
kehamilan
Penyebab Keputihan Saat Hamil & 4 Tips Menghadapinya
HaiBunda
Rabu, 16 Feb 2022 16:29 WIB

Kehamilan terkadang bisa membingungkan sekaligus menggembirakan, dan tidak selalu mudah untuk membedakan perubahan mana yang normal dan mana yang perlu dikhawatirkan. Salah satu perubahan yang kerap membuat Bunda hamil bingung adalah keputihan. Keputihan saat hamil dapat bervariasi baik dalam hal konsistensi atau ketebalan, frekuensi, dan jumlah selama kehamilan.
Keputihan saat hamil
Salah satu tanda awal kehamilan adalah peningkatan keputihan, dan ini berlanjut sepanjang kehamilan. Keputihan normal, yang dikenal sebagai leukorea, akan tampak encer, bening, atau putih susu, dan berbau ringan.
Perubahan keputihan dapat dimulai sejak awal kehamilan bahkan dari satu hingga dua minggu setelah pembuahan, bahkan sebelum Bunda telat menstruasi. Saat kehamilan Bunda berlanjut, pelepasan keputihan ini biasanya menjadi lebih terlihat, dan paling berat di akhir kehamilan Bunda. Bunda sebaiknya memakai panty liner tanpa pewangi jika dirasa membutuhkan.
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, Bunda mungkin juga akan memperhatikan bahwa keputihan Bunda mengandung garis-garis lendir kental dengan garis-garis darah. Ini adalah tanda awal persalinan dan tidak perlu dikhawatirkan.
Apa penyebab keputihan saat hamil?
Dilansir dari What to Expect, saat hamil, peningkatan kadar estrogen menyebabkan peningkatan aliran darah ke daerah panggul. Lebih banyak aliran darah merangsang selaput lendir tubuh, menyebabkan peningkatan keputihan pada awal kehamilan dan seterusnya.
Dan keputihan ini memiliki tujuan penting: Keputihan menghilangkan sel-sel mati dari vagina, melindungi jalan lahir dari infeksi dan menjaga keseimbangan bakteri yang sehat di dalam vagina.
![]() |
Apa penyebab perubahan pada keputihan?
Keputihan surut dan mengalir sepanjang siklus menstruasi wanita karena fluktuasi kadar hormon. Begitu Bunda hamil, hormon terus berperan dalam perubahan keputihan Bunda.
Perubahan pada serviks selama kehamilan juga mempengaruhi keputihan. Saat serviks dan dinding vagina melunak, tubuh memproduksi cairan berlebih untuk membantu mencegah infeksi.
Kepala bayi Bunda mungkin juga menekan leher rahim saat Bunda mendekati akhir kehamilan Bunda, yang sering menyebabkan peningkatan keputihan.
"Beberapa wanita mengalami peningkatan keputihan selama kehamilan, dan beberapa tidak mengalami peningkatan sama sekali," kata Karen Nordahl, MD, dikutip dari Parents.
Keputihan selama kehamilan biasanya normal jika kental, lengket, dan terlihat sangat mirip lendir. Vagina menghasilkan cairan untuk menjaga serviks tetap lembab, tertutup, dan sehat.Â
Tips hadapi keputihan saat hamil
- Mandi secara teratur dan kenakan celana dalam dengan lapisan katun yang menyerap keringat. Menjaga agar tetap bersih dan kering membantu menjaga keseimbangan bakteri dan mencegah infeksi vagina.
- Kenakan pembalut atau panty liner jika perlu. Ini menyerap kelebihan cairan dan dapat membantu Bunda merasa lebih nyaman. Jangan gunakan tampon, yang bisa memasukkan kuman ke dalam vagina Bunda.
- Tidak perlu menggunakan douche. Douching belum terbukti aman pada kehamilan dan harus dihindari sepenuhnya. Ini juga dapat mengganggu keseimbangan alami mikroorganisme di vagina Bunda dan menyebabkan vaginosis bakteri.
- Jangan pakai tisu basah khusus vagina. Vagina Bunda dapat membersihkan diri. Tisu dapat mengubah pH di saluran genital Bunda, meningkatkan risiko infeksi. Jika memang terpaksa, pilihlah tisu yang aman untuk pH dan bebas alkohol dan bahan kimia.
Kapan harus menghubungi dokter tentang keputihan saat hamil
Bunda sebaiknya menghubungi dokter Bunda jika:
- Keputihan Bunda berwarna kekuningan, kehijauan, bercampur darah atau kental dan seperti keju
- Vagina Bunda memiliki bau busuk atau amis
- Bagian dalam vagina dan atau vulva Bunda terasa seperti terbakar atau gatal
- Terasa terbakar saat Bunda buang air kecil
- Terasa menyakitkan saat berhubungan seksual
Bunda mungkin mengalami infeksi (seperti infeksi jamur yang diinduksi kehamilan atau vaginosis bakterial), mungkin terkait dengan perubahan keseimbangan ragi dan bakteri di vagina. Dokter Bunda dapat meresepkan pengobatan, seperti obat antijamur atau antibiotik, untuk mengembalikan keseimbangan yang tepat di sana dan menjernihkan gejala Bunda.
Keputihan yang tidak normal juga bisa menjadi tanda penyakit menular seksual seperti klamidia, gonore atau trikomoniasis, yang kesemuanya memerlukan diagnosis dan pengobatan cepat bagi Bunda dan pasangan.
Bunda juga sebaiknya menghubungi dokter Bunda jika Bunda melihat keluarnya cairan yang berlebihan, yang kemungkinan merupakan tanda cairan ketuban Bunda rembes.Â
Tetapi walau keputihan dapat mengotori pakaian dalam Bunda, yakinlah bahwa keputihan biasanya normal terjadi dan memiliki tugas mulia untuk melindungi Bunda dan bayi Bunda. Dan jika keputihan tampak mengganggu atau mengkhawatirkan maka jangan ragu untuk segera ke dokter agar dapat segera mendapat perawatan terbaik ya, Bunda.
Â
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Keputihan saat Hamil Trimester 1, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kehamilan
5 Penyebab Keluar Cairan Putih saat Hamil dan Cara Mengatasinya, Waspadai Bun

Kehamilan
7 Warna Keputihan Saat Hamil, Perhatikan yang Berbahaya dan Harus ke Dokter

Kehamilan
9 Tanda Kehamilan yang Kerap Terlewatkan, Keputihan hingga Sembelit

Kehamilan
Keputihan Saat Hamil, Seperti Apa yang Berbahaya?


5 Foto
Kehamilan
5 Potret Menakjubkan Ilustrasi Janin dalam Rahim dari Trimester 1-Trimester 3
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda