Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Risiko Komplikasi Menggugurkan Kandungan yang Bunda Perlu Tahu

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Jumat, 28 May 2021 07:02 WIB

Ilustrasi USG kehamilan
Ilustrasi ibu hamil/ Foto: Getty Images/DjelicS

Menggugurkan kandungan bukanlah sebuah tindakan yang disarankan. Apalagi, ada berbagai risiko yang menghantui terkait kesehatan reproduksi Bunda ke depannya.

Menggugurkan kandungan memang terkadang dilakukan untuk menyelamatkan kondisi wanita. Seringkali, kehamilan memang berakhir tragis tetapi kesehatan sang Bunda tentu perlu diprioritaskan ketika kehamilan memang tidak bisa diselamatkan.

Melansir dari USA Today, menjelaskan bahwa menggugurkan kandungan terkadang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa atau kesehatan Bunda hamil. Bahkan, National Right to Life Committee mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mengizinkan untuk aborsi/menggugurkan kandungan jika perlu untuk mencegah kematian ibu.

The American College of Obstetricians and Gynecologists mengeluarkan pernyataan bahwa menggugurkan kandungan dalam beberapa keadaan untuk menyelamatkan nyawa seorang wanita atau untuk menjaga kesehatannya. Tetapi, perlu diingat bahwa kehamilan bukanlah peristiwa kehidupan yang bebas risiko.

Kondisi yang dapat menyebabkan berakhirnya kehamilan untuk menyelamatkan nyawa seorang wanita termasuk infeksi parah, gagal jantung, dan kasus preeklamsia parah juga perlu diwaspadai.

"Ada kasus-kasus tertentu dimana mengakhiri kehamilan ialah satu-satunya pilihan, kasus-kasus yang membahayakan nyawa ibu untuk melanjutkan kehamilan," kata Erika Levi, seorang dokter kandungan dan ginekolog di University of North Carolina, Chapel Hill.

Ya, seperti halnya perawatan medis lainnya, ada risiko kecil yang menyertainya. Risiko komplikasi biasanya meningkat di akhir kehamilan saat menggugurkan kandungan dilakukan.

Risiko yang dimaksud tentu berbeda-beda. Dan hal tersebut akan bergantung pada apakah menggugurkan kandungan secara medis atau bedah, dan berapa usia kehamilan Bunda.

Menggugurkan kandungan atau aborsi medis sebelum 14 minggu kehamilan, risiko utamanya yakni membutuhkan prosedur lain untuk menghilangkan bagian-bagian kehamilan yang tertinggal di dalam rahim. Ini terjadi pada sekira 70 dari 1.000 wanita, seperti dikutip dari laman NHS.

Informasi selanjutnya klik di halaman selanjutnya ya, Bunda.

Ternyata dokter Reisa juga pernah keguguran lho, Bunda. Simak ceritanya dalam video di bawah ini ya:

[Gambas:Video Haibunda]




RISIKO MENGGUGURKAN KANDUNGAN

Picture. Ultrasound. Pregnant Girl. Motherhood. Doctor Show. Consultation. Gynecology. Hospital. Doctor. Clinic. Gynecologist. Medical Advice. Woman. White Coat. Have Fun. Childbirth. Belly. Fan.

Ilustrasi ibu hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/vadimguzhva

Selain itu, risiko lain yang mungkin muncul yakni adanya komplikasi serius seperti perdarahan hebat, kerusakan rahim, atau sepsis yang terjadi pada sekira 1 dari 1.000 wanita.

Tak hanya itu, efek menggugurkan kandungan juga berimbas pada kesuburan, kesehatan, dan kehamilan di masa depan. Tetapi, menggugurkan kandungan tidak akan memengaruhi peluang seseorang untuk hamil dan memiliki kehamilan normal di kemudian hari.

Meski demikian, patut diwaspadai adanya risiko kesuburan dan kehamilan di masa depan jika Bunda memiliki infeksi rahim yang tidak segera ditangani. Sebab, infeksi dapat menyebar ke saluran telur dan ovarium yang dikenal sebagai penyakit radang panggul. 

Gangguan ini dapat meningkatkan risiko kemandulan atau kehamilan ektopik di mana sel telur tertanam di luar rahim. Tetapi, sebagian besar infeksi dapat diobati sebelum mencapai tahap yang mengkhawatirkan. Segera bicarakan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan terbaik ya, Bunda.

Semoga informasinya membantu Bunda.


(rap/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda