Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Suami 'Ketindihan' yang Tidak Kasat Mata Sejak Warung Kami Laku Keras

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Senin, 15 Feb 2021 17:34 WIB

Ilustrasi penampakan hantu
Ilustrasi/Foto: Ilustrasi hantu (iStock)

Kami punya warung. Warung kecil jual gula, garam, beras. Ngga besar, warung sembako aja, Bun.

Tadinya warung itu digunakan suami dan adiknya buat jualan ala warteg. Tapi ternyata ngga terlalu sukses karena orang ke orang itu malah untuk nyari barang-barang sembako.

Setelah saya diboyong dari Tasikmalaya ke warung di Jakarta ini, warung itu akhirnya kami ubah jadi dagangan kelontong. Kecil-kecil, lama-lama warung kami bertambah omzetnya.

Ukuran warungnya ngga kami perbesar karena memang ngga boleh sama yang punya kontrakkan. Jadilah warung di depan, kasur serta kamar mandi di belakangnya. Paslah kayak rumah kontrakan biasa di Jakarta.

Alhamdulillah warung itu bisa menghasilkan uang buat keluarga saya dan suami di kampung. Anak juga ngga kurang biaya, alhamdulillah deh pokoknya.

Malah suami bisa beli mobil, biarin bekas juga. Yang penting bisa buat bawa barang dagangan dari pasar ke warung.

Tapi saya sudah mulai ngerasa rumah ini agak 'panas' sejak warung sukses. Gerah aja bawaannya di rumah.

Apalagi kalo lagi solat sama ngaji ba'da Magrib. Makanya kipas angin wajib di sebelah kalo kami berdua lagi solat.

Ada lagi pertanda yang ngga baik kena ke anak kami dan puncaknya ke suami. Lihat ceritanya di HALAMAN SELANJUTNYA ya, Bun

Simak juga video berikut soal cerita suami Angie 'Virgin' yang jadi polisi di London, Inggris.

[Gambas:Video Haibunda]

Banner Tanaman Hias AlokasiaBanner Tanaman Hias Alokasia/ Foto: Mia Kurnia Sari

Berawal dari Pria Asing yang Tukar Uang

Ilustrasi penampakan hantu

Ilustrasi/ Foto: Thinkstock

Anak kami mulai sering sakit. Awalnya karena saya kira karena dia sering makan jajanan di warung bapaknya. Tapi kok sudah kami hentikan pun, dengan obat pun, anak saya gampang sakit.

Dan, akhirnya kenalah yang tidak kelihatan itu ke suami saya.

Malam itu sih biasa-biasa saja, tapi jelang tutup warung ada pria asing yang bukan warga situ minta tukeran uang. Suami saya bilang nggak ada karena mau tutup warung. Pria itu nggak bilang apa-apa dan langsung pergi.

Sekitar jam 2-an, saat kami sedang tidur, saya dengar suami kaya sedang mau bicara tapi nggak bisa.

Astagfirullah, ternyata suami saya kayak sedang ‘ketindihan’ sesuatu dan suami sedang melawan! Saya panik dan sempat nangis. Lalu saya buru-buru ambil Qur’an dan bacakan ayat suci.

Saya nggak tahu bacaan saya bener atau nggak karena saya ngaji sembari nangis megangin kaki suami saya. Begitu adzan subuh berkumandang, barulah suami saya ‘dilepas’.

Suami saya lemas, keringat dingin, dan saya berikan air putih. Astagfirullah…astagfirullah….saya tinggal di kota tapi masih ada praktek macam ini ke keluarga kami.

Hanya sekali kejadian malam ini karena besoknya kami minta tolong ke kampung untuk bacaan tolak bala. Warung itu pun masih bertahan hingga akhirnya kami lepas saat usia anak saya masuk SD. Sudah bukan rezeki lagi.

(Bunda MN, Jakarta Timur)

Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke email [email protected]. Bunda yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.


(ziz/ziz)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda