HaiBunda

KEHAMILAN

Jangan Dianggap Sepele, Ini Akibat Jarak Kelahiran Terlalu Dekat

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Senin, 11 Nov 2019 19:23 WIB
Jangan Dianggap Sepele, Ini Akibat Jarak Kelahiran Terlalu Dekat /Foto: iStock
Jakarta - Memiliki momongan tentunya jadi kebahagian setiap pasangan. Bahkan, karena ingin memiliki banyak anak, ada pasangan yang sengaja ingin hamil lagi padahal dia baru melahirkan beberapa bulan sebelumnya. Adakah dampak kesehatannya terkait hal tersebut?

Para peneliti menemukan ibu yang hamil lagi kurang dari enam bulan setelah melahirkan, bayinya berisiko 40 persen lahir prematur dan 61 persen berisiko memiliki berat lahir rendah. Hal ini dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan dari ibu yang memberi jarak waktu kelahiran 18 bulan hingga dua tahun.

Meskipun waktu mungkin bukan segalanya, analisis menunjukkan bahwa jarak kehamilan yang lebih baik dapat mengurangi dampak dramatis pada komplikasi dan kematian neonatal.


"Perubahan kecil seperti meningkatkan jarak kehamilan dapat memiliki dampak kesehatan masyarakat yang sangat besar," kata ahli epidemiologi Rachel Royce, Ph.D, dikutip dari Web MD.

Senada dengan Royce, peneliti Agustin Conde-Agudelo, MD, MPH, menambahkan bahwa jarak waktu hamil lagi yang direkomendasikan setelah melahirkan setidaknya 18 bulan hingga dua tahun. Jika kurang dari hal tersebut maka banyak risiko kurang baik yang dihadapi.

"Setelah lahir, interval yang direkomendasikan untuk kehamilan berikutnya adalah setidaknya 18 bulan dan tidak lebih dari 60 bulan untuk mengurangi risiko kelahiran yang merugikan," kata Agudelo.

Foto: iStock


Selain itu, melansir dari Mayo Clinic, penelitian menunjukkan bahwa hamil lagi dalam waktu enam bulan setelah melahirkan bisa meningkatkan risiko di antaranya, bayi lahir prematur, plasenta sebagian atau seluruhnya mengelupas dari dinding dalam rahim sebelum melahirkan (solusio plasenta), berat badan lahir rendah, gangguan bawaan sampai skizofrenia.

Selain itu, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kehamilan dalam waktu kurang dari dua tahun setelah melahirkan dikaitkan dengan peningkatan risiko autisme pada anak yang lahir. Dan ini merupakan risiko tertinggi untuk kehamilan yang berjarak kurang dari 12 bulan.

Jarak kehamilan yang terlalu dekat mungkin tidak memberi ibu cukup waktu untuk pulih dari kehamilan sebelumnya. Misalnya, ibu yang hamil masih harus menyusui, ini menghabiskan simpanan nutrisi ibu, terutama asam folat dan zat besi. Jika ibu hamil lagi sebelum memenuhi nutrisi-nutrisi itu, dapat memengaruhi kesehatan ibu dan bayi.

(yun/som)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Mom's Life Arina Yulistara

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK