Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Adik Ipar Sok Ngatur, Suamiku Dilarang Berikan Gaji ke Istri

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Jumat, 03 Nov 2023 17:45 WIB

Frustrated couple, headache and argument in divorce, conflict or disagreement on living room sofa at home. Unhappy man and woman in breakup, cheating affair or fight from toxic relationship in house
Ilustrasi Cerita Bunda: Adik Ipar Sok Ngatur, Suamiku Dilarang Berikan Gaji ke Istri/ Foto: Getty Images/Jacob Wackerhausen
Jakarta -

#HaiBunda aku menikah di usia 30 tahun dengan laki-laki yang umurnya sudah matang. Alasan menikah memang karena aku suka dengan kepribadian dia.

Kami dikenalkan oleh tetangga yang sudah ku anggap seperti keluarga. Meskipun pendidikan suami lebih rendah, aku nggak masalah selama dia masih bisa menafkahi.

Suamiku dari keluarga besar, 10 orang kakak beradik dan hubungan mereka biasa saja. Hanya saja, dia sangat dekat dengan adiknya. Masalah pun bermula saat aku dan suami bulan madu ke Bandung.

Keluarga besar mereka menyusul karena ada yang belum pernah ke Bandung. Waktu itu, aku pikir nggak masalah karena makin ramai pasti makin seru.

Tapi... Anak dari adiknya alias keponakan selalu nempel ke suamiku. Padahal sebagai pengantin baru, aku mau berdekatan dan manja ke suami. Awalnya ku diamkan, tapi lama-kelamaan aku merasa tersisih.

Aku ngambek dan suami sempat tersulut emosi. Kami sampai didamaikan oleh kakaknya yang lain. Setelah kejadian itu, aku dan keluarganya tetap berhubungan baik. Tapi lama-kelamaan, mereka jadi toxic!

Keponakannya sering minta uang, kakaknya juga. Mereka pikir karena kami masih berdua, belum ada tanggungan anak. Padahal, mereka nggak tau cicilan apa aja yang harus kami bayarkan. Aku nggak mungkin dong, kasih tau 'rahasia dapur' kami.

Makin ke sini, adiknya malah semakin mengatur. Dia bilang, gaji kakaknya jangan dikasih ke aku. Lho, aku kan istrinya! Aku tau omongan adiknya itu dari kakak ipar dan keponakan suami. Bersyukur, suami masih jujur soal gajinya.

Entah apa yang ada dalam pikiran mereka sampai menyudutkan aku. Saat aku pergi belanja dengan teman-teman, jadi omongan juga. Padahal, aku bekerja dan menghasilkan uang sendiri. Bebas dong, aku gunakan untuk apa aja.

Sebenarnya, aku mau bilang masalah ini ke suami. Tapi, kalau aku membicarakan keluarganya apalagi menyangkut adiknya, dia selalu menepis. Akhirnya, aku dan ipar yang lain sepakat membongkar keburukan adik ipar itu.

Tapi, sampai sekarang belum terlaksana. Aku masih memendam semua perasaan kesal ini sendirian. Bersyukur, aku punya banyak teman jadi sedikit terhibur. Hanya saja, kadang aku berpikir apakah kami belum punya anak karena perasaan yang terpendam ini?

Katanya, kalau mau punya anak harus tenang pikiran dan perasaan. Semoga dengan berbagi cerita ini, pikiranku bisa sedikit lega ya, Bunda.

-Bunda I, domisili dirahasiakan-

Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk cerita ke Bubun, kirimkan lewat email [email protected]. Cerita terbaik akan mendapat hadiah menarik dari HaiBunda.

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda