
kehamilan
Jarang Diketahui, 5 Kebiasaan Ini Ternyata Berisiko Kanker Serviks
HaiBunda
Minggu, 27 Dec 2020 14:25 WIB

Kanker serviks merupakan penyakit mematikan yang menjadi momok bagi para wanita ya, Bunda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan World Health Organization (WHO) pada tahun 2014, mencatat sebanyak 92.000 kasus kematian pada wanita Indonesia disebabkan oleh kanker, 10 persen diantaranya terjadi karena kanker serviks. Bahkan Indonesia menempati kasus kanker serviks tertinggi ke-2 di dunia lho, Bunda.
Kanker serviks itu sendiri adalah jenis kanker yang terdapat di leher rahim. Pertumbuhan kanker pada bagian serviks atau leher rahim dimulai dengan berkembangnya sel-sel abnormal di dalam serviks. Sel-sel ini kemudian dapat berkembang dengan cepat dan tak terkendali, sehingga membentuk tumor pada serviks.Â
Tumor yang berkembang inilah menjadi kanker. Kanker serviks dapat mengancam jiwa tidak segera dideteksi atau diobati, Bunda.
Melansir dari Healthline, sebagian besar kasus kanker serviks disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) yang ditularkan secara seksual. Menurut National Cervical Cancer Coalition, HPV dapat menyebabkan 99 persen kanker serviks lho, Bunda. Â Karena itu sangat penting mencegah pertumbuhan kanker serviks pada leher rahim.
Dokter kandungan dan kebidanan, dr. Astrid Padang, Sp Og, dari Rumah Sakit Atma Jaya, menuturkan, jika kanker serviks terlambat ditangani, akan mengakibatkan kematian. "Kalau tidak segera diobati tentu saja akan memperburuk kondisi tubuh, kanker itu kemudian merembet ke fungsi organ yang lain. Terutama ginjal, dan dari situ pada akhirnya akan meninggal," tutur Astrid belum lama ini.Â
Selain HPV, terdapat faktor lain yang meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks. Beberapa faktor diantaranya bahkan kebiasaan buruk yang masih sering Bunda lakukan. Berikut ini 5 hal yang jarang diketahui ternyata bisa berisiko terhadap pertumbuhan kanker serviks! Disimak ya, Bunda!
1. Menggunakan pembersih kewanitaan
Penggunaan pembersih kewanitaan ternyata tidak efektif memerangi risiko HPV, Bunda. Astrid mengatakan, penggunaan pembersih kewanitaan setiap hari  justru tidak dianjurkan. Sebab, hanya akan membunuh sejumlah bakteri  baik di vagina. "Menggunakan pembersih kewanitaan membunuh bakteri-bakteri baik yang menjaga stabilitas dari vagina dan serviks, sehingga akan hilang," ungkap Astrid.
Kebiasaan menggunakan pembersih kewanitaan lebih rentan terkena infeksi. Dalam penelitian yang dilakukan National Institude of Environmental Health Science, mengungkapkan wanita yang berlebihan menggunakan pembersihan kewanitaan berisiko terhadap kanker serviks.
Jadi, hindari penggunaan sabun kewanitaan terlalu sering ya, Bunda. Â Menurut Astrid, untuk menjaga kesehatan area kewanitaan, cukup menggunakan air bersih.
2. Jarang mengganti panty liner
Selain menghindari penggunaan sabun kewanitaan, penggunaan panty liner juga tidak dianjurkan Bunda. Apalagi bila Bunda menggunakan setiap hari dan jarang menggantinya.
Menggunakan panty liner akan membuat vagina menjadi lembab. Sehingga memicu pertumbuhan jamur yang menyebabkan vagina menjadi gatal.
Oleh sebab itu, pakailah panty liner pada saat-saat dibutuhkan saja ya, Bunda. Dan jangan lupa untuk sering menggantinya.
3. Merokok
Bunda hati-hati, merokok berpotensi dua kali lebih besar terkena kanker serviks dibanding yang tidak merokok. Ini disebabkan kandungan zat kimia karsinogenik yang terdapat pada rokok memicu pertumbuhan kanker.
Penelitian menemukan, beberapa zat kimia yang terdapat pada tembakau, ada pada lendir serviks perempuan perokok. Peneliti percaya, bahwa zat tersebut merusak DNA sel serviks dan berkontribusi pada perkembangan sel kanker.
Merokok juga membuat sistem kekebalan tubuh menjadi kurang efektif dalam memerangi infeksi HPV nih, Bunda. Oleh karena itu, kurangi merokok agar kesehatan rahim tetap terjaga.
Untuk informasi selengkapnya, buka halaman selanjutnya ya, Bunda!
Simak juga yuk perjuangan Feby Febiola lawan kanker dalam video di bawah ini:
Kebiasaan yang Bisa Berisiko Terhadap Kanker Serviks
Jarang Diketahui, 5 Kebiasaan Ini Bisa Berisiko Terhadap Kanker Serviks/Foto: Getty Images/iStockphoto/Chinnapong
4. Bergonta-ganti pasangan
Salah satu hal yang penting, untuk meminimalisir risiko infeksi pada rahim adalah tidak bergonta ganti pasangan, Bunda. Sebab penularan HPVÂ lebih rentan terjadi ketika melakukan kontak secara seksual.
Bergonta-ganti pasangan dan melakukan hubungan seksual memicu risiko penularan  virus Human Papilloma Virus (HPV), yang menjadi penyebab kanker serviks nih, Bunda. Oleh karena itu tetap berhubungan dengan satu pasangan saja ya, Bunda.
5. Membiarkan masalah keputihan
Biasanya masalah keputihan paling sering diabaikan oleh para wanita, sebab keputihan merupakan hal yang normal terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Seperti, sebelum atau sesudah menstruasi atau masa subur.
Namun, perlu Bunda ketahui, keputihan abnormal bisa menjadi petanda infeksi serviks lho. Astrid menyebutkan, gejala infeksi serviks ini ditandai dengan keputihan abnormal yang mengakibatkan perubahan warna pada lendir. "Seperti kekuningan, kemerahan , kehitaman, bahkan kehijauan, serta diiringi dengan bau yang tidak sedap," kata Astrid.
Jika Bunda mengalami gejala tersebut, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan perawatan khusus. Keputihan yang abnormal juga mengganggu proses kehamilan, Bunda. Jika terlambat diobati, kemungkinan untuk sembuh total sangat kecil lho.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Kisah ChoA Eks Idol K-Pop Didiagnosis Kanker usai Nikah, Kini Berjuang Sembuh dan Ingin Hamil

Kehamilan
Studi Temukan Kasus Kanker Serviks Tidak Terdeteksi pada Wanita yang Dapat Vaksin HPV

Kehamilan
Skrining Kanker Serviks dengan HPV DNA Gratis di Jakarta, Bunda di Atas 30 Tahun Perlu Tahu

Kehamilan
Kisah Gloria Ramirez 'Wanita Beracun' Meninggal Misterius usai Didiagnosis Kanker Serviks

Kehamilan
Syarat Dapatkan Vaksin HPV untuk Wanita yang Aktif Berhubungan Seksual

Kehamilan
Penyebab dan Cara Mencegah Kanker Serviks, Penyakit Mematikan pada Wanita
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda