
kehamilan
Waspadai Plasenta Previa, Bahaya Jalan Lahir Tertutup Ari-ari
HaiBunda
Rabu, 21 Oct 2020 06:58 WIB


Memasuki trimester tiga, ada beberapa risiko persalinan yang patut ibu hamil waspadai. Salah satunya terjadinya plasenta previa, yang bisa menyebabkan pendarahan hebat hingga berujung kematian.
Plasenta previa adalah kelainan letak plasenta pada kehamilan. Normalnya, plasenta berada di atas, di fundus, bukan di jalan lahir. Namun saat ibu hamil mengalami plasenta previa, posisi plasenta menutupi jalan lahir sehingga tidak bisa melahirkan normal.
Baca Juga : 3 Tips Menjaga Plasenta Tetap Sehat Selama Hamil |
Kebanyakan Ibu hamil yang mengalami plasenta previa harus melalui persalinan dengan operasi caesar. Hingga saat ini, angka ibu hamil yang mengalami plasenta previa cukup tinggi di Indonesia yakni sekitar 5 persen.
Tipe plasenta previa
Plasenta previa parsialis
Tipe plasenta previa parsialis yaitu ketika sebagian plasenta menutupi jalan lahir.
Plasenta previa marginalis
Tipe plasenta previa marginalis yaitu plasenta berada di tepi lubang serviks bagian dalam.
Plasenta previa totalis
Tipe plasenta previa totalis benar-benar menutup jalan lahir. Yang dianggap paling parah adalah totalis karena benar-benar menutup jalan lahir.
Gejala plasenta previa
Ibu hamil yang mengalami plasenta previa biasanya mengalami perdarahan di trimester ketiga, atau memasuki minggu ke-34 kehamilan. Ini dipicu oleh kontraksi. Itu sebabnya, ibu hamil sangat disarankan untuk menghindari terjadinya kontraksi.
Penyebab plasenta previa
Normalnya plasenta tumbuh ke atas seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Namun, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan plasenta tumbuh di bawah, menutup jalan lahir. Inilah yang kemudian disebut dengan kondisi plasenta previa.
Nah, berikut penyebab terjadinya plasenta previa:
1. Infeksi
Plasenta previa terjadi karena adanya riwayat infeksi. Hal ini berkaitan dengan kebersihan dan kesehatan kelamin. Kebersihan kelamin suami juga turut menjadi faktor yang bisa menyebabkan infeksi pada ibu hamil.
2. Riwayat keguguran dengan kuret
Seorang Bunda yang memiliki riwayat keguguran dengan tindakan kuret untuk mengeluarkan janin yang gugur, juga bisa menyebabkan risiko plasenta previa.
3. Riwayat operasi Caesar dan operasi pengangkatan miom
Seorang ibu yang memiliki riwayat operasi caesar di persalinan sebelumnya, berisiko mengalami plasenta previa. Begitu pun pada riwayat operasi pengangkatan mioma, yakni tumbuhnya daging di Rahim. Hal ini terjadi karena luka dan kondisinya kurang bersih membuat plasenta bisa tumbuh di bawah, menutupi jalan lahir.
4. Melahirkan lebih dari tiga kali
Ibu yang memiliki riwayat melahirkan tiga hingga empat kali atau lebih, kemungkinan berisiko mengalami plasenta previa. Ini karena adanya ada locus minoris sehingga menyebabkan plasenta tumbuh di bawah.
5. Riwayat plasenta previa
Pada ibu yang sebelumnya memiliki riwayat plasenta previa, kemungkinan besar mengalami kembali plasenta previa. Ada risiko plasenta tumbuh di bawah menutupi jalan lahir lagi di kehamilan berikutnya.
Kapan plasenta previa bisa diketahui?
Plasenta previa bisa dilihat ketika USG di usia 34-36 minggu. Kemudian di usia kehamilan ini, barulah diputuskan bahwa plasenta memang terletak di bawah, menutupi jalan lahir.
Sebaliknya, jika hamil muda usia 16-24 minggu, kemudian plasentanya terletak di bawah ketika USG. Maka, belum bisa dikatakan plasenta previa, karena plasenta masih akan tumbuh ke atas. Jadi, Bunda tidak perlu panik apabila mengetahui plasenta berada di bawah di awal kehamilan.
Penanganan plasenta previa
Satu-satunya jalan untuk mengatasi plasenta previa adalah operasi caesar, tidak ada cara lain, Bunda. Setelah ibu hamil terdiagnosis mengalami plasenta previa di usia 34-36 minggu, biasanya disarankan untuk menghindari kelelahan dan pemicu kontraksi lainnya.
Setelah kehamilan menginjak usia 38 minggu, baru dilakukan operasi caesar menunggu kondisi organ bayi matang atau disebut dengan istilah cukup bulan.
Dampak plasenta previa
1. Perdarahan hebat
Jika ibu hamil yang mengalami plasenta previa melahirkan dengan normal, maka bisa mengalami perdarahan hebat. Darah yang keluar akan mengucur seperti air dari kran, ibu bisa kehilangan 1 liter darah dalam satu menit. Untuk menghentikan perdarahan maka perlu dilakukan beberapa tindakan.
2. Rahim diangkat
Dampak plasenta previa lainnya yaitu rahim diangkat. Tindakan rahim diangkat adalah satu-satunya opsi apabila perdarahan tak kunjung berhenti.
3. Kematian
Dampak buruk perdarahan hebat adalah sang ibu bisa meninggal, kemudian disusul oleh bayinya. Sama seperti sang ibu, bayi bisa meninggal karena lama-kelamaan bisa mengalami anemia, kekurangan darah.
Pencegahan plasenta previa
- Jaga kebersihan kelamin
Ini berlaku untuk pasangan suami istri. Kebersihan kelamin yang terjaga, bisa meminimalkan risiko plasenta previa. Ini karena plasenta bisa tumbuh di segmen bawah uterus jika pernah mengalami infeksi. Apabila terlanjur mengalami infeksi, diobati dahulu sampai sehat, baru rencanakan program hamil.
- Kuret janin dengan baik
Apabila mengalami keguguran, maka tindakan kuret harus dilakukan dengan baik. Hal ini bertujuan agar kuret tidak meninggalkan trauma pada rahim yang membuat plasenta tumbuh di segmen bawah, di kehamilan berikutnya.
Mengingat plasenta previa tidak bisa dilihat gejalanya dari awal, ibu hamil disarankan untuk rutin memeriksakan kandungannya. Sehingga dapat terdiagnosis melalui pemeriksaan USG oleh dokter kandungan.
Kontrol Kehamilan dengan teratur
Kontrol kehamilan dengan teratur dapat mengenali letak plasenta. Sehingga persiapan kehamilan lebih baik dan terencana. Dengan begitu penyulit kehamilan karena plasenta previa dapat diantisipasi
Bunda pernah mengalami pengalaman plasenta previa? Share di kolom komentar yuk! Bagi Bunda yang juga merasakan tanda-tanda seperti di atas bisa bertanya kepada Dr. dr. Suskhan Djusad, Sp.OG(K) di kolom komentar ya.
Dr. dr. Suskhan Djusad, Sp.OG(K)., merupakan dokter Spesialis Obstetri Ginekologi, dan Konsultan Uroginekologi dan Rekonstruksi Vagina, Departemen Medik Kebidanan dan Penyakit Kandungan di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RS Pantai Indah Kapuk, Jakarta.
Beliau sudah lebih 20 tahun berpraktik sebagai dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan di beberapa rumah sakit.
Saat ini, Suskhan juga menjabat sebagai Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM.
Serta Dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Bunda, simak juga yuk 8 faktor yang bisa memicu keguguran dalam video di bawah ini:
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
PCOS: Kenali Tanda, Penyebab hingga Dampaknya untuk Program Hamil

Kehamilan
Endometriosis: Penyebab dan Gejala, Serta Cara Bedakan dengan Nyeri Haid

Kehamilan
10 Mitos & Fakta Masa Subur Wanita yang Pengaruhi Keberhasilan Program Hamil

Kehamilan
Penyebab dan Cara Mencegah Kanker Serviks, Penyakit Mematikan pada Wanita

Kehamilan
Solusio Plasenta, Ari-ari Lepas dari Dinding Rahim yang Bahayakan Ibu & Janin


7 Foto
Kehamilan
7 Potret Sabrina Anggraini Istri Belva Devara Jalani Trimester 3, Tak Sabar Sambut Baby Girl
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda