Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Ternyata Caraku Warnai Mata Ampuh Hentikan Kebiasaan Si Kecil Main Gadget

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 27 Feb 2020 20:45 WIB

Anakku lupa waktu karena kecanduan gadget. Supaya dia kapok, aku warnai sekeliling matanya menjadi hitam seolah-olah itu efek main gadget.
Ilustrasi anak main gadget/ Foto: iStock
Jakarta - Belakangan ini, putra pertamaku Raka, tak berhenti menatap layar ponsel. Tak hanya menonton video kartun online, bocah empat tahun itu juga sering kedapatan bermain game.

Sepulang dari sekolah atau kursus, Raka sudah tak lagi bermain sepeda atau bercanda dengan adiknya. Ia lebih memilih mencari ponsel milikku atau ayahnya.


Suatu hari, Raka menolak makan dan tiba-tiba ngambek saat kami ambil ponsel yang sedang dimainkannya. Ia berteriak dan tak henti menangis.

"Abang kenapa?" tanyaku pada Raka.

"Abang mau nonton kartun di HP, Bunda," jawabnya sambil merengek.

Raka memang punya satu serial kartun favorit yang sering ditonton di ponsel. Ia bisa berkali-kali menonton episode yang sama dalam satu hari.

Aku dan suamiku mencoba mencari tahu kartun yang ditonton Raka. Itu memang kartun anak-anak yang bahkan mengajarkan nilai positif. Tapi, sayangnya selama ini Raka hanya menonton tanpa tahu nilai yang bisa didapatnya dari tayangan kartun itu.

Ya, salahku tidak punya waktu untuk mendampinginya. Aku memang terlalu sibuk mengurus si bungsu yang masih berusia setahun.

Sore itu, aku dan suamiku tanpa sengaja menemukan episode kartun favorit Raka bercerita tentang anak kecanduan gadget. Diceritakan tokoh utama harus masuk rumah sakit karena matanya sakit kebanyakan main gadget.

Di sekeliling mata tokoh kartun itu hitam karena tak henti main game di ponsel ibunya. Akibatnya, pandangannya menjadi kabur dan harus diobati oleh dokter.

Tiba-tiba, aku langsung mendapatkan ide untuk mempraktikkannya ke Raka. Aku berbicara dengan suami dan dia setuju untuk membantu.

Ilustrasi anak main gadgetIlustrasi anak main gadget/ Foto: iStock

Jadilah, pada malam saat Raka tidur pulas, aku mewarnai sekeliling matanya dengan eyeshadow hitam. Sebelumnya, memang aku telah melihat video seperti ini di media sosial, saat beberapa ibu melakukan trik serupa agar anaknya berhenti main gadget.

Keesokan harinya saat Raka bangun, aku sudah siap untuk berakting layaknya artis. Aku siapkan kaca dan cerita-cerita yang mendukung agar Raka percaya.

Ketika melihat lingkaran hitam besar di sekeliling matanya, Raka langsung menangis kejar. Ia tak henti bertanya padaku. Lantas, aku dengan lantang menjawab kalau matanya menjadi seperti itu karena kebanyakan main gadget.

Raka terus menangis. Ia terlihat benar-benar ketakutan. Jujur, aku tidak tega. Tapi, aku yakin ini cara yang efektif bagi putraku agar tak ketergantungan dengan gadget.

"Nanti kita tanya dokter ya, Nak. Berarti kamu mau berhenti dulu ya main hp-nya? Kamu mau nanti sakit kayak di kartun itu?" tanyaku.


Raka tak menjawab. Ia hanya mengangguk sambil menutupi wajahnya dengan bantal tanda setuju untuk berhenti main ponsel.

"Hayo, kamu main sampai jam berapa sih tadi malam? Jangan lagi ya. Nanti kalau jadi parah, Bunda sedih lho," ucapku meyakinkan Raka.

Sejak hari itu, Raka sudah jarang bermain gadget. Aku memberinya waktu satu jam dalam sehari untuk menggunakan ponsel. Itupun hanya untuk menonton kartun atau belajar bahasa Inggris dari video.

Raka kerap menceritakan soal kejadian saat matanya 'hampir rusak' pada siapapun yang ditemuinya. Syukurlah, semua orang yang mendengar cerita itu ikut membantu meyakinkan Raka tentang bahaya main gadget.

(Kisah Bunda Rania di Lampung)

Bunda yang ingin berbagi kisah seputar rumah tangga dan parenting di Cerita Bunda, bisa kirimkan langsung ke email redaksi kami di [email protected] Cerita paling menarik akan mendapat voucher belanja dari kami. dengan subjek Cerita Bunda. Ssst, Bunda yang tidak mau nama aslinya ditampilkan, sampaikan juga di email ya. Cerita yang sudah dikirim menjadi milik redaksi kami sepenuhnya.
(ank/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda