kehamilan

Sindrom Prader Willi, Kelainan Genetik yang Bisa Dikenali Sejak Kehamilan

dr. Ilham Utama Surya, SpOG   |   HaiBunda

Senin, 19 Apr 2021 15:16 WIB

Jakarta -

Sepekan terakhir, banyak orang terhenyak dengan pemberitaan mengenai Sindrom Prader-Willi yang dialami putra Oki Setiana Dewi. Dikabarkan bahwa anak keempatnya itu mengalami gangguan pernapasan sesaat setelah lahir.

Bahkan, Sulaiman Ali Abdullah, disebut-sebut tidak menangis kencang saat dilahirkan. Setelah mendapat perawatan di NICU akibat Transient Tachypnea of Newborn (TTN) dokter mendiagnosa bahwa Sulaiman mengalami prader willi syndrome (PWS) atau disebut juga Sindrom Prader-Willi (SPW). Penyakit apakah itu?

Sindrom Prader-Willi

Sindrom Prader-Willi (SPW) adalah kelainan genetik langka yang muncul dalam 1:10.000 persalinan. Pertama kali SPW dijelaskan oleh Andrea Prader, Alexis Labhart dan Heinrich Willi pada tahun 1956. SPW merupakan kelainan medis yang mengancam nyawa yang disebabkan hilangnya materi genetik pada kromosom 15. Hal ini mempengaruhi hormon, kekuatan otot, nafsu makan, perilaku, kognisi, dan pembelajaran, regulasi suhu, toleransi nyeri dan pola tidur.


Apa saja gejala Sindrom Prader-Willi?

Gejala SPW berhubungan dengan gangguan bagian otak yang disebut hipothalamus. Hipothalamus berperan pada fungsi tubuh termasuk mengatur rasa lapar dan kenyang, suhu tubuh, nyeri, tidur, keseimbangan cairan, emosi dan fertilitas. Walaupun disfungsi hipothalamus dipercaya sebagai penyebab utama gejala SPW, namun mekanisme hubungan genetik dengan hipothalamus masih dalam penelitian.

Bayi

Gejala SPW berubah sesuai waktu pada individu. Terdapat dua masa gejala SPW yakni pada masa bayi dan anak-anak. Bayi dengan SPW biasanya lemah otot, menangis lemas, dan refleks menyusui yang lemah. Bayi dengan SPW biasanya tidak dapat menyusu dan membutuhkan bantuan. Bayi ini dapat gagal tumbuh jika kesulitan makan tidak teratasi.

Anak

Sedangkan pada masa anak-anak, akan terjadi penambahan nafsu makan dan pertambahan berat badan berlebih. Hal ini muncul pada usia 3 dan 8 tahun. Perilaku mencari makanan adalah umum. Sebagai tambahan laju metabolisme lebih rendah dibandingkan normal. Jika tidak ditatalaksana kombinasi ini mengarah ke obesitas morbid dan pemberat lainnya. Masalah lainnya adalah kekurangan hormon pertumbuhan, gangguan tidur, nyeri, dan infertilitas.

Apa penyebab Sindrom Prader-Willi?

SPW disebabkan tidak aktifnya materi genetik pada daerah tertentu di kromosom 15 (15q11-q13). Normalnya, seseorang mewarisi salinan kromosom 15 dari ibu dan ayah. Gen regio SPW normalnya aktif pada kromosom dari ayah.

Pada SPW, defek genetik menyebabkan inaktivasi kromosom 15 dari ayah (paternal kromosom 15)yang dapat muncul satu dari tiga cara, yaitu:

1. SPW disebabkan hilangnya gen

Penyebab terjadinya sindrom prader williPenyebab terjadinya sindrom prader willi/ Foto: fpwr.org

Pada kebanyakan kasus, bagian kromosom 15 yang diwariskan oleh ayah hilang. Hilangnya bagian ini terjadi pada 70 persen kasus.

2. SPW disebabkan Uniparental Disomy

Penyebab terjadinya sindrom prader williPenyebab terjadinya sindrom prader willi/ Foto: fpwr.org

Sebanyak 30 persen kasus terjadi pada individu yang mewarisi 2 kromosom 15 dari ibu dan tidak ada dari ayah. Mekanisme ini memiliki istilah maternal uniparental disomy (UPD).

3. SPW disebabkan defek imprinting

Penyebab terjadinya sindrom prader williPenyebab terjadinya sindrom prader willi/ Foto: fpwr.org

Sangat jarang kasus (1-3 persen), terjadi mutasi genetik pada regio Prader-Willi menyebabkan inaktivasi materi genetik kromosom 15.

Temuan Ultrasonografi Sindrom Prader-Willi

Walaupun tidak spesifik untuk menegakan SPW saat prenatal. Gejala yang timbul pada bayi seperti lemah otot dan gangguan makan dapat dikorelasikan pada temuan Ultrasonografi seperti:

1. Polihidramnion
2. Pertumbuhan janin terhambat
3. Kelainan presentasi janin
4. Kurangnya gerakan janin
5. Tangan mengepal yang abnormal
6. Refleks yang rendah saat diberikan rangsang cahaya dan suara

Tes Genetik Sindrom Prader-Willi

Untuk menemukan hilangnya bagian kromosom 15 ini ada beberapa tes yang disarankan adalah Fluorescene In Situ Hybridization (FISH), Chromosomal Micro Array (CMA) dan tes metilasi DNA.

Saat prenatal bahan materi genetik dapat diambil dari chorionic villous sampling (CVS) ataupun amniosintesis. FISH dan CMA dapat mendeteksi kelainan yang disebabkan oleh hilangnya gen pada kromosom 15. Tes metilasi DNA dibutuhkan ketika terjadi mutasi pada regio tersebut.

Gross dkk, menyebutkan bahwa dalam penelitiannya untuk mengenali SPW pada kehamilan sebaiknya dilakukan tes kombinasi ultrasonografi dan genetik. Ketika menemukan polihidramnion dan pertumbuhan janin terhambat pada USG dapat dilanjutkan pemeriksaan genetik dalam FISH atau CMA dengan mengambil cairan ketuban pada trimester dua atau tiga. Pada pemeriksaan inilah hilangnya bagian kromosom 15 dapat terdeteksi.

Seberapa besar risiko mendapatkan keturunan Sindrom Prader-Willi

Pada umumnya risiko mendapatkan keturunan dengan SPW adalah kurang dari 1 persen. Namun, risiko ini meningkat hingga 50 persen pada ayah dan saudara laki-laki pada ayah penderita SPW.

Mencegah Sindrom Prader-Willi

1. Kewaspadaan kita akan SPW meningkat pada riwayat keluarga yang memiliki kelainan serupa.

2. Tes kombinasi ultrasonografi dengan temuan polihidramnion dan pertumbuhan janin terhambat serta pemeriksaan genetik melalui FISH atau CMA dapat mendeteksi SPW saat kehamilan.

Bunda, simak juga yuk tips melahirkan normal seperti dijelaskan dalam video di bawah ini:

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT