Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

7 Penyebab Stillbirth atau Bayi Lahir Mati, Bunda Perlu Tahu

Nanie Wardhani   |   HaiBunda

Senin, 21 Mar 2022 14:10 WIB

3D Ultrasound image
Ilustrasi penyebab stillbirth/ Foto: iStock

Bayi lahir mati, atau stillbirth adalah salah satu kata paling menakutkan bagi ibu hamil. Meski jarang, lahir mati dapat terjadi bahkan dalam kehamilan yang tampak sangat normal, yang membuat kejutan, ketidakpercayaan, dan patah hati menjadi lebih menyiksa.

Apa itu lahir mati atau stillbirth?

Dilansir dari What to Expect, stillbirth atau kelahiran mati adalah keguguran yang terjadi pada akhir kehamilan yang terjadi pada atau setelah usia kehamilan 20 minggu.

Kapan lahir mati biasanya terjadi?

Kebanyakan lahir mati terjadi sebelum persalinan dimulai. Lahir mati dini terjadi antara minggu 20 dan 27, lahir mati terlambat terjadi antara minggu 28 dan 36, dan lahir mati aterm terjadi sejak minggu 37.

Seberapa umumkah lahir mati?

Lahir mati relatif jarang terjadi, bisanya terjadi pada sekitar 1 dari 160 kehamilan.

Melahirkan stillbirth merupakan ketakutan yang dialami banyak orang saat hamil. Jika itu terjadi pada Bunda maka tentu saja merupakan hal yang wajar jika Bunda ingin memahami apa yang menyebabkan lahir mati. Sayangnya, dokter tidak selalu memiliki jawaban untuk pertanyaan ini.

Penyebab stillbirth dapat bervariasi berdasarkan usia kehamilan dan faktor risiko yang mendasarinya, meskipun dalam beberapa kasus penyebabnya tidak diketahui.

Ilustrasi ibu hamilIlustrasi penyebab stillbirth/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Mykola Sosiukin

Berikut adalah beberapa penyebab umum stillbirth, dilansir dari Very Well Family.

1. Kelainan kromosom dan cacat Lahir

Kelainan kromosom diketahui menyebabkan sebagian besar keguguran, tetapi masalah kromosom tertentu dan cacat lahir juga dapat meningkatkan risiko stillbirth.

Kelainan kromosom, terutama yang berhubungan dengan kelainan anatomi atau cacat lahir, merupakan persentase yang tinggi dari bayi lahir mati.

Menurut National Institutes of Health (NIH), sekitar 14 persen stillbirth disebabkan oleh cacat lahir atau kondisi genetik. 

2. Pembatasan pertumbuhan intrauterin

Pembatasan pertumbuhan intrauterin (IUGR) adalah suatu kondisi di mana janin secara signifikan lebih kecil dari yang diharapkan untuk usia minggu kehamilan. Pada kasus yang parah, kondisi ini dapat menyebabkan lahir mati atau peningkatan risiko kehilangan bayi baru lahir (mungkin karena bayi tidak mendapatkan oksigen atau nutrisi yang cukup).

Kondisi kesehatan dan gaya hidup ibu hamil juga dapat meningkatkan risiko hambatan pertumbuhan intrauterin. Beberapa faktor risiko spesifik adalah preeklamsia, tekanan darah tinggi yang diinduksi kehamilan, dan merokok selama kehamilan.

Sebagai bagian dari perawatan prenatal standar, penyedia layanan kesehatan memantau dengan cermat pertumbuhan janin, yang memberi mereka kesempatan untuk melakukan intervensi jika janin tampak berisiko.

3. Solusio plasenta dan komplikasi obstetrik lainnya

Solusio plasenta adalah suatu kondisi di mana plasenta tiba-tiba terlepas dari dinding rahim selama kehamilan saat janin masih dalam kandungan.

Hal ini bisa terjadi karena kondisi kesehatan ibu hamil, trauma pada perut di kemudian hari, atau kelainan struktur pada rahim. Faktor gaya hidup, seperti merokok atau penggunaan zat terlarang tertentu, juga dapat meningkatkan risiko.

Jika Bunda mengalami gejala-gejala ini saat Bunda hamil, segera hubungi penyedia layanan kesehatan Bunda ya.

Komplikasi obstetrik lainnya, seperti kehamilan kembar dan cairan ketuban yang kurang juga diyakini menjadi faktor penyebab stillbirth. 

4. Infeksi

Infeksi bakteri dan virus tertentu termasuk infeksi menular seksual (IMS), dapat meningkatkan risiko stillbirth. Infeksi merupakan faktor pada sekitar 13 persen bayi lahir mati. 

5. Kecelakaan tali pusat

Kecelakaan tali pusat selama kehamilan, seperti simpul yang ketat pada tali pusat atau tali pusat menjadi terlalu erat melilit leher bayi, jarang terjadi. Sekitar 10 persen stillbirth berhubungan dengan kelainan tali pusat. 

6. Kehamilan jauh melewati estimasi tanggal melahirkan

Penelitian menunjukkan bahwa kehamilan yang melewati usia kehamilan 42 minggu berisiko lebih tinggi untuk lahir mati, kemungkinan karena plasenta kehilangan kemampuannya untuk menopang janin.

Untuk menghindari komplikasi, penyedia layanan kesehatan biasanya merekomendasikan induksi persalinan pada atau sebelum usia kehamilan 42 minggu.

7. Kondisi medis tertentu

Beberapa kondisi medis yang mungkin dimiliki ibu hamil juga dikaitkan dengan peningkatan risiko lahir mati. Ini bisa menjadi kondisi yang dimiliki seseorang sebelum hamil atau yang berkembang selama kehamilan.

Kondisi kesehatan yang mungkin menyebabkan lahir mati meliputi:

  • Kondisi autoimun (seperti lupus)
  • Gangguan pembekuan darah tertentu
  • Diabetes
  • Tekanan darah tinggi 
  • Kegemukan

Jika kehamilan Bunda diperumit oleh salah satu dari kondisi ini, penyedia layanan kesehatan Bunda mungkin merekomendasikan pengujian dan/atau persalinan sebelum estimasi tanggal melahirkan.

 

[Gambas:Video Haibunda]



(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda