Jakarta -
Salah satu hal yang ditakutkan ibu hamil adalah keguguran. Terutama keguguran berulang yang bisa jadi momok buat ibu hamil.
Keguguran berulang adalah kejadian di mana seorang wanita mengalami keguguran lebih dari dua kali berturut-turut. Disampaikan dokter obgyn Dr.Kaylen Silverberg, umumnya ketika sekali mengalami keguguran, mereka akan mengalami keguguran di kehamilan selanjutnya.
"Padahal, keguguran berulang hanya terjadi pada 1 persen ibu hamil. Studi menunjukkan risiko keguguran berulang bisa meningkat jika sebelumnya wanita sudah pernah keguguran," ujar Silverberg, dilansir
Healthline.
Beberapa faktor, kata Silverberg, berperan pada kasus keguguran berulang. Biasanya, dokter akan melakukan investigasi atau pemeriksaan lebih lanjut guna mengetahui penyebab pasti terjadinya keguguran berulang.
 ilustrasi keguguran dan kuret/ Foto: ilustrasi/thinkstock |
"Beberapa di antaranya adalah genetik, infeksi, masalah anatomi, kelainan pengentalan darah," tambah Siverberg.
Dilansir situsnya,
ACOG (American Congress of Obstetricians and Gynecologists) menjelaskan, penyebab keguguran berulang belum diketahui pasti. Nah, pada sebagian kecil wanita, diketahui keguguran berulang terjadi karena ada bagian kromosom yang ditransfer ke kromosom lain.
Kondisi ini disebut dengan translokasi dan biasanya tak bergejala. Hanya saja, beberapa sel telur dan sperma punya beberapa kromosom yang abnormal. Ada kondisi medis yang meningkatkan risiko terjadinya keguguran berulang yaitu Antiphospholipid syndrome (APS).
"Ini adalah gangguan autoimun di mana sistem kekebalan tubuh seseorang keliru membuat antibodi terhadap zat tertentu, yang terlibat dalam proses pembuatan darah normal," jelas ACOG.
Jika penyebab keguguran bisa diidentifikasi dengan jelas, seseorang bisa menjalani penanganan yang tepat. Misalnya jika mengalami APS, pemberian obat untuk mencegah pembekuan darah seperti heparin yang kadang dikombinasikan dengan aspirin dosis rendah bisa diberikan. APS memicu keguguran berulang karena gangguan pembekuan darah membuat darah tidak mengalir dengan semestinya ke
janin.
Bunda, cek juga tips mencegah kehamilan ektopik, di video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(rdn/muf)