Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Pakai KB Spiral, Kok Masih Bisa Hamil Ya?

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Senin, 22 Jan 2018 10:08 WIB

Sudah pakai KB spiral, tapi kok masih bisa hamil ya?
Pakai KB Spiral, Kok Masih Bisa Hamil Ya?/ Foto: thinkstock
Jakarta - Namanya alat kontrasepsi, memang nggak 100 persen bisa mencegah kehamilan. Termasuk juga IUD (Intrauterine Device) yang kita kenal dengan KB spiral. Sehingga, saat pakai spiral, kondisi kebobolan alias kita hamil bisa aja terjadi, Bun.

"Efektivitas IUD dalam mencegah kehamilan 99,7 persen. Kondisi hamil saat pakai KB spiral memang jarang sekali tapi bukan nggak mungkin bisa terjadi," kata Lanalee Araba Sam, MD, dokter spesialis obstetri dan ginekologi di Ft. Lauderdale.

Ketika kehamilan terjadi saat ibu pakai KB spiral, Lanalee bilang gejalanya sama kayak kehamilan pada umumnya. Misalnya payudara terasa lebih lembut, kelelahan, dan mual muntah. Untuk itu, ketika pakai IUD dan mengalami gejala itu Lanalee menyarankan untuk cek ke dokter, Bun.



Kalau memang benar-benar hamil, apakah IUD-nya harus dilepas? Kata dr Dyana Safitri SpOG(K) kalau posisinya nggak berpengaruh ke bayi maka nggak masalah jika KB spiral langsung distop pemakaiannya saat hamil. Tapi, yang perlu kita tahu kalau IUD berisiko menyebabkan sulitnya embrio menempel di rahim, risiko keguguran tinggi, Bun.

"Kalau dicabut risiko gugurnya kehamilan tinggi juga. Makanya dilihat posisi IUD-nya di bawah dekat jalan lahir, gampang dicabut atau nggak. Disarankan sih nggak diapa-apain ya," kata dr Dyana.

Sementara itu, Lanalee mengatakan kehamilan dengan adanya KB spiral di rahim membuat ibu 50 persen lebih berisiko mengalami keguguran. Untuk itu, direkomendasikan kehamilan diteruskan dan KB spiral dicopot. Sehingga, dokter akan lebih sering memonitor KB spiral.

Risiko lainnya adalah kehamilan ektopik yakni sel telur tetap berada di tuba falopi. Kehamilan ektopik sering berakhir dengan keguguran dan kalau nggak segera ditangani bisa berisiko menimbulkan kerusakan pada sistem reproduksi wanita.
"Jika ibu positif hamil, biasanya dokter akan melakukan tes darah sekali lalu melakukannya 48 jam kemudian untuk memastikan hormon kehamilan tetap meningkat atau tidak guna memastikan ada progres pada kehamilan," kata Lanalee dikutip dari Parents.

Dalam wawancara dengan detikHealth, dr Irfan Mulyana Mustofa SpOG dari RSUD Leuwiliang Bogor bilang pada kehamilan, IUD nggak membahayakan kehamilan dan janinnya. Tapi memang, secara umum bisa ada risiko keguguran terutama di trimester pertama. Tapi itu dilihat juga ketika ibu hamil kontrol, Bun.



dr Irfan menambahkan akan dilihat apakah KB spiral mengancam kehamilan atau nggak. Kalau aman, maka IUD nggak perlu dilepas ketimbang dilepas tapi justru memicu risiko keguguran. Kecuali, kalau berisiko membahayakan kehamilan, IUD dapat dikeluarkan.

"Saat melahirkan, bayi dan plasentanya sudah keluar, IUD-nya juga ikut keluar kok. Kalau ada kasus di mana bayinya pas lahir genggam IUD, ya bisa aja apalagi kan jelas KB spiral jauh lebih kecil ukurannya ketimbang si bayinya," tambah dr Irfan yang juga praktik di RS Medika Dramaga Bogor ini. (rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda