Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Kisah Dokter Mawar Raih Gelar Spesialis Paru Lewat Beasiswa hingga Meninggal di Papua

Annisa A   |   HaiBunda

Rabu, 15 Mar 2023 18:11 WIB

Dokter Mawartih Susanty
Profil Dokter Mawar, Spesialis Paru yang Ditemukan Meninggal Saat Mengabdi di Papua / Foto: YouTube Kementerian Kesehatan RI

Beberapa waktu lalu, kasus meninggalnya dokter Mawar di Papua menyita perhatian publik. Dokter spesialis paru bernama Mawartih Susanty yang ditemukan meninggal dunia di Nabire, Papua Tengah ini sedang diselidiki.

Penyelidikan bermula setelah rekan dr Mawar yaitu RA Adaninggar memviralkan kabar tersebut di media sosial. Kasus kematian Mawartih akhirnya terdengar hingga ke telinga Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin.

Dalam unggahan yang dibagikan oleh RA Adaninggar, Budi Gunadi Sadikin membubuhkan komentar yang berisi tentang janjinya untuk mengusut tuntas kematian Mawartih.

Kasus tersebut diselidiki lantaran memiliki sejumlah kejanggalan. Almarhum dilaporkan mengalami gangguan di daerah sekitar rumah dinas sebelum meninggal dunia. Namun sayangnya, keluhan Mawartih tak pernah mendapat perhatian.

Kasusnya jadi perhatian publik, siapa sebenarnya dr Mawartih Susanty?

Lulusan Universitas Airlangga

Dr Mawartih Susanty merupakan salah satu dokter spesialis paru yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Airlangga, Surabaya.

Dalam video yang belum lama ini diunggah oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa Mawartih mengambil pendidikan spesialis di kampus tersebut.

"Dr Mawar adalah anggota keluarga Kemenkes RI, karena beliau mendapatkan beasiswa untuk mengambil dokter spesialisnya di Univesitas Airlangga selama 4 tahun," ungkap Budi, dikutip dari kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI.

Pilih mengabdi di Papua

Setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas Airlangga selama 4 tahun, Mawartih resmi menjadi dokter spesialis paru.

Ia kemudian mendapat kewajiban untuk bertugas di daerah terpencil. Dalam pengabdiannya, dr Mawar memilih untuk pergi ke Papua, Bunda.

"Sesudah mendapat beasiswa, memang yang bersangkutan harus bertugas di daerah terpencil dan beliau sengaja memilih Papua. Itu menunjukkan dedikasi beliau yang luar biasa di sana," ujarnya.

Menurut pemaparan rekan almarhum, Mawartih menjadi satu-satunya dokter spesialis paru yang ada di Nabire, Papua Tengah.

"Beliau seorang wanita, belum menikah, bukan orang asli Papua, mau bekerja di sana, di daerah yang kabarnya bukan daerah yang aman, dan beliau tidak mau meninggalkan Papua karena beliau adalah satu-satunya spesialis paru di sana," ungkap RA Adaninggar atau yang akrab disapa dr Ning lewat akun Instagram @drningz.

Sekian lama mengabdi di Papua, masa tugas dr Mawartih sebenarnya telah usai. Namun nyawanya direnggut sebelum ia kembali ke keluarga. Lanjutkan membaca di halaman berikutnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan juga video tentang kisah inspiratif tentang wanita yang sebarkan kisah Rasul dan Nabi di AS:

[Gambas:Video Haibunda]

DR MAWAR SEHARUSNYA AKAN PULANG

Ilustrasi Karangan Bunga di Makam Orang Meninggal

Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/La_Corivo

Masa tugas dr Mawar sudah selesai

Setelah menjadi dokter spesialis paru yang mengabdi di Nabire, Papua Tengah, masa tugas dr Mawartih akhirnya selesai.

"Sebenarnya masa dinasnya sudah selesai pas kemarin. Jadi beliau dalam perjalanan pulang untuk bisa bekerja di tempat yang ia inginkan. Ikatan dinasnya sudah selesai," papar Budi Gunadi Sadikin.

Ning mengatakan, Mawartih juga telah mendapatkan panggilan untuk bekerja di Pulau Jawa. Namun nahas, nasib malang lebih dulu menjemputnya di Papua.

"Beliau menunggu juniornya selesai sekolah spesialis paru dulu untuk menggantikan beliau di sana baru beliau mau meninggalkan Papua. Dan ironisnya hari ini sebenarnya jadwal beliau terbang ke Jawa untuk wawancara kerja. Tapi takdir berkata lain," kata dr Ning.

Banner Janin Kurang Oksigen

Kasusnya sedang diselidiki

Kasusnya kini menjadi perhatian masyarakat, Kemenkes RI berjanji untuk menyelidiki kematian Mawartih Susanty bersama pihak kepolisian.

"Kami juga tadi sudah sampaikan ke keluarga bahwa pemerintah dan Kemenkes RI akan bekerja sama dengan kepolisian untuk memastikan bahwa penyelidikan dilakukan dengan transparan, terbuka, tidak ada yang ditutup-tutupi mengenai kasus ini," tutur Budi.

Kendati demikian, Budi mengatakan bahwa pihaknya masih membutuhkan waktu untuk melakukan penyelidikan guna memastikan analisanya tepat.

"Membutuhkan waktu supaya tidak salah analisanya dan nanti saya akan memberikan kesempatan pada kepolisian Indonesia, karena mereka yang memimpin penyelidikan ini dibantu oleh Kemenkes RI," ujarnya.

Budi Gunadi Sadikin juga telah menyampaikan santunan dalam kunjungannya ke rumah keluarga almarhum. Pihaknya turut mengapresiasi pengabdian Mawartih sebagai dokter spesialis paru.

Lebih lanjut, Budi Gunadi Sadikin juga berencana menyusun strategi keamanan para tenaga kerja medis yang bertugas di Papua.

"Jadi nanti kembali dari sini saya akan ketemu juga dengan pak Kapolri, bagaimana layanan kesehatan masyarakat harus kita jalankan dengan adil dan merata, serta harus disertai dengan jaminan keamanan yang baik bagi tenaga kesehatan, termasuk juga dokter-dokter ini," kata pria 58 tahun itu.


(anm/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda