HaiBunda

KEHAMILAN

Dampak Hipertensi pada Ibu Hamil dan Janin

Annisa Afani   |   HaiBunda

Senin, 13 Jul 2020 18:34 WIB
Ilustrasi ibu hamil cek tekanan darah/ Foto: iStock
Jakarta -

Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang dialami selama kehamilan berpotensi memberi dampak atau komplikasi pada tubuh dengan cara yang berbeda dari biasanya lho, Bunda. Dan perlu diketahui bahwa dampaknya tidak hanya pada kesehatan ibu tapi juga pada bayi yang dikandungnya.

Dikutip dari Medical News Today, hipertensi selama kehamilan menempatkan wanita pada risiko kesehatan yang lebih serius di kemudian hari. Sebuah studi tahu 2013 mengungkapkan bahwa hipertensi gestasional memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit jantung, gagal jantung, dan stroke iskemik.

Salah satu komplikasi hipertensi adalah sindrom HELLP. Ini merupakan kelainan hati dan darah yang jarang mengancam jiwa.


Adapun komplikasi lain yang terkait dengan hipertensi selama kehamilan, yakni stroke, pembekuan darah, kejang, solusio plasenta atau terlepasnya plasenta dari dinding rahim yang mengakibatkan pendarahan hingga induksi selama persalinan.

Sedangkan risiko pada janin, hipertensi dapat meningkatkan risiko kelahiran buruk, Bunda. Hipertensi mempengaruhi pembuluh darah, sehingga dapat menyebabkan nutrisi, oksigen, serta darah yang mengalir kepada bayi terbatas.

Akibatnya, janin harus dilahirkan dengan segera atau prematur yang berpotensi memberi risiko lanjutan, seperti gangguan kesehatan, berat lahir rendah, atau hal terburuk lainnya adalah kematian.

Persalinan prematur yang berhubungan dengan hipertensi bisa menyebabkan komplikasi kesehatan bagi bayi. Misalnya, kemungkinan kesulitan bernapas jika paru-paru tidak berkembang sepenuhnya.

Ilustrasi bayi prematur/ Foto: iStock

Adapun wanita yang lebih tinggi berisiko mengalami hipertensi selama kehamilan, dikutip dari Cleveland Clinic, yakni:

1. Berusia di bawah 20 tahun atau di atas 40 tahun
2. Memiliki riwayat hipertensi kronis atau sudah mengalami hipertensi sejak sebelum hamil.
3. Pernah mengalami hipertensi gestasional atau preeklampsia selama kehamilan sebelumnya
4. Memiliki riwayat keluarga hipertensi gestasional
5. Mengidap diabetes atau diabetes gestasional
6. Kelebihan berat badan
7. Memiliki masalah pada sistem kekebalan tubuh, seperti lupus
8. Mengidap penyakit ginjal
9. Mengandung bayi kembar
10. Pernah melakukan fertilisasi in vitro atau bayi tabung

American Heart Association (AHA) menyebut bahwa hipertensi sebagai silent killer karena kebanyakan penderitanya tidak mengalami gejala. Artinya, seseorang mungkin memilikinya tanpa menyadarinya, Bunda.

Karena itu, memantau tekanan darah penting selama kehamilan demi mencegah hal buruk yang tak diinginkan. Dan penting diingat bahwa wanita bisa mengalami hipertensi sebelum, selama, dan setelah kehamilan, sehingga pemeriksaan sebaiknya dilakukan selama waktu itu.

Bunda, simak juga cara mencegah hipertensi di usia muda dalam video berikut:



(AFN/jue)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Deretan Artis Padel Date, Intip Potret Gemasnya Mahalini hingga Aaliyah

Mom's Life Annisa Karnesyia

Cantiknya London Abigail Anak Wulan Guritno yang Beranjak Gadis, Intip Potretnya

Parenting Amira Salsabila

12 Ciri-ciri Trophy Wife dalam Pernikahan

Mom's Life Arina Yulistara

Cara Menentukan Ukuran Kondom yang Tepat untuk Berhubungan Intim

Kehamilan Dwi Indah Nurcahyani

25 Kalimat yang Sering Diucapkan Orang dengan IQ Tinggi

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Deretan Artis Padel Date, Intip Potret Gemasnya Mahalini hingga Aaliyah

Mengenal Encopresis pada Anak yang Tanpa Sadar Sering BAB di Celana

12 Ciri-ciri Trophy Wife dalam Pernikahan

10 Soal Cerita Penjumlahan Kelas 1 SD, Pembahasan dan Kunci Jawabannya

Susan Sameh Ngidam Mi Ayam di Jerman, Rela Hujan-Hujanan Bareng Suami

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK