10 Mitos Terkait Makanan Ibu Hamil yang Masih Sering Dipercaya
Radian Nyi Sukmasari |
HaiBunda
Sabtu, 06 Jul 2019 08:00 WIB
Mitos makanan ibu hamil/ Foto: iStock
Memperhatikan makanan ibu selama hamil amat penting. Sebab, zat gizi yang diasup ibu hamil berguna untuk mendukung kehamilan, tumbuh kembang calon bayi, dan persiapan melahirkan juga menyusui.
Dikatakan dr.Arti Indira, M.Gizi, Sp.GK, dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, pada dasarnya di trimester pertama, ibu hamil belum butuh tambahan kalori. Apalagi mual muntah masih mendominasi. Dengan kata lain, kebutuhan nutrisi ibu hamil enggak berbeda terlalu banyak dari saat ibu tidak hamil.
"Kebutuhan nutrisi baru naik di trimester kedua dan ketiga, sekitar 300 kalori. Lalu protein tambah 20 gram. Sandwich telur tambah satu gelas susu udah 300 kalori, sebenarnya enggak banyak kan tambahannya," kata Arti, saat berbincang dengan HaiBunda.
Terkait makanan ibu hamil, dikutip dari buku Kamus 505 Mitos & Fakta Seputar Kehamilan dan Menyusui, di masyarakat masih banyak mitos yang beredar dan dipercaya. Apa aja di antaranya? Simak di halaman berikutnya, Bun.
Ibu hamil memang disarankan enggak makan sushi. Alasannya bisa Bunda lihat di video berikut.
1. Minum air kelapa hijau bikin air ketuban dan bayi lahir bersih
Faktanya, air kelapa kaya akan elektrolit yang menjaga keseimbangan cairan tubuh. Sehingga, Bunda bisa merasa sehat dan segar. Tapi, minum air kelapa hijau enggak memengaruhi ketuban atau kuli bayi.
Bayi selama di kandungan punya bulu halus atau lanugo yang perlahan lepas dan mengotori air ketuban. Makin lama di rahim, bayi semakin bersih karena lanugo-nya sudah lepas, yang membuat air ketuban terlihat keruh.
2. Ibu hamil ngidam makanan asin, bayinya laki-laki
Saat hamil, banyak perubahan terjadi di tubuh ibu termasuk mulut. Perubahan hormon bisa jadi meninggalkan rasa enggak enak di lidah, sedangkan indra perasa dan penciuman amat sensitif kala itu, hingga Bunda menolak beberapa makanan. Rasa mual dan muntah juga kadang hanya bisa direda dengan makanan tertentu.
Enggak ada hubungannya makanan yang diidamkan ibu hamil dengan jenis kelamin bayi karena ini tergantung preferensi masing-masing ibu.
3. Doyan makan daging, ibu hamil mengandung anak laki-laki
Bukan jaminan jika ibu hamil doyan makan daging berarti janin yang dikandung laki-laki.
4. Ibu hamil harus makan porsi dobel
Arti bilang, terapkan prinsip eat for you, bukan eat for two. Makanan yang disarankan untuk ibu hamil, lanjut Arti, makanan sehat. Lalu, terapkan pola makan dengan diet gizi seimbang dan porsinya disesuaikan dengan kebutuhan. Pastikan menu makanan Bunda mengandung karbohidrat, protein hewani dan nabati (dengan tambahan 20 gram di trimester dua dan tiga), lemak sehat, dan vitamin juga mineral.
5. Makan cumi saat hamil bikin bayi enggak pintar atau kulitnya hitam
Cumi-cumi enggak bikin si kecil bodoh kok, Bun. Tapi, cumi-cumi mengandung kolesterol tinggi, hingga tak boleh dikonsumsi terlalu banyak. Apalagi jika disebut tinta cumilah yang bisa bikin kulit bayi hitam. Ini mitos ya. Sebab, warna kulit dipengaruhi kombinasi gen orang tua dan makanan yang diasup ibu.
Klik halaman berikutnya untuk menguak lima mitos makanan ibu hamil lain.
Minum es bikin bayi besar
Mitos makanan ibu hamil/ Foto: iStock
6. Minum es bikin bayi besar
Faktanya, air dingin memperlambat kerja usus. Padahal, sembelit rentan dialami ibu hamil. Sedangkan, sembelit enggak ada dampaknya pada ukuran bayi. Hal yang kerap terjadi, ibu hamil minum es atau minuman dingin ditambah sirup atau gula. Alhasil, kalori yang diasup berlebih dan bisa bikin Bunda plus janin besar.
7. Makan nangka saat hamil membuat perut Bunda panas
Sama seperti durian, timun, nanas, dan daging kambing, nangka boleh kok dimakan ibu hamil. Asal, Bunda enggak memiliki alergi atau reaksi negatif setelah makan nangka. Porsinya pun jangan berlebihan ya Bun.
Layaknya buah lain, nangka juga mengandung vitamin A dan C, tiamin, kalsium, riboflavin, zat besi, dan serat. Tapi, kalau Bunda punya masalah lambung, gas yang terkandung pada nangka memang bisa meningkatkan asam lambung hingga perut terasa panas.
8. Makan menggunakan sendok kecil agar bibir bayi mungil
Bentuk bibir atau penampikan bayi tidak dipengaruhi ukuran sendok yang dipakai Bunda. Tetapi, makan dengan sendok kecil membantu ibu hamil tak makan berlebihan dan mengunyah lebih lama.
Enggak ada hubungan antara piring yang dipakai ibu hamil saat makan dengan ukuran bayi. Sebab, ukuran bayi dipengaruhi nutrisi si ibu. Hanya saja, kalau Bunda makan dengan piring besar, otomatis porsinya lebih banyak dan rentan mengalami kenaikan bobot berlebih.
10. Ibu hamil tidak sempat makan buah, bisa menggantinya dengan konsumsi vitamin C
Vitamin C bisa Bunda dapat dari buah dan sayur. Tapi, kebutuhan vitamin C ibu hamil sekitar 85 - 120 mg per hari. Jika Bunda berniat menambahnya dengan minuman kemasan dengan kandungan vitamin C, sisanya akan dibuang lewat urine. Proses tersebut juga berisiko membuat ibu hamil mengalami diare, iritasi saluran cerna, dan mual.
Jangan pernah mengonsumsi vitamin C lebih dari 2.000 mg per hari. Bagaimanapun, makanan dari sumbernya adalah yang terbaik. Kandungan nutrisinya masih utuh dan tidak melalui proses pabrikan.
Saat Bunda hamil, mitos tentang makanan ibu hamil apa lagi yang sering didengar?