HaiBunda

TRENDING

Litbangkes RI Uji Vaksin Booster Sinovac Vs Moderna, Begini Hasilnya Bun

Annisa Afani   |   HaiBunda

Senin, 17 Jan 2022 21:11 WIB
Ilustrasi vaksin booster/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Ratana21
Jakarta -

Saat ini, vaksin booster untuk melawan COVID-19 memang sedang digencarkan, Bunda. Seiring dengan kabar baik tersebut, pemerintah pun turut melakukan penelitian terkait jenis booster yang digunakan.

Untuk diketahui bersama, ilmuwan Litbangkes (Penelitian dan Pengembangan Kesehatan) RI telah menjelaskan soal efektivitas pembentukan antibodi pada dua jenis vaksin booster.

Dalam penelitian tersebut, ada dua vaksin yang dibandingkan. Vaksin tersebut yakni Sinovac atau Coronavac yang berbasis inactivated virus, dan Moderna yang berbasis mRNA.


Dijelaskan oleh salah seorang peneliti, yakni Ririn Ramadhany, dalam penelitian ini ada dua kelompok partisipan yang semuanya telah mendapat dosis lengkap vaksin Sinovac. Kelompok pertama terdiri dari 81 partisipan yang diberi booster homolog atau sejenis yakni Sinovac, dan kelompok kedua terdiri dari 96 partisipan yang diberi booster heterolog yakni Moderna.

"Kami mengambil sampel sebelum vaksinasi booster dan sebulan setelah mendapat vaksinasi booster," kata Ririn dalam simposium Combating COVID-19 Pandemic without Boundaries dikutip dari detikcom, Senin (17/1/2022).

Interval antara dosis kedua dengan pemberian booster pun cukup beragam, antara 1,5 bulan hingga 9,5 bulan. Hasil pemeriksaan sampel sebelum booster menunjukkan nilai median titer antibodi partisipan sebesar 488,98 unit/mL.

Sebulan setelah mendapat vaksinasi booster, kadar titer antibodi para partisipan kembali diamati, Bunda. Pada penerima booster homolog Sinovac, titer antibodi meningkat 7,8 kali lipat menjadi 2.246 unit/mL. Sementara itu, titer antoibodi pada penerima booster heterolog Moderna meningkat 67 kali lipat menjadi 32.896 unit/mL.

Pada booster homolog, tidak ada perbedaan signifikan terkait peningkatan titer antibodi pada interval pemberian di bawah maupun di atas 6 bulan. Sedangkan pada booster heterolog, titer antibodi meningkat lebih tinggi ketika diberikan di atas interval 6 bulan.

Meski demikian, Ririn menegaskan bahwa kadar titer antibodi tidak menunjukkan tingkat perlindungan. Selain itu, penelitian masih berlanjut dan penelitian ini belum mengamati antibodi mana saja yang bersifat menetralkan.

"Seperti kita tahu, tidak semua antibodi bisa bekerja sebagai antibodi penetralisir, sebagian hanya bekerja untuk aktivitas binding," ujar Ririn.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI. 

Bumil sudah bisa dapat vaksin booster COVID-19, simak jenis vaksin dan syaratnya dalam video berikut, yuk:



(AFN/som)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Mengenal Penyakit Kanker, Penyebab Mpok Alpa Meninggal Dunia

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Mpok Alpa Meninggal Dunia, Banjir Ucapan Duka Cita dari Rekan Artis

Mom's Life Annisa Karnesyia

Harapan Almarhumah Mpok Alpa untuk Masa Depan Anak Kembarnya Semasa Hidup

Mom's Life Amira Salsabila

Ternyata Sushi Bukan Asli Jepang, Ini Negara Asalnya

Mom's Life ZAHARA ARRAHMA

Mpok Alpa Meninggal Dunia, Tinggalkan 4 Anak Termasuk Sepasang Kembar

Mom's Life Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Momen Dominique Sanda Dampingi Sang Putra Dilantik Jadi Dokter, Intip 5 Potretnya

Gangguan Otot Dasar Panggul Sering Terjadi Usai Melahirkan, Simak Cara Mencegahnya

7 Tempat Wisata Beri Promo Seru HUT ke-80 RI, ada Dufan hingga TMII!

Mpok Alpa Meninggal Dunia, Banjir Ucapan Duka Cita dari Rekan Artis

Kebiasaan Ngopi & Jajan Kantin Bikin Gaji Pegawai di Jakarta Hanya Numpang Lewat

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK