Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Aku Malu Hamil Anak Ketiga, Nangis Tiap Hari Sampai Berniat Aborsi

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Jumat, 13 Oct 2023 18:45 WIB

Asian beautiful depression girl crying in tears sit on bed in bedroom. Attractive unhappy young woman feeling sad lonely and upset with life problem and hold tissue on hands in dark night room at home
Ilustrasi Cerita Bunda: Aku Malu Hamil Anak Ketiga, Nangis Tiap Hari Sampai Berniat Aborsi/ Foto: Getty Images/Kiwis
Jakarta -

#HaiBunda aku mau cerita pengalaman hamil anak ketiga. MasyaAllah, banyak sekali rintangannya. Aku dan suami kaget, bingung, ini berita gembira tapi malah harus disembunyikan dari keluarga.

Kenapa disembunyikan? Jadi, anak pertama dan kedua kami spesial karena punya gen thalasemia mayor. Tiap sebulan sekali, mereka harus transfusi darah. Inilah alasan kenapa kami hanya ingin punya dua anak.

Keluarga juga mengingatkan supaya aku nggak usah hamil lagi. Suster juga mengingatkan, nggak mudah mengurus dua anak yang harus bolak-balik ke RS tiap bulan. Apalagi, jarak usia mereka cuma setahun.

Tapi... Saat anak kedua usia 4 bulan, aku memutuskan pakai KB IUD. Aku konsultasi ke dokter yang menangani saat aku operasi caesar. Waktu mau pasang IUD, aku belum haid dan memang nggak mau pasang saat haid.

Dokter menyarankan USG dulu untuk memastikan apakah hamil atau enggak. Hasilnya, tidak terlihat kantung janin di rahimku. Dokter pun meminta aku test pack untuk memastikan. Ternyata, aku positif hamil!

Bingung, entah harus senang atau sedih karena ini di luar dugaan kami. Aku nggak menyangka akan hamil lagi. Kami sempat minta saran dokter untuk gugurkan saja. Tapi, dokter menyarankan untuk dipertahankan.

"Siapa tahu anak ini akan beda dari kedua kakaknya," kata dokter waktu itu.

Aku dan suami sempat berdebat, apakah kehamilan ini mau dilanjutkan atau tidak. Aku maunya aborsi dan suami mendukung, lalu cari obat untuk menggugurkan. Kami sampai mencari RS yang mau bantu aborsi.

Setelah dapat RS, aku kok malah ragu dan takut berdampak buruk di kehidupan kami ke depannya. Mungkin, Tuhan punya cerita lebih indah dengan memberikan kami anak ketiga ini. Akhirnya, aku dan suami terbuka sama keluarga dan orang sekitar.

Aku kira, mereka bisa menerima dengan baik dan memberikan support. Ternyata, keluarga aku dan suami malah kecewa, kenapa kami nggak fokus aja merawat anak pertama dan kedua. Gara-gara ini, aku sampai terpukul dan menangis tiap hari.

Respons orang lain pun sama. Aku jadi malu dan selalu pakai baju longgar supaya nggak kelihatan hamil. Aku takut sama omongan-omongan orang sekitar, apalagi kalau mereka sampai nyinyir.

"Aduh Bun, kok hamil lagi. Dua anak kamu aja harus kontrol terus, ini malah hamil lagi. Makanya KB biar nggak hamil terus..."

"Sekarang aja kerepotan, malah nambah anak lagi. Gimana kalau semua anaknya sakit thalasemia?"

Aku benar-benar nggak menyangka, ada omongan seperti itu bahkan dari perempuan yang juga seorang ibu. Aku kan lagi hamil, dia nggak memikirkan gimana perasaan aku dipermalukan di depan umum.

Orang-orang di rumah sakit pun melihat ke arah aku dan anak-anakku. Rasanya mau marah tapi aku tahan karena nggak tega lihat anak-anakku. Sejak itu, aku nggak mau ke rumah sakit itu lagi.

Yaa Allah... Seberat itu aku menjalani kehamilan anak ketiga ini. Alhamdulillah, anak ketiga kami sehat dan sekarang sudah usia 2 tahun. Mohon doanya ya Bunda, semoga kami kuat menghadapi semua rintangan. Aamiin...

-Bunda R, Kabupaten Bandung-

Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk cerita ke Bubun, kirimkan lewat email [email protected]. Cerita terbaik akan mendapat hadiah menarik dari HaiBunda.

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda