Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Susuk Suami Luruh Sehari Setelah Nikah, Habis Itu Aku Jijik Padanya

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Senin, 02 Jan 2023 12:01 WIB

Ilustrasi suami istri
Ilustrasi istri menangis/ Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes

Saya dan suami saat ini statusnya berpisah. Belum bercerai, agak susah bercerai karena di Katolik ngga bisa cerai secara gereja.

Bisa aja cerai secara negara karena memang kami dapat dua akta nikah; gereja dan sipil. Tapi jika proses ini nekat saya ambil, saya ngga boleh terima hosti (kepingan putih bentuk bulat) seumur hidup saat Misa.

Kenapa? Karena dianggap sebagai pendosa yang ngga bisa taat akan janji pernikahan. Kalaupun dikabulkan cerai secara gereja, maka itu harus disahkan sampai ke Vatikan. Kalo ngga begitu, saya dan dia statusnya tetap suami-istri. FYI, perceraian di gereja Katolik disebut "pembatalan pernikahan" dan itu harus karena alasan yang kuat tak terbantahkan.

Banner Tanaman Hias untuk Bisnis Rumahan

Alasan saya ingin cerai? Saya jijik sama dia sejak hari pertama menikah. Demi Tuhan manapun, saya juga ngga tahu kenapa bisa mau aja sama dia dulu sampe tiga tahun pacaran. Bahkan selama pacaran, saya yang modalin. Tapi rasa itu hilang semua, sehari setelah nikah.

Setelah tujuh tahun menikah, barulah saya sadar perkataan salah seorang saudara saya, yang melihat segenggam tanah merah di bawah kursi di ruang tamu yang diduduki orang tuanya saat melamar saya.

awkward couple, issues in family concept. sad woman on sofa feeling bad with her love partner.Ilustrasi pasangan bertengkar/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Vichakorn

Jadi, dia bukan pake susuk untuk saya, melainkan susuk pemikat untuk siapa saja yang mau sama dia akan terikat. Luruhnya susuk itu mulai terasa di hari pertama saya menikah dan kami honeymoon ke Bali.

Sumpah saya ada rasa jijik ke suami yang baru saya nikahi itu. Berbagai cara saya gunakan agar kami ngga berhubungan intim. Dan berhasil....! Ketika kami sampai kembali ke Jakarta dan akhirnya bercampur, saya jijik. Untunglah dia hanya bertahan lima menit dan saya bisa meloloskan diri.

Kalau saya bisa membalik waktu, saya pikir saya itu cinta bukan kepalang padanya saat pacaran. Saat pacaran pun, (maaf), status dia saat itu adalah buruh pabrik susu.

Sedangkan saya lulusan S1 dengan pekerjaan yang lumayan. Memang saat itu dia akhirnya kursus sistem komputer dan melamar kerja back office sebagai drafter.

Pada 2009 sampai 2019, dia kerja di satu tempat yang sama. Namun, setelah Lebaran, dia resign tanpa bilang saya. Oiya, sampe hari ini dia ngga ada sama sekali kasih saya duit "jatah istri". Ngga ada...! Hingga sekarang pun kami masih hidup menumpang di rumah Ibu saya.

Kenapa juga akhirnya saya bisa hamil? Lihat di HALAMAN SELANJUTNYA ya, Bun.

[Gambas:Video Haibunda]


SAYA HAMIL, DIA NGGAK TANGGUNG JAWAB

Ilustrasi suami istri

Ilustrasi suami istri/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Tomwang112

Saat itu tahun kedua kami menikah. Dan, saya setuju liburan lagi ke Bali. Di sinilah dia membuat saya mabuk dan tidak menggunakan kontrasepsi.

Sumpah demi Tuhan, saya tidak menyesali sama sekali kehadiran anak kami. Saya sayang kepada putra kami.

Hanya saja prosesnya yang membuat saya menyesal. Kenapa harus demikian, Tuhan?

Apakah kemudian dia ada insting kebapak-an yang menyayangi anak kami? Tidak! Setelah di tahun 2018 dia akhirnya nyambi-nyambi sebagai ojek online pun, kewajiban pada putra kami dilepas begitu saja pada saya.

Biaya sekolah? Biaya hidup? Semua ke saya. Impian saya menyekolahkan anak di sekolah swasta unggulan pun menguap karena setiap pulang ngojek hingga jam 1 dini hari pun, tidak ada uang yang ia setor ke saya. Malah dia sempat keceplosan, tiap hari jemput mantan istri temannya yang jadi suster di sebuah RS di dekat rumah.

Di 2019, saya ngga tahan. Setelah dia pulang jam 12 malam tanpa hasil, saya minta dia pulang ke rumah Ibunya. Hingga sekarang, dia ngga pulang-pulang.

Biaya hidup anak kami baru dua kali Rp500 ribu dia kirim. Itu pun udah ngga kirim lagi, mungkin anggap anak bisa makan dari langit.

Saya mantap cerai, tapi lagi-lagi kepentok ketentuan agama. Sekarang fokus saya ke anak aja dulu. Saya berniat sembuhkan ‘luka’ yang ngga kelihatan di dirinya. Doakan ya, Bun.

(Bunda Etha, Depok)

Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke [email protected] yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.


(ziz/ziz)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda