Jakarta -
Bunda pernah mendengar kasus wanita hamil lagi saat mengandung bayi? Mungkin terdengar aneh, tapi hal ini pernah terjadi pada seorang perempuan di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2017 lalu.
Mengutip
Science Alert, seorang ibu hamil tanpa disadari melahirkan bayi 'kembar' yang dikandung pada waktu yang berbeda. Ibu yang dimaksud adalah Jessica Allen, seorang warga California yang setuju untuk menjadi ibu pengganti atau
surrogate mother bagi pasangan dari China.
Saat menjalani perawatan bayi tabung alias in fitro vertilization (IVF) ini dan berhasil menanam embrio dari pasangan China Allen menerima imbalan sebesar US$30 ribu. Allen menjalani program kehamilan dengan lancar. Namun pada saat minggu ke-6, dokter menemukan adanya 2 janin dalam kandungan Allen yang berbeda perkembangan dan kondisinya. Awalnya, dokter berasumsi bahwa Allen mengandung janin 'kembar' dalam rahimnya.
"Saat dokter memeriksa menggunakan USG, ia melihat ada janin lain di dalam kandungan saya," kata Allen.
Ilustrasi ibu hamil.(Foto: thinkstock) |
Setelah diperiksa lebih jauh, ternyata kondisi yang dialami Allen itu disebut dengan istilah Superfetasi. Superfetasi adalah sebuah fenomena langka yang dialami ibu hamil.
Ibu hamil yang mengalami kondisi tersebut mampu terus berevolusi dan hamil kembali untuk anak kedua dan dilahirkan bersamaan dengan janin pertama pada waktu yang sama. Pada kasus langka ini, masih belum dapat diidentifikasi secara spesifik seperti apa gejala yang timbul pada ibu hamil.
Biasanya, Superfetasi dideteksi saat dokter melakukan pemeriksaan menggunakan USG. Saat pemeriksaan tersebut, dokter akan dapat melihat adanya lebih dari satu janin dalam satu rahim dengan kondisi pertumbuhan yang tidak sesuai dan berbeda satu sama yang lainnya. "Dapat dilihat dari salah satu janin yang terlihat lebih kecil, dan memang terlihat jelas bukan seperti janin kembar," ucap Allen berdasarkan apa yang dokter katakan saat pemeriksaan.
Meski begitu, dokter tidak serta merta dapat langsung mendiagnosis seorang
ibu hamil mengalami Superfetasi. Hal tersebut dikarenakan adanya faktor-faktor lain seperti plasenta yang tidak mendukung untuk perkembangan janin kembar, atau karena peredaran darah yang tidak merata pada kedua janin pun dapat menjadi alasan mengapa janin tidak tumbuh normal sebagaimana mestinya.
Meski jarang terjadi, kasus ini sebelumnya pernah 10 kali tercatat dalam literatur medis. Selain itu hal ini merupakan peristiwa yang lazim atau umumnya terjadi pada hewan pengerat seperti kelinci, domba, kuda, dan lainnya.
Pada kasus yang dialami Allen, sebuah tes DNA dilakukan seminggu setelah ia melahirkan. Tes ini untuk mengidentifikasi apakah bayi yang dilahirkan bersamaan tersebut memiliki gen berbeda.
Hasilnya, satu bayi memiliki gen dari pasangan China. Sementara bayi lainnya mempunyai gen yang sama dengan Allen dan suaminya. Awalnya butuh waktu bagi agen prosedur surrogate mother untuk memutuskan apakah hak asuh salah satu bayi yang dikandung Allen diberikan pada ibu kandungnya.
Setelah memakan waktu perundingan yang cukup lama, akhirnya Allen bisa mendapatkan hak asuh sang buah hati yang ketika itu sudah berusia tiga bulan. "Situasinya saat itu cukup emosional, saya langsung memeluk dan mencium saat anak saya kembali kepada kami," jelas Allen.
Bunda juga bisa melihat pilihan gaya baju bekerja untuk ibu hamil dalam video berikut:
(AFN/som)