
kehamilan
Kenali 3 Penyebab Distosia Bahu yang Menyebabkan Persalinan Normal Bermasalah
HaiBunda
Senin, 10 Jan 2022 18:50 WIB


Bunda, pernah mendengar istilah distosia bahu atau dikenal juga dengan istilah persalinan macet? Kondisi ini terjadi ketika kepala bayi sudah keluar saat persalinan, tapi bahunya tertahan atau macet.
Pada distosia bahu, proses kelahiran akan berjalan lambat dari biasanya. Waktu melahirkan bisa mencapai lebih dari 1 jam, Bunda.
Kasus distosia bahu sering terjadi pada bayi berukuran besar atau makrosomia. Persentase terjadinya distosia bahu sekitar 3-5 persen pada kelahiran normal.
Berat badan bayi dianggap makrosomia bila lebih dari 4000 gram atau 4 kilogram (kg). Pada kondisi ini, bayi umumnya sulit dilahirkan dengan prosedur per vaginam atau normal, Bunda.
Berat bayi dalam kandungan sebenarnya tidak bisa ditebak. Ada beberapa kasus yang menunjukkan berat badan bayi sebelum lahir adalah 4 kg, namun saat lahir bisa mencapai 5 kg.
Penyebab distosia bahu
Penyebab distosia bahu dapat berhubungan dengan tiga hal yakni, passage (jalan lahir), passenger (bayi), dan power (tenaga). Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Passage (jalan lahir)
Kondisi ini dapat disebabkan karena jalan lahir tidak memungkinkan untuk bayi keluar. Contohnya, panggul Bunda sempit.
Kondisi panggul yang sempit umumnya hanya bisa melahirkan bayi dengan berat badan maksimal 3 kg. Berat bayi yang lebih dari ini dapat menimbulkan distosia bahu saat dilahirkan.
2. Passenger (bayi)
Jika jalan lahir tidak ada masalah, maka distosia bahu dapat terjadi karena kondisi bayi yang tidak memungkinkan untuk dilahirkan normal. Misalnya, berat badan bayi lebih dari 4 kg atau makrosomia.
Saat ini, standar tersebut bahkan sudah turun. Bayi dengan berat 3,5 kg saja sudah berisiko menyebabkan distosia bahu karena sulit dilahirkan dengan prosedur normal.
3. Power (tenaga)
Power berhubungan dengan tenaga ibu saat melahirkan bayinya. Power atau tenaga dapat diperbaiki dengan cara dirangsang melalui infus atau oksitosen. Siklus mulas, pola makan juga perlu diatur dengan baik agar tidak terjadi distosia bahu saat melahirkan.
Penyebab distosia bahu lainnya
Selain ketiga hal di atas, distosia bahu juga bisa disebabkan kondisi berikut ini:
- Malposisi bayi dalam kandungan
- Bayi kembar siam
- Kondisi medis ibu saat hamil, seperti mengalami diabetes gestasional dan berat badan ibu tidak naik atau rendah.
Komplikasi distosia bahu
Distosia bahu perlu ditangani dengan cepat untuk meminimalkan risiko. Setidaknya saat kepala bayi sudah keluar, dokter hanya memiliki waktu dua menit untuk mengeluarkan bahu bayi. Bila tidak dilakukan dengan cepat, tali pusar bisa terjepit dan bayi bisa meninggal dunia.
Komplikasi lain yang dapat dialami bayi yang mengalami distosia bahu adalah sebagai berikut:
1. Cedera pleksus brakialis
Cedera ini berhubungan dengan jaringan saraf di daerah bahu. Kondisi medis ini dapat dialami bayi dalam kondisi distosia karena bahunya tidak bisa dikeluarkan saat proses persalinan. Dampaknya, bahu bayi dapat menjadi lumpuh dan sulit digerakkan.
2. Patah tulang bahu
Distosia bahu juga bisa menyebabkan patah pada tulang bahu, Bunda. Kondisi ini merupakan lanjutan dari cedera pleksus brakialis. Kalau sudah patah, bayi akan dirujuk ke dokter ortopedi.
3. Kematian
Pada kondisi yang parah, distosia bahu dapat menyebabkan kematian pada bayi baru lahir. Tali pusar yang tertekan saat bayi dilahirkan dapat menimbulkan gagal napas hingga henti napas.
Selain pada bayi, komplikasi distosia bahu juga dapat dialami ibu yang melahirkan. Beberapa komplikasinya adalah ruptur uterus, robek di daerah perineum, dan pendarahan.
Mencegah distosia bahu
Distosia bahu dapat dicegah dengan kontrol rutin kandungan selama hamil. Jika berat badan bayi melebihi 4 kg, maka pilihan melahirkan yang paling tepat adalah operasi caesar.
Pencegahan ini juga berlaku bagi Bunda yang mengalami diabetes gestasional ya. Jika kadar gula darah di atas 200 mg/dL, maka Bunda bisa menggunakan obat insulin.
Sedangkan bila kadar gula terkontrol, Bunda cukup mengatur pola makan. Pada Bunda dengan penyakit ini diharapkan rutin kontrol untuk melihat perkembangan janin.
Cara melahirkan bayi pada kasus distosia bahu
Pada kondisi distosia bahu, bayi tetap bisa dilahirkan dengan normal. Ibu dapat melahirkan dengan posisi litotomi.
Pada posisi ini, Bunda diminta berbaring dengan posisi tungkai diangkat dan lutut ditekuk. Posisi litotomi memungkinkan dokter leluasa mengeluarkan bayi karena area melahirkan jadi makin luas.
Saat berada dalam posisi ini, ibu diminta untuk tidak mengejan karena kepala bayi sudah keluar. Dari sini, dokter lah yang bertugas untuk menarik bayi keluar.
Nah, semoga informasi mengenai distosia bahu ini membantu ya. Tetap rutin periksakan kandungan agar tidak mengalami distosia bahu atau persalinan macet ya.
Simak juga hal yang memudahkan persalinan di bawah ini:
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
PCOS: Kenali Tanda, Penyebab hingga Dampaknya untuk Program Hamil

Kehamilan
Penyebab dan Cara Mencegah Kanker Serviks, Penyakit Mematikan pada Wanita

Kehamilan
Solusio Plasenta, Ari-ari Lepas dari Dinding Rahim yang Bahayakan Ibu & Janin

Kehamilan
Waspadai Plasenta Previa, Bahaya Jalan Lahir Tertutup Ari-ari

Kehamilan
Penyebab Persalinan Macet atau Distosia, Kondisi yang Buat Sulit Melahirkan


5 Foto
Kehamilan
5 Potret Felicya Angelista Hamil 7 Bulan, Ungkap Naik 12 Kg
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda