Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Solusio Plasenta, Ari-ari Lepas dari Dinding Rahim yang Bahayakan Ibu & Janin

Dr. dr. Suskhan Djusad, Sp.OG (K)   |   HaiBunda

Selasa, 27 Oct 2020 10:15 WIB

Dokter Sisipan
Dr. dr. Suskhan Djusad, Sp.OG (K)
Kepala departemen obstetri dan ginekologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo. Dosen Senior di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Doctor checking baby heart rate of pregnant woman, regular check-up, motherhood
Solusio plasenta yang bahayakan ibu dan janin/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Motortion
Jakarta -

Solusio plasenta merupakan salah satu masalah serius pada kehamilan. Solusio plasenta adalah kondisi lepasnya plasenta dari tempat implantasi, dinding rahim sebelum bayi lahir.

Kondisi tak hanya membahayakan janin, melainkan juga ibu. Sebab, apabila tak ditangani dengan segera, bisa menyebabkan kematian janin dan ibu.

Faktor risiko solusio plasenta

Solusio plasenta disebabkan oleh beberapa faktor pemicu atau risiko. Kondisi ini bisa dipicu oleh faktor risiko yaitu hipertensi. Apabila tensi darah naik tinggi, plasenta bisa terlepas dari tempat implantasi atau dinding rahim.

Faktor lainnya adalah terjadinya trauma. Kejadiannya seperti misalnya ibu hamil terjatuh, perutnya terbentur, atau bisa juga perut diinjak oleh anak yang lebih besar saat tidur. Kecelakaan seperti ini bisa membuat ibu hamil mengalami solusio plasenta.

Gejala solusio plasenta

Solusio plasenta bisa terlihat dari USG di usia 28 minggu. Namun, umumnya ada keluhan dari pasien terlebih dahulu. Keluhan yang paling sering terjadi adalah adanya perdarahan.

Keluhan lainnya adalah nyeri di ulu hati. Perlu dicatat, tidak seperti plasenta previa di mana ibu mengalami kontraksi ritmik, ibu hamil jarang, bahkan tidak mengalami kontraksi sama sekali apabila mengalami solusio plasenta.

Pemeriksaan yang dibutuhkan untuk mengetahui solusio plasenta

Inspekulo

Sebelum pemeriksaan USG, ada pemeriksaan oleh dokter kebidanan yaitu inspekulo. Dilihat darahnya bagaimana, kondisi Hb, dan dicek tensi darah ibu hamil. Ini karena ibu hamil dengan solusio plasenta mengalami hipertensi sebelumnya.

Pemeriksaan USG

Dari pemeriksaan USG, akan terlihat dengan jelas apakah ibu hamil mengalami solusio plasenta. Lalu, ditentukan pula derajat keparahannya. Apakah derajat yang dialami itu ringan, sedang, atau berat.

Solusio plasenta masih bisa dikatakan derajat ringan apabila solusionya tidak terlalu besar, dan tidak sampai setengah yang terlepas dari tempat implantasi.

Lalu, solusio plasenta bisa dikatakan derajat sedang yaitu apabila dari lekukan hingga setengah plasenta terlepas. Sementara, derajat berat yaitu ketika lebih dari setengah plasenta terlepas dari implantasi.

Penanganan solusio plasenta

Solusio plasenta derajat ringan masih bisa ditangani dengan tindakan konservatif. Misalnya, ibu hamil disuruh tidur, banyak berbaring, kemudian diberikan obat-obat penenang supaya tidak menimbulkan kontraksi.

Kenapa harus berbaring dan diberi obat? Karena kemungkinan terlepasnya plasenta masih bisa meluas. Lalu, apabila pasien mengalami solusio plasenta derajat sedang dan berat, harus segera dioperasi, dikeluarkan bayi dan plasentanya.

Operasi tersebut tidak boleh dilakukan sampai bayi cukup umur, melainkan harus dilakukan sesegera mungkin untuk menyelamatkan bayi dan ibunya.

Jika solusio plasenta terjadi ketika bayi cukup umur atau menjelang persalinan, maka dokter akan melihat dahulu kondisinya. Apabila sudah ada pembukaan, bisa dilanjutkan ke persalinan normal. Sebaliknya, jika belum ada pembukaan, maka perlu ditindak caesar.

Dampak solusio plasenta

1. Perdarahan

Solusio plasenta bisa menyebabkan perdarahan ibu hamil. Jika tidak ditangani dengan cepat maka bisa terjadi gangguan pembekuan darah. Hal ini karena banyaknya perdarahan maka terjadi hiperkoagulasi.

Dampak lainnya yaitu kontraksi uterus terganggu. Bila kontraksi uterus terganggu, lama-kelamaan uterus atau rahim bisa berwarna biru.

Rahim berwarna biru karena tidak bisa mengalami kontraksi. Apabila mengalami hal tersebut, rahim ibu bisa diangkat (histerektomi).

2. Gangguan ginjal, hepar, dan jantung

Dampak lainnya karena perdarahan akibat solusio plasenta adalah gangguan ke ginjal, hepar, dan bisa jantung.

3. Kelahiran prematur

Sementara dampaknya pada janin yaitu kelahiran prematur. Ini terjadi jika masih berusia 28 minggu, belum cukup umur tapi ibu mengalami solusio plasenta dan segera dioperasi.

4. Kematian ibu dan janin

Terakhir, dampak yang paling parah jika plasenta benar-benar terlepas dan tidak segera dioperasi, bayi akan meninggal dan kemudian ibu juga bisa meninggal.

Pencegahan solusio plasenta

Untuk mencegah terjadinya solusio plasenta, semua faktor risiko yang disebutkan di atas tadi dihilangkan. Misalnya, ibu hamil memiliki riwayat hipertensi, maka harus segera diobati, dikontrol tensi darahnya.

Lalu, hindari hal-hal yang bisa menimbulkan trauma. Lebih berhati-hati dan menjaga keseimbangan ketika berjalan, naik kendaraan seperti motor, dan tidak tidur bersama batita terlebih dahulu.

Kemudian, rajin menghitung tendangan bayi. Biasanya jika ibu dalam keadaan bangun, 2-3 jam sekali bayi akan bergerak. Apabila tidak bergerak meski sudah dipancing, segera periksakan ke dokter.

Supaya rahim tidak diangkat akibat solusio plasenta, kenalilah solusio plasenta lebih awal. Jika sudah diketahui lebih awal, misalnya pasien memiliki derajat ringan atau sedang, diobati dahulu, diminta untuk istirahat berbaring. Jika pasien memiliki derajat berat, maka bayi dan plasenta harus segera dikeluarkan. Jadi tidak ada risiko pengangkatan rahim.

Perlu dicatat, solusio plasenta bukan kondisi yang bisa berulang. Belum tentu di kehamilan selanjutnya bisa mengalamin solusio plasenta. Hal ini karena kembali lagi dengan faktor risiko yang menjadi pemicu.

Angka kejadian soluiso plasenta berkisar 5-10 persen. Tergantung bagaimana kondisi seperti hipertensi ibu hamil bisa dikontrol atau tidak. Kalau dikontrol dan dihindari faktor pemicunya, maka angka kejadiannya bisa sedikit sekali yaitu di bawah 3 persen.

Jadi, lebih baik mencegah ya, Bunda, daripada terjadi risiko yang membahayakan ibu dan janin. Bunda pernah punya pengalan yang sama Atau, ingin bertanya lebih jauh mengenai solusio plasenta? Share dan tulis di kolom komentar yuk!

Bunda, simak juga curhatan Marissa Nasution yang pernah kehilangan salah satu anak kembarnya saat masih di kandungan, dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(aci/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda