cerita-bunda
Barokah! Berbagi Rezeki dengan Anak Yatim Membuat Persalinanku Lancar & Sehat
Senin, 28 Mar 2022 17:15 WIB
Sudah dua tahun selama Ramadan 2020 dan 2021, aku tidak menjalankan puasa karena alasan kesehatan. Saat kehamilan anak kedua, aku mengalami plasenta previa dan mengalami pendarahan. Setelah ke dokter kandungan, ternyata aku harus dirawat inap sehari untuk observasi dan diberi suntikan penguat pembentukan paru di usia kandungan di usia 33 - 34 Minggu.
Setelah itu aku dan suami teringat bahwa aku belum melaksanakan fidyah untuk utang puasa waktu kehamilan anak pertama. Apakah ini bentuk cinta Allah SWT kepada keluargaku?
Akhirnya aku dan suami berniat setelah pulang rawat inap, kami mau mengunjungi rumah singgah yang merawat anak terlantar dan yatim piatu. Sampai di saat suami libur, aku dan suami mau menjalankan niatan itu. Kami mampir sebentar ke toko donut yang terkenal (enggak sebut namanya ya) dan ada sedikit buah tangan buat anak-anak dan pengurus rumah singgah.
Sampai di rumah singgah, aku dan suami diterima oleh pengurus yang mengurus rumah singgah itu. Rumah singgah yang sederhana dan banyak anak usia balita sampai remaja yang ada di sana. Sampai akhirnya aku dan suami diajak masuk ke dalam rumah singgah tersebut.
Ada suara tangis bayi yang aku dan suami dengar. Aku bilang,"Apa di sini juga ada bayi juga yang dirawat?"
Pengurus jawab,"Iya."
Belum lama ada bayi yang dititipkan ibunya karena ibunya malu hamil di luar nikah. Proses kelahirannya sendiri tanpa bantuan bidan maupun dokter kandungan.
Yang ada di pikiranku adalah kenapa yang hamil di luar nikah gampang dalam persalinannya? Sedangkan aku kenapa harus mengalami proses kehamilan yang berat?
Akhirnya aku paham dalam kehidupan manusia ada beberapa hal yang harus dijalani apa pun kondisi dan situasinya. Karena kita hanya manusia yang tak luput dari rasa serakah, lupa bersyukur, mau senangnya sendiri, dan tanpa menyadari apa yang telah ditetapkan dan diberikan oleh Allah SWT.
Aku dan suami kemudian diajak oleh pengurus untuk ke ruang tengah tempat anak-anak main. Suamiku menyerahkan bungkusan donut untuk anak-anak. Alhamdulillah anak-anak suka dan tidak lupa kami juga menyerahkan buah tangan bahan makanan dan susu untuk rumah singgah tersebut.
Aku bilang ke anak yang pertama yang usianya tiga tahun,"Kakak lihat itu teman-temannya pada senang dapet donut. Kakak jangan lupa bersyukur dan berbagi ya supaya Kakak bisa menikmati berkah yang Allah SWT berikan."
Alhamdulillah proses persalinanku lancar ibu dan bayi sehat selamat tanpa kurang suatu apapun.
Sampai sekarang kami sekeluarga masih suka mampir ke rumah singgah. Tapi karena COVID-19 kami hanya mampir dan menitipkan sedikit buah tangan untuk anak-anak singgah.
Semoga cobaan apa pun yang dialami kita bisa bersyukur atas apa yang sedang dialami tanpa ada marah, mengeluh, dan mempertanyakan kuasa Allah SWT. Karena di balik suatu cobaan pasti ada penyelesaian yang sudah Allah SWT tuliskan di kehidupan kita.
(Bunda Kusrini, tidak memberi alamat)
Mau berbagi cerita kebaikan di bulan Ramadan, Bun? Yuk cerita ke kami lewat [email protected] Cerita terbaik akan mendapat THR menarik dari HaiBunda.
Simak juga video berikut mengenai tips merancang musholla di rumah minimalis.
(ziz/ziz)