
trending
Kisah Bos Bank yang Melakban Sepatu Rusak, Awal Kerja Harus Tes Bak Karyawan Biasa
HaiBunda
Senin, 21 Mar 2022 08:21 WIB

Banyak orang kaya yang gemar memperlihatkan harta mereka dengan cara flexing. Namun bagi konglomerat sesungguhnya, mereka justru menjalani kehidupan sederhana.
Seperti halnya Armand Hartono yang tak henti dibicarakan ketika mengunggah foto sepatu jebol dengan tambalan lakban pada 2017 silam. Ia masih membuat publik terheran-heran dengan hal yang dia lakukan.
Pasalnya, Armand Hartono bukan merupakan orang biasa. Ia adalah salah satu tokoh konglomerat Tanah Air. Tak hanya berstatus sebagai putra keluarga pemilik Djarum, ia juga menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur BCA.
Bisa menduduki posisi tinggi di dunia bisnis, Armand Hartono sebenarnya tak pernah memiliki cita-cita sebagai tenaga profesional di bidang perbankan. Putra Robert Budi Hartono itu memiliki impian yang begitu sederhana di masa kecilnya.
"Cita-citanya enggak jauh ya, itu cuma kayak impian singkat waktu kecil. Waktu itu main tenis, mau jadi juara," ungkap Armand, dikutip dari kanal YouTube Hermanto Tanoko, Minggu (20/3/22).
Beranjak remaja, Armand Hartono memiliki keahlian seputar mesin karena hobi yang digeluti sejak masih kecil. Ia sangat menyukai mesin sehingga memutuskan untuk menekuni pendidikan di bidang teknik.
"Pernah juga mau jadi ahli bikin radio karena saya suka mengutak-atik TV dan radio. Lalu memang akhirnya saya kuliah jurusan teknik listrik," ia bercerita.
Ditanya soal cita-cita, Armand Hartono mengaku tak memiliki mimpi untuk menjadi seorang ahli di bidang tertentu. Ia justru ingin menjadi sosok pria dewasa seperti ayah dan pamannya.
"Kalau ditanya ada impian, lebih ya mau hidup bahagia, sehat, kayak orang tua, kayak kakak, paman, lebih kayak gitu ya. Bukan ke pekerjaan apa, tapi lebih ke mau jadi orang seperti apa," ujar Armand.
Armand bercerita, ia terbiasa menjalani didikan orang tua yang sederhana dan disiplin. Dibesarkan di keluarga konglomerat tak membuat Armand menjadi orang yang angkuh.
Orang tua Armand terbiasa menerapkan pola hidup yang sangat disiplin dan teratur. Bahkan, mereka selalu memperhatikan jam makan di setiap harinya. Keluarga Armand Hartono juga punya kebiasaan untuk menyantap makanan bersama-sama di rumah.
"Bagi saya normal, tapi kata orang lain disiplin sekali. Kalau janji harus tepat waktu, makan jam 6, sudah siap, rapih dan bersih. Etika sehari-hari yang sudah dijalankan seperti itu semua," kata Armand.
"Papa saya selalu pagi-pagi makan bareng, nanti malam juga bisa makan bareng lagi. Itu sudah normal dan saya pun sebisanya begitu. Makan dengan saudara, dengan keluarga sepupu, dan dengan siapapun yang bisa kumpul," tuturnya.
Didikan orang tua Armand membuatnya tumbuh dengan memegang prinsip 3K. Baca di halaman berikutnya, Bunda.
Saksikan juga video tentang putri konglomerat Grace Tahir yang tidak mau disebut crazy rich:
TIDAK DITUNTUT UNTUK BERBISNIS
Ilustrasi Bisnis / Foto: Getty Images/iStockphoto/Chalirmpoj Pimpisarn
Dibesarkan di keluarga konglomerat, Armand Hartono tumbuh dengan memegang prinsip 3K. Ia menjelaskan, prinsip itu terdiri dari Kesehatan, Keluarga, dan Kerja. Kebutuhan lainnya hanya dinilai sebagai pelengkap kehidupan di keluarga mereka.
"Kala itu sudah beres, yang lain cuma pernak-pernik kehidupan," ucapnya.
Armand Hartono merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara di keluarganya. Meski berstatus sebagai putra mahkota, ia dan kedua kakaknya tak pernah dibebani dengan tanggung jawab meneruskan bisnis keluarga.
Orang tua Armand Hartono selalu memberi kebebasan bagi anak-anaknya dalam menjalani kehidupan. Mereka dibebaskan untuk memilih tujuan mereka sendiri, Bunda.
"Di kita tidak ada keharusan untuk masuk ke bisnis keluarga. Orang tua dan paman cukup terbuka. Pokoknya yang penting bisa jadi orang, mengurus keluarga, punya teman-teman yang baik, dan bisa kerja. Itu ya terserah mau di mana saja," papar Armand.
Kendati demikian, ayah dan paman Armand selalu terbuka apabila ada anggota keluarga mereka ingin meneruskan bisnis tersebut.
"Kalau suatu hari mau dan bisa mampu bekerja dengan keluarga, dengan senang hati papa dan om saya menerima. Tapi kalau setengah-setengah ya jangan merasa terpaksa karena tidak enak," imbuhnya.
Dibesarkan di keluarga kaya, Armand Hartono juga tak pernah mendapatkan harta yang berlimpah dari orang tua. Ia terbiasa dididik untuk mencari uang sendiri. Setelah menyelesaikan kuliah, Armand memutuskan untuk mencoba berbagai macam profesi.
"Belajar mengenai kredit, perbankan, asesmen resiko, banyak berteman juga dengan teman-teman yang berhubungan dengan kehidupan itu. Ternyata beberapa tahun kemudian saya kerja di Indonesia terpakai ilmunya," ia bercerita.
Armand Hartono sempat bekerja di perusahaan asing luar negeri. Namun saat krisis moneter 1998, ia memutuskan pulang dan meneruskan bisnis keluarganya. Baca di halaman berikutnya, Bunda.
TERUSKAN BISNIS KELUARGA HINGGA JADI PETINGGI BANK
Ilustrasi Bisnis / Foto: Getty Images/iStockphoto/ker_vii
Armand Hartono menghabiskan waktu di luar negeri untuk bekerja. Namun pada 1998, ia kembali ke Indonesia dan memutuskan bergabung dengan bisnis keluarga. Ia bekerja di perusahaan Djarum yang sudah dirintis oleh keluarga.
"Semua keputusan saya, untuk kembali ke Indonesia. Tadinya tidak kepikiran karena dengan krisis 98 jadi berpikir-pikir. Kalau mau belajar ya sekarang nih. Keluarga saya juga banyak belajar dari krisis. Wah ini saatnya deh saya harus pulang," kata Armand.
Meski begitu, Armand harus melewati seleksi seperti karyawan pada umumnya. Ia tak mendapat perlakuan spesial karena merupakan putra mahkota keluarga Djarum. Ia mengikuti berbagai tes hingga akhirnya diterima di perusahaan keluarga.
"Saya bilang ke papa boleh enggak kerja di perusahaan keluarga. Katanya boleh, interview dulu, tes segala macam. Prosesnya normal," ungkapnya.
Setelah beberapa tahun bekerja di perusahaan keluarga, Armand kemudian menemukan minat di bidang perbankan. Kala itu, ia berkenalan dengan pimpinan bank BCA.
"Lalu bertemu dengan Presdir BCA Pak Setioso. Katanya bank itu asetnya manusia, dibantu dengan teknologi, dan katanya saya senang dengan itu. Saya konsultasi dengan keluarga akhirnya saya putuskan ke sana," tutur Armand.
Namun ternyata, bekerja di bank tak semudah seperti bekerja di perusahaan keluarga. Ia harus mengurus lebih banyak hal mulai dari kantor cabang hingga para nasabah.
Selama menjabat sebagai pimpinan di bank terkemuka, Armand Hartono menerapkan gaya kepemimpinan yang ia contoh dari sang ayah dan paman. Bagi mereka, perusahaan tak dinilai sukses hanya karena pencapaian yang besar.
"Perusahaan jadi besar ketika bisa melayani komunitasnya dengan baik. Yang penting seberapa bagus kita bisa menjalin hubungan baik dengan mereka," kata Armand.
"Kalau padi semakin berisi harus semakin merunduk, harus humble, tidak boleh sombong. Di bisnis keluarga juga sudah pengalaman. Teman-teman yang jadi besar lalu sombong, namun tidak bisa memberikan produk dan pelayanan yang baik ya jadi kecil lagi," paparnya.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Trending
Cara Beli Tiket Coldplay Jalur Presale BCA & Syarat Bayarnya, Jangan Sampai Salah!

Trending
Sempat Viral Lakban Sepatu, Ini Cerita Bos Bank Jadi Anak Konglomerat

Trending
Terpopuler: Bayaran Pawang Hujan MotoGP Mandalika - Model Pilar Rumah Minimalis

Trending
Viral Anak Konglomerat Djarum Melakban Sepatu yang Jebol, Ini Faktanya Bun

Trending
Jadwal Operasional Bank saat Libur Natal & Tahun Baru, Catat Bun


7 Foto
Trending
Dulu Hidup Susah, Ini 7 Potret Terkini Istri Crazy Rich Surabaya Tom Liwafa
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda