Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Bunda Perlu Tahu, Apa Saja Jenis Penebalan Dinding Rahim

Nanie Wardhani   |   HaiBunda

Kamis, 18 Mar 2021 14:02 WIB

unrecognizing woman with abdominal pain holds the anatomical model of uterus and ovaries with pathology. diseases uterus and ovaries, endometriosis, ovarian cysts
Ilustrasi rahim/ Foto: Getty Images/iStockphoto/peakSTOCK

Bunda pernah dengar yang namanya Hiperplasia endometrium? Hiperplasia endometrium adalah penebalan dinding rahim, Bunda. Kondisi dimana pada dinding rahim terbentuk lapisan sel tebal yang melapisi bagian dalam rahim Bunda. Ketika dinding rahim mengalami penebalan, maka akan menyebabkan perdarahan yang tidak biasa.

Walaupun kondisi ini tidak bersifat kanker, tapi terkadang kondisi ini bisa jadi merupakan cikal bakal terbentuknya kanker rahim. Jadi akan lebih baik jika Bunda rutin memeriksakan kondisi ini ke dokter ya, Bunda.

Lalu, ada tipe apa saja kah penebalan dinding rahim ini? Dikutip dari Healthline, terdapat dua jenis penebalan dinding rahim yang perlu diketahui, Bunda. Kedua jenis ini dapat dibedakan dari ada atau tidaknya sel calon kanker, atau yang disebut dengan Atipia. Kedua jenis tersebut adalah:

Penebalan dinding rahim tanpa atipia, atau tanpa munculnya sel-sel yang tidak biasa pencetus kanker.

Penebalan dinding rahim atipikal, jenis ini ditandai dengan banyaknya tumbuh sel-sel yang tidak biasa, yang biasanya dianggap sebagai cikal bakal kanker. Pada jenis ini, ada kemungkinan besar sel-sel tersebut akan menjadi sel kanker yang akan sulit untuk disembuhkan.

Banner Ciri Suami Sayang Istri

Jika Bunda memahami jenis penebalan dinding rahim mana yang Bunda alami, maka akan lebih mudah untuk memahami resiko kanker, serta untuk mempersiapkan pengobatan paling efektif yang perlu dilakukan.

Lalu apakah tanda-tanda yang bisa Bunda cek yang menunjukkan gejala penebalan dinding rahim? Salah satu tanda atau gejala utama dari adanya penebalan dinding rahim adalah adanya pendarahan yang tidak seperti biasanya. Tapi selain itu, Bunda juga bisa lihat dari:

  • Periode haid Bunda menjadi lebih lama dan lebih banyak dari biasanya
  • Jarak antara hari pertama haid pertama ke hari pertama haid kedua kurang dari 21 hari
  • Bunda mengalami pendarahan dari vagina, walau pun status Bunda sudah menopause

Walau begitu, perdarahan saja belum tentu berarti Bunda mengalami penebalan dinding rahim ya, Bunda. Jadi jika Bunda mengalami pendarahan atau ada tanda-tanda seperti di atas, sebaiknya Bunda segera memeriksakannya ke dokter untuk pengecekan lebih lanjut.

Lalu benarkah bahwa perempuan gemuk lebih berisiko mengalami penebalan dinding rahim? Simak penjelasannya pada halaman berikut ya, Bunda.

Simak juga penjelasan soal mitos alat kontrasepsi bikin rahim kering dalam video berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




PEREMPUAN BERBADAN GEMUK LEBIH BERISIKO

Attractive overweight woman in modern gym exercising on rowing machine. Chubby young blonde woman at fitness center.

Ilustrasi/ Foto: Getty Images/GrapeImages

Perempuan berbadan gemuk lebih berisiko mengalami penebalan dinding rahim, benarkah demikian? Kira-kira apakah penyebabnya?

"Penebalan dinding rahim disebabkan hormon berlebihan, yakni estrogen berlebihan. Ini banyak ditemukan pada yang gemuk. Karena pada yang gemuk, lemak juga memproduksi estrogen," terang Prof. Dr. dr. Ali Baziad, SpOG(K) dari Brawijaya Women & Children Hospital dikutip dari detikcom.

Karena lemak juga mengandung estrogen, lalu ovarium secara alami juga memproduksi estrogen, maka ketersediaan estrogen di dalam tubuh menjadi terlalu banyak, atau berlebihan. Karena inilah maka dinding rahim menjadi menebal, meski perempuan tersebut tidak sedang dalam keadaan hamil.

Selain itu, Profesor Ali juga menambahkan bahwa yang berpotensi mengalami penebalan dinding rahim bukan hanya perempuan gemuk saja, tapi juga penderita diabetes. Lalu ada juga kondisi lain yang menyebabkan hormon estrogen meningkat dan hormon progesteron menurun, yaitu perempuan yang memiliki sindrom ovarium polikistik, perempuan yang sedang melakukan terapi hormon estrogen tanpa pemberian progesteron, dan yang kehilangan siklus haidnya atau yang sudah menopause.


(som/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda