Jakarta -
Untuk tahu pasangan suami istri (pasutri) subur atau tidak, bisa dilakukan
cek kesuburan. Namun, kapan waktu yang disarankan untuk melakukannya?
Kata dr.M Luky Satria Syahbana, Sp.OG-KFER dari
Mayapada Hospital Jakarta Selatan, cek kesuburan disarankan ketika suami dan istri berusia 35 tahun ke atas. Bila cek kesuburan mau dilakukan sebelum menikah pun tak masalah.
"Lakukan juga tes kesuburan setelah pasangan setahun menikah, berhubungan intim setidaknya dua kali seminggu, tanpa kontrasepsi tapi belum hamil juga," papar Luky saat berbincang dengan
HaiBunda.
Selain itu, jika wanita memiliki endometriosis, kista, haidnya tidak teratur, dan berusia muda, disarankan Luky untuk cek kesuburan, Bun. Begitu pun jika sudah pernah menikah sebelumnya tapi belum punya anak, enggak ada salahnya jikaÂ
wanita melakukan cek tersebut.
 ilustrasi cek kesuburan untuk cek infertilitas/ Foto: iStock |
"Kalau punya penyakit penyerta seperti diabetes lebih berefek ke pria ya karena kalau gula darah enggak kekontrol kan bisa bikin impotensi. Kalau yang berpengaruh ke wanita yaitu penyakit yang berhubungan dengan infertilitas," papar Luky.
Sementara itu, dr.Rinto Riantori Sp.OG dari rumah sakit yang sama menyarankan pasangan melakukan cek kesuburan sedini mungkin. Kata Rinto di negara maju sudah dilakukan premarital konseling. Jadi, sebelum menikah pasangan calon suami istri sudah berkonsultasi dengan obgyn untuk mendapatkan informasi dan skrining untuk menjadi pasangan ayah dan ibu yang sehat.
"Contohnya,
gimana cara cepat hamil, skrining penyakit keturunan, skrining kesuburan,
gimana cara mengatasiÂ
kehamilan setiap trimester, dan apa saja risiko yang bakal terjadi selama hamil," ujar Rinto.
Ketahui juga, Bun, proses kehamilan dengan prosedur bayi tabung di video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(rdn/rdn)