kehamilan
Pengalaman Dokter asal Bali Melahirkan di Swedia, Biaya Persalinan Gratis Tapi..
Rabu, 17 Nov 2021 07:15 WIB
Mengikuti aturan pemerintah, Widia merasa sedikit janggal adalah aturan USG di sana. Di Swedia, USG hanya dua kali jika pasien ingin mengikuti sistem 'BPJS' pemerintah sana, Bunda.
"Cuma enggak enaknya, karena sistemnya kayak BPJS, kita cuma USG dua kali. Pertama di usia 13 minggu, kedua sama 20 minggu. Tapi sekalinya USG itu satu jam, dicek benar-benar," katanya,
Namun, justru dengan pemeriksaan kehamilan yang enggak ribet, Widya merasa mudah cemas. Ini lantaran dirinya seorang dokter, ia pun sempat merasa tak aman dengan peraturan USG hanya dua kali itu.
"Ini misalnya terlilit tali pusat bagaimana ya, tapi itu menurutku berbeda ya tiap orang. Kayak temanku, dibandingkan hamil di Indonesia, dia lebih senang hamil di sini (Swedia)," kata Widia.
"Sedangkan aku karena background-nya dokter, dahulu kan koas ya di RSCM, jadi hamil tahunya yang aneh-aneh semua. Ini jangan-jangan hamil anggur, kok muntah berlebih? Tapi enggak bisa USG. Itu bikin aku gelisah," ungkap wanita berdarah Bali ini.
Sampai akhirnya, ada satu perkataan bidan di Swedia yang membuatnya percaya dengan sistem yang berlaku di sana. Perkataan bidannya bikin adem, Bunda.
"'Bagus kamu jadi dokter, kamu tahu banyak hal, kamu prepare segala hal. Tapi ada masanya kamu harus enjoy momen sebagai ibu'. Setelah itu aku baru tersadar, buat apa aku stres," ujar Widia.
Widia juga ungkap bahwa di Swedia, ibu hamil tak diberi vitamin. Yang diberikan, hanya asam folat. Kalau pun diberikan asupan tambahan, tenaga kesehatan akan melihat dari hasil pemeriksaan lab-nya.
"Tapi sebenarnya ini beda-beda ya. Karena pola hidup di Swedia, makannya lebih bagus, sehat. Jadi aku enggak ambil vitamin. Ada di susu keju, ngapain ambil kalsium. Ada daging, ngapain kita makan zat besi," kata Widia menjelaskan.
"Aku enggak bilang ke Indonesia lebih buruk atau enggak, karena situasinya secara umum seperti itu. Di Indonesia ibu hamilnya, mereka sedentary lifestyle. Kalau di Swedia orang hamil masih naik sepeda. Masih yoga, gerak enggak karuan. Ketika hamil, aku ngelihat orang Swedia yang gede perutnya doang, jadi aku berusaha makan sehat."
Selain pengalaman soal USG dan urusan suplemen yang diberikan, Widia juga berbagi bahwa di Swedia tak ada kamar VIP untuk pasien melahirkan dan bocorkan biaya persalinan. Baca kelanjutannya di halaman berikut.