cerita-bunda

Mertua Kelewat Dominan Sampai 'Menindas' Keluargaku di Pesta Pernikahan

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Jumat, 21 Jan 2022 17:05 WIB

Jakarta -

Aku menikah hampir tiga tahun. Suamiku anak bungsu dari dua bersaudara dan sejak awal pacaran aku tahu dia anak kesayangan di rumah. Bunda yang nikah sama anak bungsu pasti ngerti 'kan rasanya menjalin hubungan dengan pribadi anak bontot begini?

Iya suamiku agak manja, tapi aku pun enggak jauh berbeda. Mungkin sedikit banyak itu juga yang membuat kami tertarik dan akhirnya sepakat menikah meski hanya setahun pacaran.

Waktu kami menuju ke orang tuaku untuk minta restu menikah, mereka setuju. Lain ceritanya ketika minta izin ke Mamanya suami. Ampun deh dramanya....

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Banner Nama Bayi Aestetic

Pertama, saat itu calon mertua nangis. Aku pikir nangis terharu kayak Ibuku, enggak tahunya dia bilang."Nanti kamu pergi ninggalin Mama ya?". Sepanjang kalimat itu dia merengut ke arahku. Calon suami sibuk nenangin Mamanya, aku lebih memilih diam.

Setelah bujuk-membujuk, akhirnya Mama ngasih restu. Tapi dengan syarat bahwa pernikahannya harus dengan adat Beliau. Harus juga di tempat yang ia tunjuk. Ya udah, kami enggak mau ribut. Kami iya-kan, Bun.

Orang tuaku juga ngikut aja, mungkin juga sama kayak aku. Malas meributkan pesta dua jam. Tapi ya ternyata luar biasa dominannya mertuaku. Mulai dari persiapan pun keluargaku minim dikasih ruang untuk ngasih pendapat. Tamu undangan yang awalnya disepakati 50-50 dari kedua pihak, bergeser jadi 70-30 dengan lebih banyak keluarga Mama dan Papa mertua. Alasannya karena harus mengundang keluarga dari kampung.

Walah! Saat itu dibuka di rapat keluarga, aku lihat Bapak dan Ibuku saling memandang. Tapi diam saja. Enggak sekali pun mereka komplain ke aku. Huhu, sayanggg banget sama mereka!

Saat hari H pernikahan, aku Bun jangan ditanya dongkolnya hati ini melihat Mama mertua ngatur ini-itu. Sampai jatah make-up keluargaku digusur karena harus dahulukan keluarga dari kampung. Sepupu-sepupu, Uwak, dan Tanteku memilih minggir dan dirias oleh sesama keluarga kami.

Aku pun memilih diam. Aku enggak mau cemberut di hari paling bersejarah ini. Tiba-tiba di tengah acara, tanpa ada pemberitahuan kepada aku dan keluarga, Mama minta band pengiring berhenti. Tujuannya: karaoke keluarga mereka! Elus dada, Bun!

Selepas acara, Ibuku cuma nitip satu pesan: segera punya rumah sendiri. Aku mengiyakan karena tahu kayak apa sifat mertua.

Alhamdulillah, hanya sekitar enam bulan kami tinggal di sana dan akhirnya ke rumah kontrakan. Itu pun masih ada lho Bun hal-hal yang diatur mertuaku lewat Video Call. Untungnya suami mengerti dan lebih banyak meredam semua aturan itu sendiri. Jadi aku enggak perlu tahu, hihih...

(Bunda V, Jakarta)

Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke [email protected] yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.

Simak juga video berikut mengenai drama mertua vs menantu yang dibacakan Fanny Fabriana. 

(ziz/ziz)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT