Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Penyebab Rahim Diangkat Setelah Melahirkan, Bisakah Dicegah?

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Senin, 12 Oct 2020 14:22 WIB

Ovulation, Cervical Cancer, Infographic, Vagina
Penyebab Rahim Diangkat Setelah Melahirkan, Bisakah Dicegah?/ Foto: iStock
Jakarta -

Belum lama ini, Rachel Maryam harus menjalani prosedur pengangkatan rahim setelah mengalami perdarahan hebat usai operasi caesar. Hal ini diungkap oleh suami Rachel Maryam, Edwin Aprihandono.

Ia buka suara soal kondisi sang istri. Dikatakan Edwin, Rachel sempat masuk ICU karena perdarahan hebat tersebut. Rachel juga harus menjalani operasi agar perdarahannya berhenti.

Terkait penyebab rahim diangkat, menurut dr.Dinda Derdameisya, Sp.OG., jadi memang ada beberapa kasus yang memang rahimnya harus diangkat saat melahirkan yaitu pada persalinan dengan perdarahan hebat atau dalam dunia medis sebutnya adalah hemorraghic postpartum atau HPP, Bunda.

Menurut Dinda, untuk mencegahnya, biasanya dokter akan memberikan pengobatan, atau dengan tampon. Bisa juga pengikatan rahim dan pengikatan pembuluh darah untuk mencegah suplai darah ke rahim.

"Pastinya pengangkatan rahim ini adalah pilihan terakhir apabila pengobatan, tampon, pengikatan rahim, dan pengikatan pembuluh darah untuk mencegah perdarahan sudah dilakukan tapi perdarahan masih tidak bisa diatasi," ujar Dinda kepada HaiBunda, Senin (12/10/2020).

"Biasanya kita memang harus mengorbankan si rahim sendiri yang merupakan sumber dari perdarahannya. Mungkin sekarang kasus meningkat pada kasus plasenta akreta yaitu di mana penempelan ari-arinya itu sangat dalam sampai menembus ke otot rahim," katanya .

Pada kondisi ini, menurut Dinda, bisa didiagnosis sebelum persalinan, dan bisa direncanakan pengangkatan rahim sebelum bayi dilahirkan.

"Jadi pada pasien dengan diagnosis plasenta akreta, atau ari-ari yang sangat menempel jauh ke dalam sampai otot rahim, biasanya direncanakan untuk sampai pengangkatan rahim. Pada saat persalinan dan itu direncanakan dengan persalinan pembedahan (sectio caesar) dilanjutkan dengan pengangkatan rahim atau histerektomi," ujar Dinda.

Sayangnya, untuk pencegahan plasenta akreta itu tidak ada, Bunda. Menurut Dinda, karena itu sudah kelainan implantasi, ada kelainan pada penempelan plasentanya di rahim.

"Jadi tidak bisa dicegah sih sebenarnya," kata Dinda.

"Mungkin satu note, plasenta akreta meningkat pada kejadian riwayat operasi caesar sebelumnya. Jadi persalinan caesar sebelumnya si ari-ari itu bisa nempel di bekas caesar-nya. Nah, itu dia membentuk plasenta akreta. Jadi kenapa sekarang angka kejadiannya makin tinggi, karena meningkat juga persalinan section, caesar ya," ujarnya.

Simak juga cerita dr.Reisa pasca operasi caesar:

[Gambas:Video Haibunda]



(aci/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda