Jakarta -
Bunda sedang merencanakan kehamilan? Hal penting yang harus diperhatikan adalah menghitung masa subur atau waktu ovulasi.
Perawat senior Chaunie Brusie, RN, mengatakan, dengan mempersempit masa subur, kita dapat meningkatkan aktivitas seksual pada waktu tersebut. Kemungkinan untuk hamil juga tinggi, Bun.
"Setelah kita mengenali waktu dan tanda-tanda ovulasi, kita dapat merencanakan untuk berhubungan seksual untuk meningkatkan peluang hamil," kata Bruise, dikutip dari
Healthline.
Sebelum kehamilan terjadi, salah satu ovarium harus melepaskan sel telur yang matang. Ini disebut ovulasi. Lalu, sel telur dilepaskan dan berpindah ke saluran tuba.
Selama perjalanan ini, sel telur dapat dibuahi oleh sperma dari pria. Kalau sel telur tidak ada saat melakukan hubungan seksual, pembuahan tidak dapat terjadi.
"Ketika ovarium melepaskan sel telur yang matang, sel telur akan mati dalam 12-24 jam jika tidak dibuahi oleh sperma. Inilah sebabnya, penting untuk mengatur waktu hubungan seksual tepat sebelum dan sekitar waktu ovulasi," ujar Bruise.
Untungnya, sperma dapat hidup dalam tubuh wanita hingga lima hari. Jadi Bunda tidak perlu merencanakan hubungan seksual pada hari berovulasi. Wanita bisa hamil bahkan jika melakukan hubungan seksual tanpa kondom beberapa hari sebelum ovulasi.
 Ilustrasi menghitung masa subur/ Foto: iStock |
Mengetahui masa subur dan waktu ovulasi paling mudah dengan menghitung siklus haid. Dilansir
The Bump, siklus haid umumnya berlangsung antara 28 dan 32 hari, dan ovulasi terjadi antara hari 10 dan 19 dari siklus itu, atau sekitar 12 hingga 16 hari sebelum periode berikutnya.
"Pada wanita sehat, ovulasi terjadi 14 hari sebelum haid," kata Donnica L. Moore, MD, presiden Sapphire Women's Health Group di New Jersey.
Nah, kalau siklus haid adalah 35 hari, ovulasi akan terjadi pada hari ke 21 dari siklus itu. Tetapi jika siklus adalah 21 hari, ovulasi akan terjadi pada hari ke-7.
Selain menghitung siklus haid, ada tanda-tanda wanita memasuki masa suburnya, Bun. Berikut 7 tanda tersebut:
1. Perubahan mukus (lendir) serviks
Ketika Bunda mendekati waktu ovulasi, tubuh akan menghasilkan lebih banyak estrogen, menyebabkan lendir serviks muncul, berwarna seperti putih telur. Mukus ini dapat membantu sperma berenang ke sel telur yang dilepaskan selama ovulasi.
"Perubahan mukus serviks terjadi pada sebagian besar wanita, tetapi kita harus tahu bedanya," ujar Moore.
Jumlah mukus serviks, termasuk bentuk bisa bervariasi pada setiap wanita. Untuk mengujinya, bisa masukkan jari yang bersih ke dalam vagina, ambil sebagian lendir dan kemudian rentangkan di antara jari-jari. Jika lengket dan melar atau sangat basah dan licin, itu pertanda wanita berada dalam masa subur.
2. Indera penciuman meningkatBagi sebagian wanita, indera penciuman yang lebih sensitif pada paruh terakhir dari siklus haid normal dan bisa menjadi tanda ovulasi. Dalam fase subur ini, tubuh akan lebih tertarik pada lawan jenis. Itu sebabnya, sebelum haid dorongan seksual jadi lebih tinggi, Bunda.
3. Nyeri payudaraPayudara yang lembut atau puting yang sakit bisa menjadi tanda ovulasi. Hal ini disebabkan aliran hormon yang masuk ke tubuh tepat sebelum dan setelah ovulasi.
4. Nyeri panggul atau perut bagian bawahNyeri panggung dapat menjadi pertanda ovulasi yang disebut Mittelschmerz. Nyeri ini dapat berlangsung di mana saja ,antara beberapa menit dan beberapa jam.
Bunda mungkin mengalami pendarahan ringan pada vagina, keputihan atau mual bersama dengan rasa nyeri. Nyeri bisa hilang dengan obat anti-inflamasi.
Tetapi jika nyeri ovulasi persisten atau berat, periksalah ke dokter mencari akar masalahnya. Moore menyarankan untuk memantau dan mencatat gejala ovulasi setiap bulan untuk mengetahui apa yang normal pada tubuh, sehingga mempermudah menemukan tanda dan gejala ovulasi yang tidak normal.
 Ilustrasi menghitung masa subur/ Foto: iStock |
5. Bercak cokelatMunculnya bercak cokelat selama ovulasi adalah normal. Gejala ovulasi ini dapat terjadi ketika folikel yang mengelilingi dan melindungi oosit (ovum yang belum matang) berkembang, atau sel telur matang, tumbuh, dan pecah, kemudian menimbulkan sedikit perdarahan.
Bercak ini bukan hal yang harus dikhawatirkan, kecuali bercak terus muncul. Sebaiknya segera kunjungi dokter untuk memeriksa tanda-tanda infeksi dan kemungkinan kehamilan ektopik.
6. Perubahan libidoDorongan seksual wanita akan meningkat selama ovulasi. Namun, bukan pertanda utama masa subur ya.
"Dorongan seksual dapat dipengaruhi oleh apa saja, termasuk apa yang dimakan atau perubahan
mood," tutur Moore.
7. Perubahan pada serviksSelama ovulasi, serviks mungkin menjadi lebih lembut dan terbuka. Bunda dapat memeriksa serviks dan mukus untuk mengetahui gejala ovulasi.
Namun, kita mungkin perlu waktu untuk mempelajari perbedaan yang dirasakan, karena seringkali sulit mengamati tanda-tanda ovulasi. Jika Bunda ingin memeriksa perubahan serviks sebagai tanda ovulasi, Moore merekomendasikan untuk berdiri di posisi apapun, lalu gunakan tampon dan menggunakan jari untuk merasakan vagina.
Pada banyak wanita dengan siklus teratur, tepat sebelum ovulasi, serviks akan lebih lembut, seperti menyentuh bibir. Tetapi setelah ovulasi, terasa lebih keras, seperti menyentuh ujung hidung.
Bunda, simak juga cara menghitung usia kehamilan, di video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(ank/rap)