Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Dikira Diganggu Setan! Anak Nangis Dibawa ke Dukun Sama Mertua, Ternyata...

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Senin, 21 Dec 2020 20:32 WIB

Nightmare for children. Little child girl is afraid of monsters in the dark of night.
Anak nangis tiap malam dibawa ke dukun/ Foto: iStock

Baru sebulan keluargaku pulang kampung ke rumah mertua. Ada urusan pekerjaan yang membuat kami bisa bertahan lama di kampung halaman suamiku. Sehingga bisa menemani ibu mertua yang kini tinggal sendirian pasca bapak mertua meninggal.

Awal-awal pulang ke Nganjuk anakku tidak menunjukkan gejala yang aneh-aneh. Ya, Bunda, suami berasal dari Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Awal-awal dia merasa senang karena merasa banyak bertemu sepupu dan teman baru.

Dia senang bermain dan berlompatan keliling rumah. Karena di desa, jadi rumahnya pun masih luas khas bangunan jadul. Saat siang hari, putriku juga bebas bermain di sekitaran rumah yang rindang dikelilingi pohon mangga dan pohon sukun.

Berbeda dengan rumah kami di Bekasi yang sempit. Di sini, anak bisa bebas main petak umpet dan kejar-kejaran. Hingga 2 minggu kami di sini, si kecil mulai sering menangis nih, Bunda.

Awalnya sih aku enggak curiga macam-macam, karena dia memang sering menangis di malam hari. Saat baca-baca, katanya anak sedang mengalami periode night terror. Katanya sih bisa karena anak mengalami mimpi buruk, atau juga ada hal-hal yang dipikirkan anak sebelum tidur hingga terbawa ke dalam mimpi.

Jadi, ketika setiap malam anak nangis aku enggak mau ambil pusing. Biasanya kutenangkan sambil kepeluk agar tidur kembali. Atau, menggendongnya sambil menawarkan susu hangat padanya.

Tapi rupanya, mertua punya pikiran sendiri. Tapi mertua tidak enak menyampaikan padaku, karena takut menyinggung perasaan menantunya. Diam-diam, mertua suka mengajak suami bicara mengenai hal ini di belakangku.

Suami yang sudah kelelahan bekerja, tidak mau ambil pusing atas kecurigaan ibuku. Mungkin juga, karena suami sudah berpikiran lebih modern dari ibunya. Hingga puncaknya malam Jumat kemarin, Bunda. Duh, merinding deh....

Baca kisah selanjutnya di halaman berikut.

Bunda, siak juga yuk cerita Popi Sovia yang ketakutan sama hantu setelah melahirkan. Klik video di bawah ini ya:

[Gambas:Video Haibunda]

Banner YouTube SachaFoto: HaiBunda

Anak menangis dan dibawa ke dukun

Nightmare for children. Little child girl is afraid of monsters in the dark of night.

Anak nangis tiap malam dibawa ke dukun/ Foto: iStock

Anakku tiba-tiba menangis menjerit-jerit dalam tidurnya. Matanya tertutup tapi badannya sudah melonjak-lonjak tak terkontrol. Posisi tidurnya pun sudah berputar hingga ke pinggir ranjang.

Suami yang baru tidur sepertinya tidak terbangun meski anaknya menangis meraung-raung. Aku yang kebingungan menenangkan anak, melirik jam masih menunjukkan pukul 00.15. Anakku pun menangis makin tak terkontrol hingga jatuh dari tempat tidur.

Ayahnya yang kaget pun terbangun, dan langsung mencoba menolongnya. Tapi, tangan ayahya langsung ditepis kasar, bahkan ditendang-tendang disuruh minggir.

Ibu mertua yang ikut terbangun, mencoba menggendong cucunya. Tapi tetap tak berhasil. Kulihat sekilas, ibu mertua keluar rumah dan menutup pintu. Setelah itu, tak kudengar lagi suara burung hantu yang sedari tadi ribut di atas pohon Alpukat milik tetangga.

Kami yang mulai kelelahan menenangkan si kecil, mulai berbagi tugas. Ayahnya mencoba membuatkan susu hangat, dan aku menggendong sambil membacakan doa-doa agar ia tenang kembali. Sambil membaca Al-fatihah, kutiup ubun-ubun anakku, agar ia nurut dan mau tidur lagi.

Tak lama, ia pun mulai tenang dan mau minum susu hangatnya. Suami pun berinisiatif untuk menyetel murotal, agar hati kami sebagai orang tua ikut tenang dan enggak emosi menghadapi anak tantrum di tengah malam.

Besok paginya, kami beraktivitas seperti biasa. Ibu mertua juga terlihat biasa-biasa saja, berbincang dengan tetangga yang sama-sama sedang membeli sayuran.

Namun ternyata, mereka membicarakan anakku yang sedang menangis semalaman. Pada sore harinya, nampak ibu mertua meminta bantuan tetanggu untuk menanyakan hal ini pada dukun tanpa persetujuanku dan suami. Astaga, aku kaget sekali saat mengetahuinya. Tapi, aku tak bisa berbuat banyak saat itu.

Aku sedang menunaikan salat magrib di kamar. Kupikir ada tamu yang sedang berkunjung sehingga aku memilih tetap di kamar karena tidak sopan jika ikut nimbrung. Astagfirullahaladzim, saat keluar kamar anakku sedang diberi minuman air putih yang katanya sudah dijampi-jampi Mbah Dukun. Alamak, anakku diapain ini.

Sedangkan sekujur tubuhnya sudah dibalur-baluri bawang dengan daun yang aku tidak tahu namanya. Aku memilih diam dan menunggu suami pulang. Katanya, hal itu lumrah dilakukan agar anak-anak kecil tidak diganggu almarhum leluhurnya. Aku kaget sekali mendengar hal itu.

Tapi, pada malam harinya anakku malah panas dan diare. Aku menduga anak ini sakit hingga membuatnya menangis. Aku malah curiga sama air yang dikasih semalam. Tapi, aku memilih untuk membawanya ke dokter saja.

Ternyata benar, anakku masuk angin sehingga membuatnya menangis terus tiap malam. Perut kembung yang enggak segera ditanganin membuat badannya panas hingga diare. Jadi bukan karena diganggu setan penyebabnya menangis tiap malam.

Tapi anehnya, kok aku jadi merinding ya, Bunda, menulis cerita ini. Seperti ada yang sedang memerhatikan aku di atas lemari. Leher pun jadi berat dan tangan merinding serta dingin seketika. Rasanya kaya ada yang enggak suka nih. Duh, anakku juga sering menangis dan menunjuk-nunjuk bagian atas lemari. Jangan-jangan.......Hiiiieeeeee.....


(Cerita Bunda Ami - Nganjuk)

Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke email [email protected]. Bunda yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.


(rap/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda