Jakarta -
Salah satu kehamilan yang tidak normal adalah
kehamilan ektopik. Kondisi ini ketika sel telur yang sudah dibuahi enggak menempel di endometrium rahim, tapi di tuba falopi atau tempat lain. Seperti apa gejalanya?
"Flek atau perdarahan dari kemaluan, nyeri perut hebat kemudian disertai dengan tes kehamilan positif. Kalau sudah terdiagnosis Kehamilan Ektopik Terganggu (KET), perlu dilakukan tindakan operasi darurat," papar dr.Rinto Riantori Sp.OG dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan kepada
HaiBunda.
Sebagai upaya mencegah kondisi ini, Rinto menyarankan para bunda menjaga kebersihan genitalia sehingga tidak menimbulkan infeksi. Kemudian, hindari konsumsi alkohol,
rokok, dan obat-obatan terlarang.
"Jika memakai kontrasepsi, konsultasikan dengan dokter secara teratur," ujar Rinto.
Dikutip dari
Web MD, umumnya bedah yang dilakukan pada kehamilan ektopik adalah laparoskopi. Prosedurnya, dokter akan membuat sayatan kecil di bagian bawah perut dan memasukkan alat tipis bernama laparoskop lalu mengangkat sel telur yang sudah dibuahi namun tidak menempel di rahim tersebut.
Jika tuba falopi diketahui rusak, bisa jadi diangkat, Bun. Jika terjadi pendarahan hebat dan ada indikasi tuba pecah, diperlukan pembedahan darurat dengan sayatan lebih besar yang disebut laparotomi.
Gejala dan Penanganan Hamil Ektopik, Seperti Apa?/ Foto: iStock |
Selain pembedahan, obat juga bisa diberikan bila tuba falopi belum pecah dan kehamilan diketahui sejak awal. Biasanya, dokter akan memberi suntikan metotreksat yang menghentikan sel tumbuh dan tubuh menyerapnya.
Setelah mengalami
hamil ektopik, Bunda masih bisa kok memiliki kehamilan normal. Jangan lupa konsultasi ke dokter ya. Biasanya, dokter menyarankan program hamil dijalani 3 - 6 minggu setelahnya.
Pijat ibu hamil seperti di video ini enak banget lho, Bun. Cek ya tayangannya.
(rdn/rdn)