Jakarta -
Bagi sebagian wanita, perjuangan
mendapatkan momongan tidaklah mudah. Apalagi jika dalam prosesnya harus mengalami
keguguran berulang.
Inilah yang dialami Laura Worsley, seorang wanita dari Kenilworth, Inggris. Dalam kurun waktu 10 tahun, Worsley mengalami 13 kali keguguran. Baginya, tidaklah mudah merasakan kehilangan calon buah hati berkali-kali.
"Ini tidak pernah mudah. Setiap kehilangan benar-benar membuatku hancur," kata Worsley, mengutip
Today.
Di usianya yang ke-35 tahun, akhirnya wanita yang bekerja sebagai asisten keuangan itu hamil untuk ke-14 kalinya. Pertama kali tahu dirinya hamil lagi, Worsley sempat takut untuk berharap, apalagi setelah mengalami tragedi keguguran berulang kali.
Pada akhirnya, Worsley dan suaminya, Dave, yakin kehamilan ke-14 itu sedikit berbeda. Doa dan kesabaran keduanya akhirnya membuahkan hasil. Tepat tanggal 12 September 2018, mereka dikaruniai anak perempuan bernama Ivy.
"Ivy adalah keajaiban untuk kami. Terkadang saat melihatnya, aku masih tak percaya jika aku ibunya," ujar Worsley.
Bukan tanpa alasan Worsley berkali-kali mengalami keguguran. Ia didiagnosis oleh Professor Siobhan Quenby dari Biomedical Research Unit di University Hospital Coventry and Warwickshire mengidap
sindrom antifosfolipid atau dikenal dengan sindrom darah kental yang bisa menyebabkan keguguran.
Selain itu, Quenby juga menemukan kondisi langka lainnya pada Worsley, yaitu Chronic Histiocytic Intervillositis. Kondisi di mana tubuh menyerang plasenta.
Kisah Seorang Ibu Melahirkan Setelah 13 Kali Keguguran/ Foto: Istock |
Kehamilan ke-14 ini memang berisiko bagi Worsley. Untuk itu, dia melakukan berbagai pengobatan untuk menguatkan rahim dan meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. Tujuannya agar Worsley dapat melewati 24 minggu kehamilannya dan bayi memiliki peluang untuk bertahan hidup.
Proses kelahiran Ivy juga tidaklah mudah. Ivy lahir dengan berat kurang dari 1 kg di usia kehamilan 30 minggu melalui proses caesar. Meski begitu, kini di usia 9 bulan, Ivy tumbuh menjadi anak sehat, Bun,
"Sangat menakutkan saat pertama kali melihatnya yang begitu kecil hanya dengan tabung pernapasan," tutur Worsley.
"Dia masih kecil untuk anak seusianya (saat ini), tapi dia sudah bisa tersenyum dan meraih apapun yang dilihat," lanjutnya.
Dengan berbagi kisahnya, Worsley berharap semua orang bisa terus berharap dan enggak mudah menyerah. Terlebih Worsley yakin keajaiban bisa terjadi.
Kisah Seorang Ibu Melahirkan Setelah 13 Kali Keguguran/ Foto: Thinkstock |
Perjuangan Worsley sungguh menginsiprasi ya, Bun. Mengalami keguguran memang enggak mudah, tapi jangan dibiarkan berlarut-larut supaya tidak menjadi Post-traumatic stress disorder (PTSD).
PTSD adalah kondisi gangguan kesehatan mental yang dialami seseorang setelah mengalami peristiwa bencana psikososial traumatis. Salah satu kelompok rentan mengalami PTSD yaitu
ibu yang alami keguguran.
Gejalanya berupa kilas balik ingatan, mimpi buruk, perasaan cemas parah, dan pikiran yang tak terkendali tentang peristiwa yang traumatis. Menurut Dr.dr.Nurmiati Amir SpKJ(K), butuh dukungan psikososial untuk mencegahnya.
"Pada orang-orang berisiko tinggi pendampingan berkesinambungan oleh para ahli bisa dilakukan," kata Nurmiati, melansir dari
detikcom.
Selain dukungan keluarga, penting untuk mengerti faktor pemicu keguguran, Bun. Untuk lebih jelas, bisa simak video di bawah ini ya.
(ank/rdn)