TRENDING
Prediksi Terbaru Bos Pfizer soal Kapan COVID Berakhir, Bukan 2022 Bun
Mutiara Putri | HaiBunda
Rabu, 22 Dec 2021 14:33 WIBAkhir-akhir ini angka kasus positif COVID-19 di Indonesia semakin menurun, Bunda. Berkat vaksinasi yang berjalan sesuai dengan arahan pemerintah, kini peraturan beraktivitas di luar ruangan pun telah diperlonggar.
Meski begitu, ternyata pemerintah telah mengumumkan kembali adanya varian baru mutasi Corona. Varian ini dinamakan varian Omicron.
Beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan RI bahkan telah mengonfirmasi adanya WNI yang terpapar varian Omicron itu. Ia adalah seorang pembersih di Wisma Atlet Jakarta.
Sebelumnya, sempat dikabarkan bahwa masa pandemi karena virus COVID-19 ini akan berakhir pada tahun 2022 mendatang. Sayangnya, hal ini disanggah oleh Presiden Global Pfizer Vaccines, Nanette Cocero.
Nanette memprediksi adanya perubahan pada waktu berakhirnya pandemi COVID-19 menjadi endemi. Ia pun mengatakan bahwa masa endemi akan terjadi pada tahun 2024 mendatang.
"Kami percaya COVID-19 akan bertransisi ke keadaan endemik, berpotensi pada tahun 2024," ungkapnya, dikutip CNBC Internasional, Selasa (21/12/2021).
Untuk Bunda ketahui, endemi adalah saat penyakit tersebut menular hanya di wilayah tertentu saja. Penyakit ini bahkan hanya bisa hidup di musim-musim tertentu seperti flu yang datangnya musiman.
Jika pandemi berakhir, maka tahapan berikutnya adalah endemi. Meski begitu, bukan berarti virus Corona sudah seratus persen menghilang ya, Bunda.
Saat masa pandemi COVID-19 berubah menjadi endemi, ada banyak perubahan besar yang akan terjadi. Misalnya saja penularan virus, rawat inap, dan kematian akan terkendali.
Selain Nanette, kepala petugas ilmiah Pfizer, Mikael Dolsten, mengaitkan prediksi ini dengan distribusi vaksin yang adil ke wilayah dengan tingkat vaksinasi yang masih rendah, Bunda. Ketika vaksinasi lebih cepat menyebar, perubahan ke masa endemi tentu akan semakin cepat.
"Kapan dan bagaimana tepatnya ini terjadi akan tergantung pada evolusi penyakit, seberapa efektif vaksin dan perawatan, serta distribusi vaksin yang adil ke tempat-tempat di mana tingkat vaksinasi rendah," ucapnya.
Tak hanya itu, ternyata ada pula faktor baru yang jadi penentu lain endemi, Bunda. Kira-kira apa, ya?
TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.