Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Tangis Pilu Ibunda Kenang Chat Terakhir Bintang: Aku Takut Ma, Tolong Jemput

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Rabu, 28 Feb 2024 17:35 WIB

Ilustrasi Anak di Bully
Tangis Pilu Ibunda Kenang Chat Terakhir Bintang: Aku Takut Ma, Tolong Jemput / Foto: iStock

Kasus penganiayaan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hanifiyah Kediri berujung pada tewasnya seorang santri. Bintang Balqis Maulana meregang nyawa usai dianiaya oleh empat orang seniornya.

Santri asal Banyuwangi itu tewas dengan mengenaskan, Bunda. Pada sekujur tubuhnya, ditemukan sejumlah luka hingga bekas sundutan rokok.

Bintang diketahui meninggal pada Rabu (21/2/2024) malam. Kasus ini kemudian terungkap ke publik setelah video kemarahan keluarga Bintang viral di media sosial.

Bunda, berikut ini sederet fakta tentang Bintang yang menjadi korban kekerasan di Ponpes Al Hanifiyah Kediri.

Fakta-fakta Bintang Santri Kediri yang Dianiaya Seniornya

Berikut ulasan selengkapnya:

1. Sempat bilang takut dan minta ibunda jemput

Sebelum meninggal dunia, Bintang diketahui meminta dipulangkan dari Ponpes Al Hanafiyah Kediri. Ia mengirimkan pesan teks lewat WhatsApp kepada keluarganya di Afdeling Kampunganyar, Banyuwangi.

Dalam pesan teks tersebut, remaja berusia 14 tahun itu meminta dijemput dari ponpes. Ia juga mengaku ketakutan, Bunda.

"Sini jemput Bintang. Cepat sini. Aku takut Maaa. Maaa tolongg. Sini cepattt jemput," tulis Bintang dalam pesan WhatsApp yang ditunjukkan keluarga korban, dikutip dari detikcom.

Meski begitu, Bintang tidak menjelaskan apa yang membuatnya begitu ketakutan. Sang Bunda justru memberi pesan motivasi kepada anaknya hingga membujuk dan menawarkan untuk dibelikan motor, agar Bintang tetap bertahan sampai lulus sekolah.

Tak disangka, itu adalah pesan terakhir dari Bintang. Kepulangan Bintang ke rumah justru menjadi pukulan berat bagi keluarganya, lantaran Bintang pulang dalam keadaan sudah tidak bernyawa.

2. Diantar pulang sudah tak bernyawa

Pada Sabtu (24/2/2024), Bintang dikembalikan ke keluarganya dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Ia diduga meninggal dunia pada Rabu (21/2/2024) malam.

Pada malam itu, Bintang sempat dibawa ke rumah sakit oleh pelaku. Namun ia dinyatakan telah meninggal dunia sehingga ditolak oleh rumah sakit. Jenazah Bintang kemudian diinapkan di salah satu kamar asrama. Pagi harinya, Kamis (22/2), jenazah Bintang dimandikan. Lalu pada Jumat (23/2), jenazah Bintang diantar ke rumahnya di Banyuwangi.

"Rabu malam itu dibawa ke Rumah Sakit kata dia (pelaku) tapi suruh bawa pulang (ditolak) karena sudah meninggal," ungkap tetangga Bintang yang bernama Ponidi.

3. Keluarga tak diizinkan buka kain kafan

Kakak Bintang, Mia Nur Khasanah dan sang Bunda tiba di rumah duka pada Sabtu (24/2/2024) malam. Menurut Mia, ia melihat darah yang berceceran keluar dari keranda sang adik.

Ia pun meminta agar kain kafan yang menyelimuti tubuh Bintang dibuka. Namun, salah satu pelaku penganiayaan berusaha mencegah mereka untuk membuka kain kafan.

Setelah didesak oleh keluarga, akhirnya kain kafan Bintang dapat dibuka. Di sana lah kondisi memprihatinkan Bintang terungkap.

"Astaghfirullah. Luka lebam di sekujur tubuh ditambah ada luka seperti jeratan leher. Hidungnya juga terlihat patah. Tak kuasa menahan tangis. Ini sudah pasti bukan jatuh, tapi dianiaya," kata Mia.

Ponidi mengatakan bahwa Bintang sempat dianiaya oleh benda tajam. Luka di tubuh Bintang juga disaksikan oleh warga setempat yang mengantarnya ke rumah duka.

"Itu ada luka di dadanya itu benda tajam, ndak disebut apa benda tajam itu. Tapi kalau dilihat dari bentuknya kayak celurit itu. Di pundaknya itu ada luka agak dalam, lehernya juga ada jeratan," beber Ponidi.

Lanjutkan membaca di halaman berikutnya.

Saksikan juga video tentang tanda anak mengalami bullying yang tidak disadari:


PELAKU ADALAH SEPUPU SENDIRI

Boy showing STOP gesture with his hand. Concept of domestic violence and child abuse. Copy space

Foto: Getty Images/iStockphoto/gan chaonan

4. Salah satu pelaku sepupunya sendiri

Suyanti, ibunda Bintang mengungkapkan salah satu tersangka penganiayaan adalah sepupu Bintang yang berinisial AF atau FTH.

Suyanti mengatakan, ia sangat mempercayai AF dengan sering menitipkan uang ke Bintang melalui AF. Hal itu karena AF lebih tua beberapa tahun daripada Bintang, Bunda. Ia pun meminta AF untuk menjaga Bintang di ponpes.

"Iya, salah satunya memang sepupunya Bintang. Keponakan saya. Iya, AF memang sepupu Bintang. Saya juga kalau meminta tolong agar Bintang dijaga dan uang jajan anak saya juga kepada dia," ungkap Suyanti.

Selain AF (16) asal Denpasar, polisi juga menetapkan tiga tersangka lainnya yaitu MN (18) asal Sidoarjo, MA (18) asal Nganjuk, dan AK (17) asal Surabaya.

"Minggu malam kami telah mengamankan 4 orang dan kita tetapkan sebagai tersangka dan kita lakukan penahanan untuk proses penyidikan lebih lanjut," ujar Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji kepada awak media.

Banner 10 Tanaman Herbal

5. Pengakuan pelaku

Suyanti tak menyangka putra bungsunya meninggal dunia di tempatnya menimba ilmu. Terlebih, pelaku penganiayaan adalah sepupu Bintang.

"Dia memang mengaku kepada saya malam itu kalau dia juga yang mukuli, tapi ndak nemen (tidak keterlaluan). Cuma di sini, di sini, dan di sini," kata Suyanti sambil menunjukkan bagian tubuh Bintang yang dipukul AF yaitu pundak kanan kiri, dada, dan dagu.

"Maaf, saya ndak kuat mikir sampai situ. Ndak nyangka saja saya," tuturnya dengan nada suara bergetar.

6. Alasan korban dianiaya

Polisi mengungkapkan motif 4 tersangka menganiaya Bintang. Penganiayaan itu diduga terjadi karena sebuah kesalahpahaman, Bunda.

"Motif diduga karena kesalahpahaman antara anak-anak pelajar. Jadi antara mereka mungkin ada salah paham kemudian terjadi penganiayaan yang dilakukan berulang-ulang," ungkap Bramastyo Priaji.

Meski begitu, Bramastyo belum menjelaskan kesalahpahaman apa yang membuat pelaku tega menganiaya sepupunya sendiri.

Namun yang pasti, keempat tersangka kini terancam Pasal 80 Ayat 3 tentang perlindungan anak, Pasal 170 dan Pasal 351 tentang penganiayaan berulang yang menyebabkan luka berat atau mati dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Lebih lanjut, Suyanti membeberkan bahwa AF menilai Bintang sebagai sosok pemuda yang sulit diatur dan enggan menjalankan kewajibannya.

"Katanya Bintang susah diatur, disuruh salat dan disuruh ngaji itu susah. Makanya dia harus dipukul," tutur Yanti.

7. Ibunda minta diusut tuntas

Suyanti tak habis pikir dengan perbuatan keponakannya itu, Bunda. Meski menurut mereka Bintang susah diatur, hal itu tak sepadan dengan nyawa anaknya.

"Sebesar apa salah anak saya, kenapa kok dianiaya begitu sampai luka-luka di sekujur tubuhnya. Kok setega itu melakukannya," ucapnya.

Suyanti berharap agar kasus yang menimpa anaknya dapat diusut tuntas. Ia ingin hukum bisa ditegakkan sehingga anaknya mendapat keadilan.

Apalagi, Suyanti menyebut ada 15 santri yang melihat Bintang dianiaya. Ia juga mengaku belum menerima ucapan belasungkawa dari pihak ponpes.

"Herannya, saat anak saya dibanting dipukul itu ada 15 santri katanya. Kok diam saja, kok enggak lapor ke Pondok. Bahkan sampai sekarang, dari pihak pondok tidak ada kata belasungkawa ataupun duka cita dari pihak pondok," beber Yanti.

"Mohon ini diusut tuntas, saya tidak punya kekuatan apa-apa selain ini. Saya mohon usut tuntas, jangan sampai kejadian seperti ini terjadi lagi," imbuhnya.


(anm/anm)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda