Ussy Sulistiawaty Ingin Jodohkan Amel dengan Putra Sahabatnya, Ini Reaksi Sang Anak

Ussy Sulistiawaty Bersama Amel/ Foto: Instagram @ussypratama

Anak pertama Ussy Sulistiawaty, Nur Amalia Putri atau akrab disapa Amel, akan berulang tahun ke-17 nih, Bunda. Rencananya, Amel akan mengadakan pesta ulang tahun dan mengundang teman-teman dekatnya.

Amel tampaknya sudah tak sabar menanti hari bahagianya tersebut. Apalagi di hari ulang tahunnya itu, sang nenek yang juga ibu Andhika Pratama, Sherly Hesti Erawati, akan hadir.

Belum lama ini, Ussy dan ibu mertuanya itu membicarakan tamu yang datang ke pesta ulang tahun Amel. Ussy sempat berseloroh akan mengundang pria yang akan dijodohkannya dengan sang putri.

"Bagaimana kalau calon besan mama undang semua? yang duta besar. Anaknya Meta kan cakep orang Arab, mau enggak dijodohin? Beda empat tahun," kata Ussy bercerita pada ibu mertua dan suaminya, dikutip dari YouTube Ussy Andhika Official, Rabu (5/1/2022).

Amel tampak tersenyum dan langsung menolak ide sang Bunda. Melihat itu semua, ibu mertua Ussy penasaran dengan beda usia Amel dan pria yang dijodohkan menantunya nih, Bunda.

"Oma sama Opa terpaut empat tahun," ujar Sherly.

"Banyak yang mulai mendekat-mendekat. Jangan kayak Opa dahulu, kalau ada yang deketin anaknya, 'Apa kamu? Mau apa kamu?'" sambungnya.

Pembicaraan seputar jodoh Amel ini pun berakhir saat Ussy dan ibu mertuanya melanjutkan perjalanan pulang setelah bersepeda bersama. Amel sendiri tidak memberikan tanggapan terkait perjodohannya, Bunda.

Komunikasi yang dijalin antara Ussy dan Amel patut dijadikan contoh nih, Bunda. Bicara dengan anak remaja memang harus hati-hati, tapi juga perlu terbuka agar mereka merasa dimengerti oleh kedua orang tuanya.

Lalu apa sebenarnya yang dialami remaja seusia Amel dalam memandang lawan jenis ya? Baca halaman berikutnya yuk.

Simak juga cerita Shahnaz Haque tentang pengalamannya membesarkan anak ABG, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

PERUBAHAN ANAK PADA FASE PERTENGAHAN REMAJA

Ussy Sulistiawaty Bersama Amel/ Foto: Instagram @ussypratama

Memasuki usia 15 sampai 17 tahun, anak seperti Amel akan masuk pada fase pertengahan remaja. Mengutip buku 1001 Cara Bicara Orangtua dengan Remaja oleh Johns Hopkins Center for Communication Programs dan Direktorat Bina Ketahanan Remaja BKKBN, pada fase ini anak akan mengalami perubahan psikososial seperti:

Suka mengeluh saat orang tua ikut campur
Sangat memerhatikan penampilan
Berusaha mendapat tema baru
Tidak atau kurang menghargai orang tua
Moody atau sering sedih
Mulai menulis buku harian
Sangat memerhatikan kelompok main secara selektif dan kompetitif
Mulai mengalami periode sedih karena ingin lepas dari orang tua

"Pada masa ini, remaja mulai tertarik akan intelektualitas dan karier. Secara seksual, remaja mulai memerhatikan penampilan dan mulai mempunyai atau sering berganti pacar," demikian kata tim penulis.

Di fase ini, remaja juga sangat perhatian dengan lawan jenis. Mereka pun mulai memiliki panutan (role model) dan konsisten terhadap cita-cita.

Lalu bagaimana cara menghadapi anak yang masuk di fase pertengahan remaja ini ya, Bunda? Baca halaman berikutnya yuk.

CARA MENYIKAPI PERUBAHAN POLA PIKIR ANAK REMAJA

Ussy Sulistiawaty Bersama Amel/ Foto: Instagram @ussypratama

Saat anak mulai memasuki masa pubertas, mereka mulai tertarik dengan lawan jenis. Pengaruh pergaulan umumnya membuat remaja ingin pula mencoba berpacaran seperti teman sebayanya. Lalu bagaimana cara Bunda menyikapinya?

Setiap keluarga memiliki konsep pacaran yang berbeda-beda nih, Bunda. Demikian pula degan nilai dan batasa dalam berpacaran atau mengenal lawan jenis.

Sebagai subyek dalam masalah ini, sebaiknya kita melibatkan anak dalam menyusun definisi dan batasan tersebut. Cara terbaik adalah melakukan diskusi.

"Orang tua boleh menyampaikan pendapat dan alasannya, termasuk pengalamannya. Remaja juga dipersilakan untuk mengemukakan argumen," ujar tim penulis.

Bila terjadi perbedaan pendapat, Bunda bisa menerimanya terlebih dahulu ya. Jangan langsung mengambil keputusan kalau orang tua harus benar, tapi berikan argumen penguat. Kedua belah pihak lalu dapat mengambil waktu untuk memikirkan pendapat pihak lain.