Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Jahitan Pasca Persalinan Normal, Dibius atau Tidak, Mana yang Aman?

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Sabtu, 12 Aug 2023 12:40 WIB

Ilustrasi Sakit Perut
Ilustrasi Bunda usai Melahirkan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio

Robekan vagina karena jahitan pasca persalinan normal dapat terjadi saat melahirkan. Kondisi yang juga disebut laserasi perineum ini merupakan robekan pada jaringan (kulit dan otot) di sekitar vagina dan perineum. Perineum adalah ruang antara lubang vagina dan anus, Bunda.

Selama persalinan normal, kulit vagina akan menipis untuk persiapan melahirkan. Kulit akan meregang untuk memudahkan kepala dan tubuh bayi melewati jalur lahir tanpa trauma.

Tapi perlu diketahui bahwa sangat umum bila vagina menjadi robek saat melahirkan normal. Faktanya, hingga 90 persen wanita yang melahirkan akan mengalami robekan selama persalinan normal atau pervaginam.

Penyebab vagina robek saat melahirkan

Robekan vagina saat melahirkan terjadi karena terjadinya peregangan vagina dan perineum saat bayi lahir. Kondisi ini normal dan sangat umum, Bunda.

Beberapa faktor, seperti kemampuan vagina untuk meregang, sebenarnya berada di luar kendali ibu. Namun, faktor-faktor seperti ukuran bayi atau situasi yang muncul selama persalinan, dapat meningkatkan risiko Bunda mengalami robekan pada vagina.

Dilansir Cleveland Health, terdapat faktor yang dapat meningkatkan peluang vagina untuk robek usai melahirkan, yakni:

  • Merupakan persalinan pertama.
  • Kepala bayi menghadap ke atas, bukan menghadap ke bawah selama persalinan.
  • Penggunaan forceps atau vakum selama persalinan.
  • Bayi besar (berat lebih dari 4 kg).
  • Persalinan lama, terutama pada tahapan mendorong bayi keluar.
  • Bunda mendapatkan anastesi epidural.

Tingkatan dalam robekan sesuai keparahan

Robekan vagina juga dibagi menjadi empat tingkat yang berbeda. Keparahan robekan akan menentukan tingkatannya. Berikut tingkatan robekan vagina:

Tingkat pertama

Robekan tingkat pertama ini yang paling ringan. Cedera kecil yang terjadi hanya melibatkan lapisan pertama kulit di sekitar vagina dan area perineum. Biasanya, kondisi ini tidak membutuhkan jahitan.

Tingkat kedua

Robekan tingkat kedua ini adalah yang paling umum. Robekannya sedikit lebih besar, memanjang lebih dalam melalui kulit ke otot-otot dasar vagina dan perineum. Robekan ini membutuhkan jahitan.

Tingkat ketiga

Robekan tingkat tiga memanjang dari vagina ke anus. Jenis robekan ini melibatkan cedera pada kulit dan otot area perineum, serta kerusakan pada otot sfingter anus, yakni yang mengontrol bagaimana seseorang buang air besar. Pada kondisi ini, Bunda membutuhkan jahitan.

Tingkat keempat

Tingkat keempat adalah jenis robekan yang paling jarang terjadi saat melahirkan. Robekan meluas dari vagina, melalui area perineum dan otot sfingter anus, lalu ke dalam rektum. Cedera pada tingkatan ini adalah jenis yang paling parah. Petugas kesehatan mungkin perlu membawa Bunda ke ruang operasi (bukan ruang bersalin) karena membutuhkan jahitan.

Lantas, apakah perlu anestesi atau pembiusan saat robek jahitan pasca persalinan terjadi? Selengkapnya dapat dibaca di halaman berikutnya ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


BIUS ATAU TIDAK DALAM TINDAKAN MENGATASI ROBEK JAHITAN PASCA PERSALINAN?

Ilustrasi Melahirkan

Ilustrasi Melahirkan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/globalmoments

Pembiusan pada robek jahitan pasca persalinan

Anestesi atau pembiusan dapat diberikan pada robek jahitan pasca persalinan tergantung tingkat keparahannya. Pada robekan tingkat pertama, Bunda mungkin tidak membutuhkan jahitan. Namun, pada robekan tingkat kedua, ketiga, atau keempat, jahitan diibutuhkan untuk memperbaiki kondisi tersebut.

Dokter, bidan , atau perawat biasanya akan mengobati sebagian besar robekan di ruang bersalin. Namun, robekan yang lebih besar mungkin memerlukan tindakan di ruang operasi yang pencahayaannya lebih baik. Ahli bedah mungkin dihadirkan bila terjadi perdarahan yang banyak.

Dalam beberapa kasus yang parah, dokter mungkin perlu memperbaiki cedera pada sfingter anus. Perawatan ini menggunakan jahitan yang dapat hilang dengan sendirinya (dissolved stitches).

Ketika menjahit, biasanya tenaga kesehatan akan memberikan anestesi lokal, membius area kecil tubuh seperti vagina dan vulva. Anastesi atau pembiusan diberikan sebelum atau setelah melahirkan.

Anestesi lokal dapat memblokir rasa sakit di area kecil tubuh selama persalinan. Misalnya, anestesi dapat memblokir rasa sakit di vagina, vulva, dan perineum.

Pembiusan lokal ini sangat membantu saat dokter kandungan perlu memperbaiki robekan vagina setelah melahirkan. Anestesi lokal juga jarang menimbulkan efek samping, Bunda.

Banner 15 ASI Booster Terbaik

Perawatan jahitan pasca persalinan

Dilansir Kidspot, jahitan pasca persalinan biasanya tidak membutuhkan perawatan ekstra. Tapi yang terpenting adalah menjaga kebersihan harian, seperti mandi menggunakan shower dan menepuk-nepuk area kering dengan handuk lembut sudah cukup.

Mengeringkan area luka secara berlebihan tidak disarankan karena itu justru dapat menghambat penyembuhan. Bunda juga dapat melakukan latihan dasar panggul setelah tubuh merasa nyaman dan tidak ada nyeri di area luka. Selain itu, jangan lupa untuk banyak minum air putih dan istirahat yang cukup ya.

Simak juga gerakan prenatal yoga untuk persiapan melahirkan normal, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


(Asri Ediyati/ank)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda