digenggam dengan keras dan ia pun dirayu dengan perlakuan yang tak pantas.

Dirangkum dari detikcom, berikut beberapa fakta-fakta terkait kasus dugaan pelecehan yang mahasiswa Unri:

Tips Mengecilkan Perut Buncit

Fakta dugaan pelecehan mahasiswi Unri

Setelah beberapa lama, terkuak beberapa fakta terkait kasus ini yang perlu Bunda ketahui, nih. Berikut ini fakta dugaan pelecehan mahasiswi Unri.

1. Mencium pipi dan kening

Menurut pengakuan sang mahasiswa, setelah bimbingan selesai dan berpamitan untuk pulang, sang dosen tak membiarkannya lepas begitu saja, Bunda. Sang dosen mendekatkan tubuhnya, memegang kepala sang mahasiswi dan mengecupnya.

"Ketika saya ingin salim untuk berpamitan. Langsung beliau genggam bahu saya, mendekatkan badan ke diri saya dan menggenggam kepala saya dengan kedua tangannya dan mencium pipi sebelah kiri dan kening," katanya.

Perasaan takut menghantui mahasiswi malang ini, Bunda. Tak sampai sana, sang dosen masih menginginkan hal yang lebih.

Saya sangat ketakutan, saya langsung nundukkan kepala saya. Namun kepala saya langsung didongakkan dan berkata 'mana bibir, mana bibir' yang membuat saya sangat terhina dan terkejut," paparnya.

Mahasiswi itu menolak permintaan sang dosen. Ia pun diizinkan untuk meninggalkan ruangan. Namun, perasaan takut masih menghantuinya.

Klik baca halaman berikutnya untuk melihat deretan fakta lainnya yuk, Bunda.

Bunda, lihat juga video alasan mengapa orang kerap menyalahkan korban pelecehan seksual berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




FAKTA DUGAAN PELECEHAN SEKSUAL MAHASISWI UNRI

ilustrasi pelecehan seksual

Ilustrasi Pelecehan Seksual di Kampus/Foto: dok. iStock

2. Laporan diterima BEM

Kasus dugaan pelecehan yang dilakukan oleh petinggi kampus Unri ini sampai ke telinga Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unri, Bunda. Pihak BEM kemudian mengaku sudah menerima laporan terkait kasus ini.

Menanggapi hal ini, BEM Unri mengecam dengan keras tindakan tak terpuji yang dilakukan oleh dosen pada mahasiswi yang tengah melakukan bimbingan skripsi itu. BEM juga tidak membenarkan kejadian ini karena nilai-nilai adat yang dijunjung oleh kampus sangat tinggi.

"Hari ini kami mengecam keras tindakan pelecehan seksual di lingkungan kampus ini. Kita sampaikan ke korban sampaikan saja," ungkap Ketua BEM Unri, Kaharudin, kepada detikcom.

"Kita tidak membenarkan ini karena nilai-nilai adat kita tinggi. Ini pelecehan sudah terhadap kawan-kawan," sambungnya kemudian.

Kahar kemudian mengungkap kalau BEM akan melindungi korban dan terus mendampingi sampai masalah ini terselesaikan, Bunda. Ia juga ingin rektor bersikap dan memberikan sanksi kepada pelaku.

3. Dosen ancam tuntut Rp10 M

Setelah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, korban pelecehan seksual kampus Unri pun memberanikan diri datang ke Polresta Pekanbaru untuk melaporkan pelaku. Pelaporan itu pun terjadi pada Jumat (5/11/2021) kemarin.

Tak sendirian, korban datang dan didampingi oleh keluarga, Bunda. Saat sampai, korban hanya terdiam tanpa mengungkapkan satu patah kata.

Sementara itu, sang dosen terduga, SH, bersumpah kalau dirinya tak pernah melakukan apa yang dituduhkan kepadanya, Bunda. Karena merasa dirugikan, ia berniat untuk menuntut sang mahasiswi.

"Saya merasa dirugikan, saya tidak berbuat seperti apa yang dituduhkan. Pertama, saya akan tuntut balik admin IG itu. Kedua, saya tuntut mahasiswi ini. Ketiga, saya akan cari aktor intelektualnya dan saya juga akan tuntut masing-masing Rp10 M," katanya.

"Secepatnya saya laporkan ini ke polisi. Ini nama baik saya, keluarga saya tentu tidak terima," sambungnya kemudian.

Simak fakta lainnya di laman berikutnya ya, Bunda.

FAKTA DUGAAN PELECEHAN SEKSUAL MAHASISWI UNRI

A young woman protects herself by hand

Ilustrasi Pelecehan Seksual di Kampus/Foto: iStock

4. Dekan siap sumpah pocong

Sebelumnya, SH juga mengaku kalau mahasiswi yang berinisial LM memang terus menghubunginya agar bisa mendapatkan bimbingan skripsi. LM terus mendesak untuk melakukan bimbingan karena dirinya sibuk bekerja di gerai kopi.

Karena merasa dirugikan, SH bersedia melakukan apa saja agar omongannya bisa dipercaya, Bunda. Ia juga mengaku siap kalau harus melakukan sumpah pocong.

"Jangankan sumpah pocong, sumpah muhabalah dengan Al-Qur'an pun saya siap. Hadirkan orang tua mahasiswi itu saya siap," katanya.

5. Kemendikbud tak berikan toleransi

Kasus dugaan pelecehan seksual yang terjadi pada mahasiswi Unri turut ditanggapi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek), Bunda. Kemendikbud mengungkap kalau mereka memiliki komitmen untuk menciptakan kampus bebas pelecehan seksual.

"Saya belum mendapat laporan hal tersebut. Yang jelas, Kemendikbud-Ristek tidak menoleransi kekerasan di perguruan tinggi, terutama kekerasan seksual," ucap Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud-Ristek, Nizam.

Kalau terbukti bersalah, dosen yang melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswinya akan diberikan sanksi, Bunda. Lebih parahnya, dosen tersebut akan diberhentikan.

"Sanksinya berlapis dan berjenjang, sesuai kesalahan. Dari peringatan sampai pemberhentian tidak dengan hormat. Prinsipnya mendidik dan memberi efek jera," katanya.


(mua)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda